Akhirnya tenaga kesehatan yang masih mampu memberikan pelayanan kesehatan harus bekerja ekstra yang berakibat kelelahan baik fisik maupun mental. Kondisi kelelahan ini dapat menimbulkan dampak jangka panjang yang buruk pada kualitas pelayanan kesehatan yaitu depresi, kelelahan ekstrem, dan perasaan tidak kompeten dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang tenaga kesehatan.
Alternatif Penanganan Masalah
Pada Juli 2021, Mohammad Adib Khumaidi selaku Ketua Tim Mitigasi Ikatan Dokter Indonesia menyarankan agar kekurangan dokter umum dapat ditanggulangi dengan memanfaatkan dokter pasca internship untuk menanggulangi COVID-19 sedangkan dokter spesialis dapat dihitung jumlahnya lalu diperbantukan ke lokasi yang dinilai paling membutuhkan. Solusi ini merupakan solusi jangka pendek. Setelah pandemi, masalah kurangnya tenaga kesehatan tetap kita hadapi.Â
Salah satu alternatif yang dapat kita lakukan untuk mengatasi hal ini adalah menambah kuota penerimaan mahasiswa kesehatan di berbagai perguruan tinggi agar tersedia SDM kesehatan yang banyak dan berkualitas. Selain itu perlu ditambahkan insentif dan jenjang karir yang jelas agar tenaga kesehatan tertarik untuk bertugas di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar).Â
Perlu diingat juga bahwa pembangunan infrastruktur harus tetap dilaksanakan guna mendukung tenaga kesehatan karena tanpa fasilitas yang mumpuni akan sulit memberikan pelayanan kesehatan secara maksimal.Â
Lalu akses terhadap pelatihan bersertifikasi perlu dipermudah dan dipromosikan pemerintah agar tenaga kesehatan dapat meningkatkan kompetensinya. Bila penambahan jumlah tenaga kesehatan dan peningkatan kualitas tenaga kesehatan berhasil, maka kita tidak akan memerlukan impor tenaga kesehatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H