Mohon tunggu...
Maria Ave
Maria Ave Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Eritrosit, Antara Waktu dan Intensitas

25 November 2017   23:17 Diperbarui: 26 November 2017   00:21 1152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Halo para pembaca setia! Bulan ini, saya akan menyuguhkan informasi mengenai si peran pennting dalam proses pengedaran oksigen ke jaringan-jaringan dalam tubuh kita. Ya, eritrosit atau sel darah merah merupakan salah satu jenis sel darah yang berbentuk lempeng bikonkaf yaitu seperti piringan dengan cekung di kedua bagian tengahnya. Eritrosit pada mamalia tidak memiliki inti di tengahnya.  Diameternya kira-kira 8 mikrometer, tepi luar tebalnya 2 mikrometer, dan tepi dalam tebalnya 1 mikrometer.

Si kecil ini, biasanya berenang-renang di plasma darah yang juga terdapat berbagai jenis sel lainnya dan komponen lainnya. Pada hakikatnya, eritrosit merupakan pembungkus hemoglobin yang terdapat di dalamnya sebagai pengikat oksigen. Terdapat sekitar 250 juta molekul hemoglobin di dalamnya.  Hemoglobin tersusun dari protein globin. Globin terdiri dari 4 rantai polipeptida yang melekat pada empat gugus hem yang mengandung zat besi. Hem inilah yang berperan dalam pewarnaan darah. Warna merahnya sendiri, berasal dari sang Hemoglobin yang berikatan dengan oksigen. Apabila Hemoglobin berikatan dengan Carbon, maka akan menghasilkan warna ungu.

Ukuran eritrosit yang kecil ini sesuai dengan fungsinya. Supaya dapat diedarkan, oksigen akan berdifusi melewati membran plasma sel darah merah, semakin sel darah merah berukuran kecil, maka semakin besar total luas permukaan membran plasma dalam suatu volume darah. Bentuknya yang bikonkaf ini juga menambah luas permukaannya.

Eritrosit biasanya pada umur 100-120 hari sudah bersirkulasi. Enzzim plasma eritrosit mampu memproduksi ATP dalam waktu yang terbatas. fragmen-fragmen sel darah yang rusak akan difagositosis oleh makrofag untuk digunakan kembali. Prosesnya berlangsung di limpa, hati. Dan sumsum tulang. Fragmen-fragmen adalah globin, hem, dan zat besi.

Nah, setelah mengetahui sedikit identitas lakon utama kita, saya ingin memulai dengan sebuah pertanyaan. Apakah eritrosit kita semakin waktu semakin melemah? Memang sudah layaknya begitu, atau eritrosit kita semakin melemah karena aktivitas orang zaman sekarang yang cenderung mengejar waktu?

Menurut saya, eritrosit kita benar-benar semakin waktu ini semakin melemah. Eritrosit yang kita miliki sekarang mungkin tidak bisa bertahan selama 120 hari. Hal ini karena berbagai faktor seperti gaya hidup zaman sekarang. Masyarakat modern sekarang cenderung lebih sibuk dan lebih memanfaatkan waktu dengan bekerja serba cepat. Kebiasaan ini membuat tubuh kita sering terforsir untuk bekerja, dan terjadi kecenderungan untuk kegiatan bekerja yang 'berlebihan'. Sebagai contoh, dalam sehari seseorang memilih untuk tidur kurang dari 4 jam untuk mengejar produktivitas. Tanpa disadari, kebiasaan memotong waktu tidur ini mampu merusak sel-sel eitrosit dalam tubuh kita.

Mengapa bisa demikian? Hal ini karena radikal bebas yang terus ada dan diproduksi lalu tidak dilawan pleh antioksidan. Radikal bebas dapat menyebabkan kualitas membran plasma menurun, salah satunya menjadi semakin tipis sehingga mempersulit proses difusi pada sel darah merah tersebut. Selain itu, karena penurunan kualitas membran plasma, elastisitas sel darah merah juga ikut menurun. Semakin turun kualitas sel darah merah, bisa dikatakan semakin memendek usianya. Karena semakin mendekati waktu untuk mati, daya elastisitas sel darah merah juga ikut menurun. Elastisitas sel darah merah adalah pusat mekanisme penghapusan sel darah merah.

