Mohon tunggu...
Maria Alfiani Siki
Maria Alfiani Siki Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hoby membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kontroversi Tradisi Merarik Suku Sasak: Antara Kearifan Lokal dan Tantangan Hukum di Indonesia

1 Juli 2024   08:19 Diperbarui: 1 Juli 2024   08:31 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar : lokalisme.com

Kontroversi tradisi Merarik terutama berasal dari interpretasi yang salah. Banyak orang menganggap Merarik sebagai tradisi kawin lari, sehingga konotasi ini membawa pada kesimpulan bahwa laki-laki memaksa perempuan menikah dengan cara melarikannya. Hal ini menyalahi hukum adat Sasak yang memandang Merarik sebagai proses perkawinan yang harus dilakukan dengan cara yang sopan dan terhormat.

  • Tantangan Hukum 

Tantangan hukum tradisi merarik suku sasak terutama berasal dari ketidakkonsistenan antara hukum adat sasak dengan hukum nasional di Indonesia. Hukum adat sasak memandang tradisi Merarik sebagai bagian dari adat mereka, sehingga pelaksanaannya tidak boleh sembarangan dan arogan. Namun, hukum nasional Indonesia memandang Merarik sebagai tindakan  kriminal yang melanggar hukum.

Kearifan Lokal dan Dinamisasi Tradisi

Dalam menjelaskan budaya Merarik, beberapa peneliti memperhatikan dinamisasi tradisi sebagai proses membawa tradisi ke arah penyempurnaannya. 

Dalam hal ini, masyarakat Sasak berupaya menyempurnakan tradisi Merarik agar jangan sampai menindas perempuan Sasak. Dinamisasi tradisi Merarik juga membawa kontribusi pada kreativitas kebudayaan, seperti dalam tradisi upacara batobat, selamatan tampah wirang, dan metikah buah.

 

Kesimpulan

Kontroversi tradisi Merarik Suku Sasak antara kearifan lokal dan tantangan hukum di Indonesia menunjukkan bahwa budaya ini memerlukan evaluasi dan penyempurnaan agar tidak menindas pihak manapun, terutama perempuan yang umumnya menjadi pihak rentan. 

Kearifan lokal dan dinamisasi tradisi Merarik harus dipertahankan dan dikembangkan agar tradisi ini tetap relevan dan tidak menyalahi hukum adat yang ada pada suku sasak tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun