Tarian ini dibawakan dengan bulu-bulu burung enggang di tangan dan kepala. Tari Burung Enggang memiliki tiga konsep gerakan utama, yaitu Nganjat, Ngasai, dan Purak Barik
7. Tari Kabasaran (Sulawesi Utara)
Tarian ini menceritakan tentang para petani dan penjaga keamanan yang akan berubah menjadi waranei atau prajurit perang saat wilayah mereka diserang musuh. Tari Kabasaran tidak bias ditarikan oleh sembarang laki-laki karena tarian ini bersifat turun temurun. Hanya yang berasal dari keturunan sesepuh yang memiliki senjata yang diwariskan, yang kemudian digunakan untuk menari.Â
Tarian khas Minahasa ini menunjukkan sifat yang garang, mata melotot, semangat, dan gerakan senjata yang diayunkan. Kostumnya didominasi warna merah dari kain tenun khas Minahasa. Penari disebut dengan kawalasan.
8. Tari Yospan (Papua)
Tarian ini merupakan tarian kontemporer yang menceritakan tentang persahabatan remaja Biak Numfor. Tarian ini sempat menjadi bagian dari Senam Kesehatan Jasmani (SKJ). Yospan adalah tarian gabungan dari Yosim dan Pancar. Alat musik yang digunakan untuk mengiringi tarian ini cukup banyak, salah satunya yang unik adalah Kalabasa. Kalabasa dibuat dari labu yang dikeringkan kemudian diisi dengan manik atau batu kecil, kemudian digoyang-goyangkan.
9. Tari Kataga (Sumba Barat, NTT)
Tarian perang ini ditarikan oleh sekelompok pria dengan kostum adat dan dilengkapi senjata seperti perisai dan pedang. Nama Kataga berasal dari kata Katagahu yang berarti kegiatan memotong kepala korban peperangan. Tarian ini ditarikan oleh 8 orang atau lebih, dan dibagi menjadi dua kelompok seolah sedang berperang. Gerakan dari tarian ini adalah gerakan kaki meloncat seperti menghindari serangan. Tari Kataga diiringi dengan gong, teriakan para penari, tepukan perisai,dan suara gemerincing dari lonceng yang dipasang pada badan penari.
Nah apakah ada tarian dari daerah kalian? Semoga artikel ini membantu dalam menambah ilmu tentang tarian tradisional Indonesia. Selamat hari tari dunia!Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H