Daya elastisitas juga dipengaruhi oleh kadar hemoglobin di dalam sel. Sedangkan, pekat tidaknya hemoglobin juga dipengaruhi oleh kadar air di dalamnya. Bila kurang, maka daya elastisitas juga ikut menurun dan membran menjadi rapuh. Hal ini merupakan salah satu penyebab dari timbulnya stress oksidatif. Stress oksidtif adalah kondisi di mana tubuh terlalu banyak komponen radikal bebas yang melebihi kapaitas tubuh untuk menetralkannya.

Eritrosit yang terkena pengaruh radikal bebas ini juga bisa disebut 'tua' atau terjadi degenerasi sel. Karena itu, sel-sel makrofag bisa saja menelan sel eritrosit ini dan menyingkirkannya dari pembuluh darah. Tentunya penyingkiran sel darah merah yang bukan waktunya ini membuat tubuh kita bisa lemas. Disamping sel-sel yang sudah tua disingkirkan, di sumsum tulang merah belum dilakukan pembentukan sel darah merah yang lainnya. Sehingga bisa dikatakan kondisi ini adalah kondisi di mana kekurangan sel darah merah atau anemia.

Radikal bebas ini dapat muncul salah satunya karena tubuh kurang waktu untuk beristirahat atau tidur. Saat kita tertidur, sebenarnya produksi hormon melatonin menjadi menurun karena hormon ini mampu diproduksi saat intensitas cahaya pada retina rendah. Masyarakat sekarang lebih sering bekerja di depan layar komputernya sampai larut. Tentunya hormon meatonin yang bertugas melancarkan aliran darah, menjaga kesehatan sel, dan mampu mengatasi radikal bebas ini tidak mampu melakukan tugasnya dengan baik.

Faktor lain penyebab cepat rusaknya eritrosit karena kesibukan masyarakat zaman sekarang adalah stress. Karena terlalu menekan diri untuk mencapai suatu tujuan manusia waktu-waktu ini rentan terkena stress. Belum menghadapi masalah yang nantinya bisa terjadi saat ia ingin mencapai tujuannya. Saat kita stress, terjadi peningkatan hormon kortisol yang jika berlebihan dihasilkan maka akan menekan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan tekanan darah dan gula darah, dan lainnya. Hormon kortisol yang belebihan ini mampu memicu naikknya radikal bebas dalam tubuh kita.

Faktor ketiga berkaitan dengan pola hidup yang kurang baik. Salah satu penyakit yang mampu ditimbulkan adalah anemia. Anemia adalah kondisi di mana jumlah sel darah merah atau hemoglobin dalam sel darah merah yang berperan mengangkut oksigen  berada di bawah normal. Penderita anemia mengalami transportasi darah yang membawa oksigen terganggu. Hal ini dapat menyebabkan produksi energi yang terbatas, biasanya mereka yang menderita anemia tampak pucat di bagian lidah atau kelopak matanya, serta cepat lelah, sering gelisah, dan bisa mengalami sesak napas. Anemia bisa terjadi karena berbagai faktor: kelainan, pendarahan aktif, karena penyakit kronis, penyakit ginjal, saat kehamilan, kekurangan zat besi, dan karena gizi buruk.

Masyarakat di era sibuk sekarang cenderung melewatkan jam makan mereka dan makan makanan yang kurang sehat. Terlalu sering mengonsumsi makanan yang mengandung banyak zat kimia membuat radikal bebas dari luar juga mudah masuk. Merokok adalah dengan secara sengaja memasukkan zat-zat asing ke dalam tubuh kita sendiri. Kurangnya asupan gizi dari sayur-sayuran dan buah-buahan juga menjadi gaya hidup yang kurang baik karena tidak memperhatikan kesehatan. Terutama tidak banyak mengonsumsi zat besi yang merupakan pemegang peran aktif dalam menghasilkan sel-sel darah merah dan hemoglobin. Selain itu, kebiasaan minum teh dan kopi di Indonesia ini juga menjadi penghambat. Pasalnya, zat besi tidak mampu diserap oleh tubuh manusia karena zat yang ditimbulkan dari kopi dan teh ini.

Selain itu, konsumsi obat-obatan maag juga menjadi salah satu penghambat. Cukup banyak masyarakat Indonesia yang sering mengonsumsi obat-obatan penurun asam lambung. Namun ternyata obat-obatan ini malah menghambat penyerapan zat besi. Penyerapan zat besi sangatlah dibutuhkan manusia untuk regenerasi sel-sel darah merah lainnya. Apabila sel-sel darah merahnya terus -- menerus mengalami kerusakan dan generasi selanjutnya dari eritrosit tersebut tumbuh tidak sebaik sebelumnya karena nutrisi yang digunakan untuk pembentukan sel darah merah tidak mencukupi, maka otomatis bisa dikatakan daya hidup eritrosit pada tubuh manusia tersebut bisa dibilang rendah.

