Film ini berhasil memborong empat piala dengan nominasi Sutradara Terbaik, Aktris Utama Terbaik, Pemeran Pendukung Perempuan Terbaik, dan Film Terbaik (Dewi,2020).
Film tersebut ditayangkan di bioskop seluruh Indonesia. Selain itu, diadakan roadshow di Bandung oleh produser film "Sang Penari" (Bisnis.com,2011). Tahun 2020, film ini bisa kita nikmati di Netflix (Dewi,2020).
Pembahasan akan berfokus pada pergolakan batin tokoh Srintil. Titik ulasan menggunakan teori psikoanalisis.
Komponen yang akan diulas meliputi alam bawah sadar dan kesadaran, relasi individu, identitas dan identifikasi, id, ego, dan superego, neuroris dan psychosis, imajinasi, realitas, dan simbol (Ryan,2012, p.46-48). Saya mengulas komponen tersebut dengan menimbang pengalaman memerankan karakter penari ronggeng.
Sikap mandiri Srintil tumbuh ketika mampu mengurus dirinya sendiri hingga dewasa. Srintil mempunyai sikap yang lemah lembut ditilik dari kesukaannya dalam menari.
Srintil sedari kecil sudah mempunyai mimpi menjadi penari. Terkupas secara visual ketika adegan Srintil mempunyai kebiasaan refleks menggerakan anggota tubuhnya ketika ada alunan musik.
Di sisi lain, Srintil menolak realitas dan memaksakan diri untuk memperjuangkan cintanya dengan Rasus tanpa melihat bahwa dirinya  sebagai penari ronggeng. Rasus dipaksakan untuk memahami diri Srintil atas hasratnya dalam menari. Tergambar jelas dalam dialog, "Kamu mbok tahu dari dulu aku seneng joget".
Titik itu, Srintil egois bahkan tidak memahami dirinya sendiri. Apalagi memahami Rasus. Srintil sibuk mengejar ambisinya sehingga luput dan mengesampingkan Rasus. Ia semakin berfantasi ketika dirinya dipuji suaranya, bau tubuhnya sudah layak untuk menjadi penari ronggeng.
Celah ini membuktikan Srintil sedang memperlihatkan isi kepalanya. Adegan terlihat dari mimik wajah yang sumeh dan posisi muka mengadah pertanda membayangkan mimpi yang ingin digapai.