Mohon tunggu...
Maria Adriana
Maria Adriana Mohon Tunggu... Lainnya - Maria Adriana XID/20

:) PM for detail

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Nyatakah Teknologi Rekayasa Genetika pada Film "Rampage"?

15 September 2020   08:08 Diperbarui: 15 September 2020   08:49 828
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di zaman sekarang ini, tidak mengherankan lagi jika sebuah film memiliki latar belakang yang diambil dari ilmu pengetahuan dan sains. Salah satu diantaranya adalah film Rampage(2018) yang memiliki latar belakang teknologi dan sains. Rampage merupakan sebuah film adaptasi video game klasik tahun 80-an. Film tersebut disutradarai oleh Brad Peyton dan dibintangi oleh Dwayne Johnson.

 Rampage mengisahkan tentang seorang ahli primatologi bernama Davis Okoye (Dwayne Johnson) yang bekerja di sebuah penangkaran hewan liar. Ia memiliki hubungan dekat dengan seekor gorila bernama George. Bahkan, Davis Okoye dikisahkan dapat berkomunikasi dengan George menggunakan bahasa isyarat. 

George adalah seekor gorila cerdas yang memiliki hubungan sangat dekat dengan Davis Okoye. Namun, suatu hari sebuah perusahaan bernama Energyne melakukan percobaan. Akibat percobaan tersebut, George terkena dampaknya dan menjadi lebih agresif. Percobaan yang dilakukan tersebut merupakan CRISPR(Clustered Regularly Interspaced Short Palindromic Repeats).

CRISPR-Cas9 merupakan sebuah teknologi sederhana untuk memodifikasi genom. Dengan CRISPR kita dapat mengubah urutan DNA dan memodifikasi fungsi gen. Tekonologi CRISPR dapat dilakukan baik pada hewan, tumbuhan, maupun manusia.

Sistem CRISPR-cas9 terdiri dari dua komponen yaitu Cas9 dan gRNA (guide RNA). Protein Cas9 adalah sebuah enzim yang bertindak seperti gunting molekuler, yang mampu memotong untaian DNA. Sedangkan gRNA akan memandu Cas9 menuju ke bagian target RNA. Hal Ini untuk memastikan agar enzim Cas9 memotong untaian DNA pada titik yang tepat di genom.

Teknologi CRISPR diadaptasi dari mekanisme pertahanan alami bakteri dan archaea (domain mikroorganisme bersel tunggal). Beberapa bakteri memiliki sistem pengeditan gen bawaan yang serupa dengan sistem CRISPR-Cas9 yang mereka gunakan untuk merespons patogen yang menyerang seperti sistem kekebalan. Dengan menggunakan CRISPR, bakteri mengambil bagian dari DNA virus dan menyimpannya sedikit untuk membantu mereka mengenali dan bertahan melawan virus saat virus menyerang berikutnya.

Banyak ilmuan dan peneliti yang beranggapan bahwa tekonologi CRISPR dapat menyembuhkan berbagai penyakit, termasuk yang mematikan.

Pada film Rampage, Dr. Caldwell terinspirasi untuk meyembuhkan kakaknya yang terkena kanker. Hal ini jugalah yang mendorongnya untuk melakukan penelitian mengenai CRISPR tersebut.

Dalam kehidupan nyata, ada teori yang mengatakan bahwa CRISPR memiliki potensi besar dalam mengobati kanker. Teori tersebut didukung dengan beberapa pernyataan yaitu: kanker merupakan penyakit yang disebabkan oleh adanya mutasi genetik, CRISPR-Cas9 memiliki potensi dalam pertahanan dan pembersihan infeksi virus.

CRISPR-Cas9 dapat digunakan untuk memprogram ulang sel stroma untuk mencapai efek antikanker, CRISPR-Cas9 dipercaya memiliki potensi dalam pengembangan obat antikanker. Namun, teori tersebut juga memiliki kendala, diantaranya adalah sesuai tidaknya sel yang diedit dan efisiensi pengeditan genom.

Sebenarnya, efektivitas teknologi CRISPR masih menjadi pertanyaan. Paula Cannon, ilmuwan asal University of California, menyatakan bahwa HIV tidak selalu menyasar protein dalam gen CCR5, melainkan bisa juga menyasar gen CXCR4 yang akomodatif terhadapnya.

Penelitian He Jiankui di Cina yang menggunakan tekonologi CRISPR pada embrio manusia agar kebal terhadap virus HIV dianggap malah membuat anak-anak normal menjadi rentan terdampak risiko penyuntingan genom tanpa manfaat yang jelas dari pada membuat kebal penyakit. Meskipun tidak adanya CCR5 bisa mencegah individu terjangkit HIV, individu tersebut menjadi lebih rentan terjangkit penyakit lain. Kemungkinan ini ada karena suatu gen memiliki beberapa fungsi tertentu dan beberapa penyakit disusun dari keberadaan maupun ketiadaan gen tertentu (The National Academy of Sciences, 2015).

Di samping efektivitasnya yang diragukan, proses penyuntingan juga memiliki kemungkinan meleset. RNA bisa jadi gagal dalam mengantarkan protein Cas9 ke DNA target dan malah menyasar DNA lain yang susunannya mirip RNA pengantarnya. DNA yang salah sasaran malah dapat terpotong, teraktivasi, atau terdeaktivasi (Pennisi, 2013).

Pada film Rampage, percobaan yang dilakukan dimaksudkan untuk menciptakan patogen sebagai senjata biologis. Percobaan tersebut dilakukan di luar angkasa dengan tujuan untuk mengurangi bahaya. 

Hasil percobaan tersebut berhasil namun bukan tanpa efek samping. Beberapa tikus yang digunakan untuk percobaan menjadi lebih agresif dan sulit dikontrol. Sayangnya tikus percobaan tersebut jatuh ke bumi dan berimbas pada George, buaya, dan serigala. Ketiga hewan tersebut jadi memiliki ukuran, kekuatan, kecepatan, ketangkasan tinggi. Selain itu, mereka juga menjadi ganas, agresif, dan berbahaya.

Kesimpulannya, teknologi CRISPR memang benar ada di kehidupan nyata. Untuk saat ini, teknologi tersebut bisa dibilang belum cukup aman untuk diterapkan pada manusia. Namun, apabila teknologi tersebut dikembangkan dengan baik pasti akan sangat bermaanfaat untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Selain itu, teknologi tersebut juga harus digunakan dengan bijak. Jangan sampai disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab seperti halnya dalam film Rampage. Teknologi tersebut justru digunakan untuk menciptakan sebuah senjata biologis yang berujung menyebabkan kekacauan di bumi.

Sumber:

https://www.yourgenome.org 

https://www.livescience.com 

https://www.newscientist.com 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun