Diiringi dengan alat musik seperti Degung, Gendang, Gong, dan alat musik ketuk lainnya, juga diiringi nyanyian oleh Sinden. Tarian ini biasanya ditarikan oleh perempuan, tunggal maupun berkelompok.
4. Tari Gambyong (Jawa Tengah)
Tarian Jawa Klasik ini berasal dari Kota Surakarta. Gambyong tidak hanya memiliki satu koreografi, dan di setiap koreografi memiliki maknanya masing-masing. Koreografi yang sering digunakan adalah Tari Gambyong Pareanom dan Tari Gambyong Pangkur.Â
Tari Gambyong merupakan pengembangan dari Tari Tayub. Pakaian yang digunakan biasanya bernuansa hijau atau kuning sebagai lambing kesuburan. Tarian ini ditarikan oleh sekelompok perempuan dengan menampilkan karakter tari yang luwes, kenes, kewes, dan tregel.
"Saya kira seni tradisional kita mampu jadi perekat persatuan di tengah keragaman bangsa Indonesia" - Didik Nini Thowok
5. Tari Pendet (Bali)
Tari Pendet berasal dari Pulau Dewata Bali yang biasanya digunakan sebagai tarian selamat datang atau sambutan. Tahun kelahiran tarian ini adalah tahun 1950. Pada mulanya, Tari Pendet digunakan sebagai pelengkap upacara adat di pura saat menyambut kedatangan dewa yang turun dari khayangan.Â
Tarian ini dibawakan oleh sekelompok remaja perempuan yang membawa mangkok bunga, yang bunganya kemudian ditaburkan kearah penonton atau tamu. Seperti halnya tarian Bali lain, Tari Pendet menunjukkan gerak mata yang tajam serta gerakan tarian yang dinamis.
6. Tari Burung Enggang (Kalimantan Timur)
Tari Burung Enggang berasal dari Suku Dayak Kenyah, Kalimantan Timur. Tarian ini menceritakan tentang kehidupan burung Enggang, dan ditarikan oleh sekelompok perempuan. Suku Dayak Kenyah percaya bahwa nenek moyang mereka berasal dari langit dan turun ke bumi menyerupai burung enggang.