Pacaran adalah membangun perasaan bersama untuk saling bertumbuh bersama sebagai pasangan yang saling melengkapi.
Saat pacaran kita berusaha melakukan yang terbaik buat pasangan kita, dan merasa itu adalah kewajiban-kewajiban yang dilakukan pasangan kita dan sebaliknya kita terhadap pasangan.
Kita berusaha menyenangkan pasangan kita agar pasangan kita merasa nyaman dengan apa yang telah kita lakukan untuk pasangan yang kita cintai. Namun kita harus sadar tenaga kita , mental dan emosi kita benar benar sudah nyaman melakukan itu ataukah hanya sebuah keterpaksaan, akhirnya mental mu kelelahan karena hanya satu arah bukan saling melengkapi dan berbagi peran dan memberikan kenyamanan satu dengan lainnya, dan jika itu jadi sesuatu yang dipaksakan untuk menyenangkan pasangan kita? Akibatnya adalah tubuh, pikiran kita termasuk kesehatan mental kita menjadi kelelahan.
Masing-masing pasangan harus memahami perannya, bukan menjadi sebuah kewajiban yang harus atau wajib dilakukan kepada pasangan kita ...kok bisa? Apa saja yang bukan menjadi keharusan atau kewajiban yang mungkin tanpa sadar kita sudah lakukan dengan sangat lama dan menganggu hubungan dan mental kita.
1. Bertahan pada sebuah hubungan yang “sengsara” yang mana, kamu merasa takut untuk ditinggalkan.
Mulai sadari bahwa memulai sebuah hubungan pacaran, hanya karena kamu tidak punya teman lain, kesepian sendiri, dibilang jomblo kelamaan, dan terpaksa kamu menjalani hubungan yang tidak sehat hanya karena dasar alasan untuk mencoba bertahan pada hubungan yang membuat sengsara diri kita sendiri, dan kamu sendiri takut ditinggalkan.
Bahwa ada banyak pasangan diluar sana menunggu pasangan yang tepat, jadi percaya saja, waktunya kalau hubunganmu dengan pasanganmu saat ini tidak sehat, kamu bisa menemukan pasangan yang saling memahami satu dengan lainnya dengan lebih “sehat”.
berilah penghargaan pada dirimu sendiri, karena dengan begitu kamu menghargai dan mencintai dirimu dan keluar dari zona yang membuat mental dan dirimu sengsara.
2. Mengabaikan apa yang menjadi batasanmu, dan mentoleransi demi kepentingan orang lain.
Jangan memaksakan diri dengan pasangan untuk mentoleransi sesuatu yang terjadi pada relasimu bersama pasangan, karena sebenarnya kamu membentuk dirimu dan memberi ruang bagi pasanganmu untuk memperlakukan diri kita dan memperlakukan kita sebagaimana seharusnya, bukan menjadi hal yang harus mentoleransi.
namun, tetap dengan mentoleransi sendiri, masing-masing pasangan perlu mempunyai ruang bagi hubungan mereka baik untuk internal relasi mereka mapun dengan orang lain, setiap batasan-batasan punya pembelajaran adalah untuk menjaga masing-masing pasangan supaya toleransi diantara mereka tidak menjadi jauh kebablasan.