Penelitian He Jiankui di Cina yang menggunakan tekonologi CRISPR pada embrio manusia agar kebal terhadap virus HIV dianggap malah membuat anak-anak normal menjadi rentan terdampak risiko penyuntingan genom tanpa manfaat yang jelas dari pada membuat kebal penyakit. Meskipun tidak adanya CCR5 bisa mencegah individu terjangkit HIV, individu tersebut menjadi lebih rentan terjangkit penyakit lain. Kemungkinan ini ada karena suatu gen memiliki beberapa fungsi tertentu dan beberapa penyakit disusun dari keberadaan maupun ketiadaan gen tertentu (The National Academy of Sciences, 2015).
Di samping efektivitasnya yang diragukan, proses penyuntingan juga memiliki kemungkinan meleset. RNA bisa jadi gagal dalam mengantarkan protein Cas9 ke DNA target dan malah menyasar DNA lain yang susunannya mirip RNA pengantarnya. DNA yang salah sasaran malah dapat terpotong, teraktivasi, atau terdeaktivasi (Pennisi, 2013).
Pada film Rampage, percobaan yang dilakukan dimaksudkan untuk menciptakan patogen sebagai senjata biologis. Percobaan tersebut dilakukan di luar angkasa dengan tujuan untuk mengurangi bahaya.Â
Hasil percobaan tersebut berhasil namun bukan tanpa efek samping. Beberapa tikus yang digunakan untuk percobaan menjadi lebih agresif dan sulit dikontrol. Sayangnya tikus percobaan tersebut jatuh ke bumi dan berimbas pada George, buaya, dan serigala. Ketiga hewan tersebut jadi memiliki ukuran, kekuatan, kecepatan, ketangkasan tinggi. Selain itu, mereka juga menjadi ganas, agresif, dan berbahaya.
Kesimpulannya, teknologi CRISPR memang benar ada di kehidupan nyata. Untuk saat ini, teknologi tersebut bisa dibilang belum cukup aman untuk diterapkan pada manusia. Namun, apabila teknologi tersebut dikembangkan dengan baik pasti akan sangat bermaanfaat untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Selain itu, teknologi tersebut juga harus digunakan dengan bijak. Jangan sampai disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab seperti halnya dalam film Rampage. Teknologi tersebut justru digunakan untuk menciptakan sebuah senjata biologis yang berujung menyebabkan kekacauan di bumi.
Sumber:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H