Mungkin dari pembaca sekalian ada yang masih berdebat dengan pertanyaan ini : atlet juga memiliki kegiatan fisik yang berat, mengapa kualitas eritrosit atlet lebih baik dari mereka yang bekerja keras seperti cerita yang sempat diceritakan di atas?

Pertama, tubuh atlet yang sehat adalah pertahanan yang sangat kuat untuk memerangi masuknya si radikal bebas. Atlet yang benar, seharusnya memiliki pola makan yang teratur dan waktu istirahat yang cukup. Sedangkan untuk para pekerja yang berada di dalam gedung sangat mudah lemas karena mereka tidak terbiasa untuk mengatur waktu keseharian mereka.

Kedua, para atlet melakukan latihan yang teratur. Pada dasarnya sama dengan para pejuang sekaligus pekerja di gedung itu, namun yang membuatnya berbeda adalah keteraturan. Secara umum olahraga akan mengakibatkan peningkatan metabolisme tubuh terutama pada otot-otot skeletal, peningkatan metabolisme ini bertujuan meningkatan produksi energi (ATP) untuk memenuhi kebutuhan energi untuk aktivitas tersebut. Peningkatan metabolisme ini diikuti dengan peningkatan kebutuhan O2, untuk memenuhi kebutuhan O2 dan pengeluaran CO2. serta panas diperlukan kerja terpadu berbagai mekanisme kardiovaskular dan pernafasan. Perubahan sirkulasi akan meningkatkan aliran darah ke otot, sementara sirkulasi yang adekuat ke jaringan lain harus dipertahankan (Ganong, 1999).

Aktivitas fisik yang terus menerus tersebut mampu menimbulkan keadaan hipoksia pada tubuh, pada level seluler keadaan hipoksia ini akan memicu faktor transkripsi HIF-1 (hypoxia induced factor-1) yang berperan dalam adaptasi jaringan terhadap keadaan rendah oksigen, HIF-1 pada jaringan di ginjal dan hati akan memicu teranskripsi gen eritropoietin sehingga akan dihasilkan eritropoietin yang akan dilepas ke peredaran darah (Williams, 2007). Teori ini juga didukung oleh penelitian yang memaparkan individu yang hidup di dataran rendah dengan kondisi rendah oksigen pada dataran tinggi, kondisi hipoksia yang terus menerus didapat meningkatkan kadar hemoglobin secara signifikan (Calbet, 2002)

Maksudnya, karena atlet selalu ditempa dan hal itu sudah menjadi kebiasaan yang disimpan di memorinya, dan karena atlet tidak makan sembarang makanan, tubuh atlet malah memiliki eritrosit yang kuat.

Dari penjelasan-penjelasan yang sudah saya tuliskan di atas, saya mengambil kesimpulan bahwa melemahnya eritrosit pada masyarakat modern sekarang ini adalah karena aktivitas yang dilakukan masyarakat atau karena semakin sibuknya masyarakat dengan aktivitasnya. Masyarakat cenderung lebih mementingkan pekerjaan dan bersedia memotong waktu istirahat ataupun makan untuk mengejar target mereka. Sebenarnya ini adalah satu hal yang salah, karena tubuh kita tidak selamanya bisa mengatasi kegiatan yang kita lakukan ini terus-menerus.

Untuk kedepannya, saya berpesan untuk para pembaca sekalian, istirahat dan makan adalah dua hal yang sangat penting dan lebih baik untuk tidak dilewatkan. Selain menjaga tubuh dan menjaga sel darah merah kita untuk terus berumur panjang, dengan tetap menggunakan waktu istirahat dan makan sebaik-baiknya, kondisi mental Anda juga menjadi semakin lebih baik dan stabil. Tidak mudah stress, gelisah, dan lemas. Selain itu, konsumsilah makanan seperti sayuran dan buah-buahan untuk menjaga kelangsungan hidup sel darah merah dan supaya tidak perlu merasakan lemas karena kekurangan sel darah merah. Dengan menyantap makanan seperti itu, selain dampaknya untuk kebaikan sel darah merah kita, dampak baik lainnya ada banyak dan sangat baik untuk kesehatan tubuh kita secara keseluruhan.

Sekian dari saya, mohon maaf apabila terdapat banyak salah dalam penulisan maupun hal lainnya. Terima kasih sudah menyempatkan membaca tulisan saya!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun