REFLEKSI MODUL 3.3
Memasuki minggu ketiga bulan November kami CGP mempelajari modul 3.3 tentang Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid. Pembelajaran dimulai dengan cerita pengalaman masa lalu dimana CGP terlibat dalam penyusunan programnya. Ternyata walaupun telah terjadi beberapa tahun bahkan puluhan tahun  (sewaktu SMA) yang lalu, namun masih sangat berkesan hingga saat ini. Seperti  itulah gambaran pembelajaran yang bermakna. Pembelajaran yang dihasilkan dari program yang berdampak pada murid atau program yang meningkatkan keterpihakan pada murid.
Perancangan Program yang berdampak pada murid akan menguatkan pemahaman yang telah ada, dan mendorong terwujudnya kepemimpinan murid. Pengalaman seperti inilah yang ingin diwujudkan dalam pembelajaran modul ini.
Hal ini sesuai dengan filosofi Ki Hajar Dewantara yaitu
"Maksud pendidikan itu adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat"
Didalam  modul ini telah diberikan berbagai contoh kasus yang menggambarkan kepemimpinan murid, baik dalam kegiatan intrakurikuler, kokurikuler maupun ekstrakurikuler. Sehingga CGP bisa memahami gambaran program yang berdampak pada murid ini. Alhamdulillah secara teknis pembelajaran dapat berjalan dengan lancar.Â
Saat sesi kolaborasi semua dengan semangat menceritakan pengalamannya menerapkan program yang berdampak pada murid baik yang pernah dilakukan ataupun akan dilakukan. Dan dari proses ini semakin memperkuat pemahaman CGP tentang pembelajaran yang berpusat pada murid . Sekaligus CGP juga dapat mengambil pelajaran baik dari pengalaman pelaksanaan program yang telah dilaksanakan oleh CGP yang lain.
Pembelajaran selanjutnya yaitu sesi elaborasi, yang pelaksanaannya  masih di jam efektif mengajar maka CGP melaksanakan G-meet dari sekolah. Kebetulan hari itu  hujan deras dan mati lampu, sehingga beberapakali terlempar dari room. Sudah dicoba menggunakan paket data, namun tetap hasilnya kurang maksimal karena cuacanya hujan deras sehingga mempengaruhi sinyal.
Walaupun ada sedikit kendala dalam proses pembelajaran di sesi elaborasi namun secara keseluruhan saya sangat senang dan bersemangat mendapatkan materi pada modul ini. Karena dapat merubah "mind set" saya tentang bagaimana merancang pembelajaran dan program yang dilaksanakan sekolah.
Awalnya saya merasa guru telah memahami apa yang dibutuhkan oleh murid. Sehingga tugas guru merancang proses pembelajaran bagi muridnya, dan tidak perlu melibatkan murid. Karena murid adalah objek, sehingga harus menerima apa yang telah dipersiapkan oleh guru untuk mereka. Setelah mempelajari modul ini saya menyadari bahwa saat murid dilibatkan dalam proses penyusunan proses pembelajarannya atau program yang akan dilaksanakan maka akan menguatkan semangat mereka untuk terus  berusaha agar bisa. Dan bila hal ini dapat terwujud , mereka akan mengingat proses tersebut sepanjang hidunya. Inilah gambaran pembelajaran yang bermakna sekaligus mendorong terwujudnya kepemimpinan murid.
Banyak hal yang saya dapatkan dari Pembelajaran di modul ini diantaranya yang dimaksud dengan kepemimpinan murid atau  "Student Agency" yaitu kemampuan murid untuk mengarahkan pembelajaran mereka sendiri, membuat pilihan-pilihan, menyuarakan opini, mengajukan pertanyaan dan mengungkapkan rasa ingin tahu, berpartisipasi dan berkontribusi pada komunitas belajar, mengkomunikasikan pemahaman mereka kepada orang lain, dan melakukan tindakan nyata sebagai hasil proses belajarnya.
Ketika murid menunjukkan "agency" dalam proses pembelajaran, yaitu ketika mereka berperan aktif dalam memutuskan apa dan bagaimana mereka akan belajar, maka mereka cenderung menunjukkan motivasi yang lebih besar untuk belajar dan lebih mampu menentukan tujuan belajar mereka sendiri. Lewat proses yang seperti ini, murid-murid akan secara natural mempelajari keterampilan belajar (belajar bagaimana belajar).
Keterampilan belajar ini adalah sebuah keterampilan yang sangat penting, yang dapat dan akan mereka gunakan sepanjang hidup mereka. Â Kepemimpinan murid ini dapat terlihat dalam tiga hal yaitu voice, choice dan ownership. Maka guru harus mampu mewujudkan tiga hal ini saat merancang program bersama murid.
Setelah mengetahui tentang "Student Agency" ini maka saya harus bisa mendengarkan apa keinginan murid saat merancang suatu program. Bila selama ini yang terjadi adalah semua program sekolah  "by design" guru, maka sekarang harus berubah. Murid harus terlibat dalam program sekolah sesuai dengan apa yang mereka inginkan dan butuhkan. Sedangkan guru tugasnya  adalah fasilitor dan motivator. Dengan demikian kepemimpinan murid akan benar-benar terwujud.
- Salah satu program yang ingin saya wujudkan setelah mendapatkan  materi Kepemimpinan Murid ini  adalah Program Pengelolaan Sampah yang ada di lingkungan sekolah. Program ini saya beri nama "From Small Things With a Big Impact by Starting to Manage Waste". Prosesnya dimulai dari melakukan diskusi dengan  Kepala Sekolah dan warga sekolah tentang rancangan program pengelolaan sampah ini. Tujuannya agar program ini didukung oleh semua pihak. Selanjutnya berdiskusi dengan pengurus  OSIS dan  MPK sebagai pelaksana teknis program ini untuk merancang program pengelolaan sampah di lingkungan sekolah. Memberikan kesempatan kepada mereka untuk berpendapat dan berperan dalam program ini dari perencanaan, pelaksanaan hingga tindak lanjut. Adapun rencana program yang dihasilkan sebagai berikut:
- Pelaksana Program Pengelolaan sampah ini adalah  OSIS dibantu oleh MPK yang ada di kelas tersebut
- Teknisnya petugas memberikan karung bersih disetiap kelas sebagai tempat  pengumpulan sampah hasil konsumsi warga  kelas tersebut. Kemudian petugas mengambil sampah dikelas setiap tiga hari  sekali.
- Selanjutnya sampah dikumpulkan di Bank Sampah.
- Pemilihan sampah (di Bank Sampah) dilakukan setiap satu minggu sekali, dengan memilah sampah botol plastik, gelas plastik, kertas dan kardus. Petugas pemilah sampah adalah seluruh anggota OSIS dan MPK.
- Sebagian sampah an organic ada yang diolah menjadi kerajinan ada juga yang dijual
- Sistem penjualan sampah, dilakukan setiap 2 minggu sekali. Sampah - sampah dijual pada pengepul sampah.
- Hasil penjualan sampah salah satunyan diperuntukkan untuk kegiatan sosial yaitu sedekah yatim duafa seti ap bulan ramadhan dan kegiatan jumat berkah setiap 2 minggu sekali.
- Untuk sampah organic sebagian dibuat kompos, sebagian lagi diambil oleh pengelola sampah dari Pemdes
Demikian Rencana Aksi yang saya buat setelah mempelajari modul 3.3. Selanjutnya rencana aksi ini akan saya wujudkan sebagai Aksi Nyata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H