“Kamu lihat apa, Sayang?”
“Aku lagi lihat-lihat foto aja.” Jawabku sambil melihat kearahnya. Ya dia istriku.
“Kok yang itu sih. Masa aku lagi sedih gitu kamu foto sih.” Katanya dengan manja.
“Hahahaha.... Tapi, aku suka kok. Buat aku kamu selalu cantik, Rana. Selalu. Tetapi, lebih cantik kalau kamu ...”
“Tersenyum. Itu yang selalu kamu katakan, Langga. Dan aku senang hanya aku yang manggil kamu dengan Langga.” Katanya sambil tersenyum.
Perempuan yang dulu hanya aku bisa lihat tatapan kosongnya, sekarang dia berubah menjadi sangat ceria. Rana sudah meminta maaf kepada mantannya dan mereka bersahabat sekarang. Dan aku pertamanya mengira jika mereka akan kembali menjadi sepasang kekasih. Tetapi, Rana malah mengatakan kalau dia tidak mungkin melakukan kesalahan yang sama dengan meninggalkan seseorang yang berharga untuknya. Dan dia mengatakan itu sambil tersenyum, tersenyum tulus dan senyuman itu sampai ke matanya yang indah.
“Terimakasih, Langga. Kamu mau menemaniku dan membuat aku bangkit dari kesedihanku. Kamu segalanya bagiku. Aku mencintaimu dengan setulus hati.” Kata Kirana yang membuat aku terharu.
“Terimakasih juga, Sayang. Aku mencintaimu dan calon anak kita.” Jawabku lalu mencium keningnya dan perutnya yang membuncit sudah tujuh bulan ini.
#####
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H