Aku terjatuh kemudian terjungkal
Otakku memanas jantungku berdebar begitu kencang
Perasaan bersalah sedang menghantuiku
Aku tak tahu Tuhan, apa yang harus ku lakukan untuk meminta maaf kepada hamba-Mu
Aku terlalu serakah
Kenangan dari masalalu menggeroti jiwaku
Terlalu aku sederhakan justru membuat semakin runyam
Aku tidak menyadari itu
Aku palsu
Aku hilang arah
Aku tidak melihat dirinya sebagai sosok yang baru
Aku diselimuti pola-pola masalalu yang masih menjalar di sekujur tubuhku
Aku jahat
Sibuk memancarkan api dan menggali-gali seribu alasan untuk melihat dirinya dari satu sisi
Hingga kehilangan sisi yang lain
Aku kalut
Aku mempunyai hak atas otoritas tubuhku
Aku mendekap tubuhku dengan kuat dan berkata dengan penuh penyesalan "Kamu Bodoh"
Aku tidak mempercayai itu
Apa yang telah aku lakukan , aku lupa
Aku buta
Aku egois
Aku hanya mementingkan perasaan sendiriÂ
Tanpa aku sadari aku menyakiti dirinya yang penuh ketulusan
Maafkan aku, perihal hari iniÂ
Kejadian buruk menerimamu
Memberikan goresan luka baru
Aku kalap
Maafkan aku, aku rancu.
Maafkan aku, aku salah.
Maafkan aku sayangku
Bibirku bergetar dan otakku tak berhenti berputar untuk mengatakan apa adanya perihal hari ini
Tidak bisa berhenti untuk berusaha mencari tahu perihal apa yang terjadi kepadamu
Tuhan, Â aku sungguh menyesal.
Tuhan, lalu aku harus bagaimana untuk menyelesaikan permasalahan ini
Bisakah aku menggapainya kembali?
Pantaskah aku menerima kebaikan dirinya lagi?
Aku terlalu malu, mengatakan sejujurnya perihal apa yang aku rasakan
Aku hanya bisa berharap penuh kecemasan menunggu balasanmu
Aku menunggumu
Aku harap kamu segera menghubungiku Enalxyn, orang baik.
Maafkan aku atas kekecawaan ini yang sibuk membuatu cemburu.
Petaka menyelimutiku.
Yogyakarta, 14 Mei 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H