Penulisan digital tidak sekedar memindahkan tulisan ke dalam format digital atau menulis dengan bantuan komputer. Dalam menulis digital, ada beberapa prinsip yang harus diingat dan dipelajari oleh seorang penulis agar hasil tulisannya sesuai dengan format digital yang ia gunakan/pilih.
Penulisan digital memungkinkan tulisan kita memiliki bentuk yang tidak lagi linear seperti tulisan cetak. Menulis untuk platform digital berarti berurusan dengan interaktivitas dari tulisan kita. Menjadi penulis tidak lagi hanya pandai menulis namun juga harus ahli dalam menulis untuk dibaca (jurnalisme, copywriting), didengar (radio, narasi), dilihat (presentasi, film), dan tuntutan khusus lainnya untuk layar komputer.
Tergantung dari jenis proyek yang dikerjakan, penting untuk memahami karakteristik dari tiap medium yang akan menjadi proyek akhir tulisan kita. Garrant dalam bukunya Writing for Multimedia and the Web (2006) menjabarkan medium ini menjadi tiga: teks, audio, dan video.
TEXT
World Wide Web membawa perubahan besar dalam kegiatan menulisan dan membaca sebuah teks. Meskipun saat ini web video, web audio, dan animasi; teks dalam layar (on-screen text) masih memiliki peran utama ketika user membaca sebuah web. Aktivitas online reading juga meningkat berkat popularitas blog.
Carroll dalam bukunya Writing and Editing for Digital Media (2010) menekankan bahwa penting untuk memahami prinsip-prinsip dalam penulisan digital apapun mediumnya dan audiensnya. Penulis harus ingat dan menyadari bahwa menulis adalah ebuah rangkaian proses dari pra-penulisan, penulisan, penyuntingan/editing, perbaikan, penyuntingan lagi, dan evaluasi. Prinsip-prinsip tersebut adalah:
Be Brief
Tulisan yang dihasilkan haruslah jelas dan ringkas. Terutama pada pembaca online, tulisan yang terlalu panjang akan terkesan membosankan dan akan ditinggalkan.
Be Precise
Gunakan kata-kata yang tepat, sesuai dengan apa yang dimaksudkan penulis, bukan kata yang mirip atau terkesan sama. Kamus dan tesaurus adalah alat yang paling membantu dalam mencari dan menemukan banyak kata yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan.
Be Active
Gunakan kalimat aktif ketika menulis. Terlalu banyak menggunakan kalimat pasif akan menimbulkan kesan tulisan tidak bernyawa.
Be Imaginative
Penggunaan analogi, simile, dan metafora dapat digunakan dalam penulisan. Dalam menggunakan hal-hal tersebut harus diingat bahwa penggunaan yang tidak tepat atau akurat bukannya memperdalam tulisan, justru dapat membingungkan pembaca. Hal ini juga akan sulit apabila tulisanmu ditujukan untuk audiens global. Gunakan apabila membantu tulisan, jangan sampai justru mengasingkan audiens.
Be Direct
Jangan takut untuk menggunakan kalimat yang pendek dalam tulisan. Penggunaan kalimat pendek dapat memberikan penekanan dan kekuatan dalam sebuah penulisan.
Be Consistent
Salah satu kesalahan yang umum dilakukan oleh penulis adalah tidak menggunakan struktur yang paralel dalam menulis. Kalimat haruslah seimbang. Bagian dalam kalimat yang menggunakan konjungsi koordinasi (dan, tapi atau untuk, atau, belum, jadi) harus digabungkan secara konsisten.
Be Aware
Dalam menghasilkan sebuah karya tulis, seorang penulis sdar dan peka atas hal-hal berikut:
- Plagiarisme
- Stereotyping
- Oversimplifying/Terlalu Menyederhanakan
- Generalizing/Menggeneralisasi
- Jumping to Conclusions/Melompat ke kesimpulan — lihat generalisasi;
- Faulty logic or circular arguments/Logika yang salah atau argumen melingkar.
- Terlalu sering menggunakan kata ganti dan artikel.
Be Concise
“write as if you are talking to an individual, not a collective group of anonymous web surfers.” - Carroll (2010)
AUDIO
Audio lebih murah untuk diproduksi daripada video, ukuran filenya yang kecil membuatnya lebih mudah untuk ditransmit dalam web. Popularitas podcast yang meningkat juga menjadi pertimbangan untuk seorang penulis tetap mempelajari prinsip produksi teks audio.
Menulis untuk audio menuntut keterampilan seorang penulis radio; kemampuan menulis untuk didengar, bukan dibaca. Selain keterampilan menulis cetak yang akurat, sederhana, dan jelas, penulis radio harus:
Write conversationally
Buatlah tulisan yang terlihat seperti sebuah percakapan. Radio adalah medium yang paling intim, meskipun penyiar radio akan didengarkan oleh banyak orang, ia tetap membayangkan bahwa dirinya sedang berbicara dengan satu orang.
Buatlah tulisan dengan materi yang dapat dipahami dalam sekali dengar.
Dibandingkan teks, audio lebih sulit untuk didengarkan ulang.
Simple.
Ingat bahwa tulisan yang dibuat akan didengarkan, bukan dibawa. Hindari menggunakan banyak singkatan, angka, dan hal-hal lain yang tidak dapat dipahami dengan mudah hanya dengan mendengarnya.
Read it aloud
Baca tulisan secara lisan ketika sedang mengedit/mengecek. Tulisan yang baik atau sesuai kaidah belum tentu enak didengarkan secara lisan.
Write visually
Audio yang sudah baik ditulis adalah audio yang dapat menarik gambaran jelas dari pikiran pendengarnya. Gambaran yang jelas dapat diciptakan dengan menggunakan kata-kata visual yang konkrit, menggunakan metafora atau penggambaran yang sudah familiar, efek suara, musik, dll.
VIDEO
Memahami bagaimana cara menulis untuk format video sekarang semakin penting, apalagi dengan perkembangan medium audio-visual yang berkembang di masyarakat. Trik dalam menulis untuk format video adalah, penonton melihat hasil akhir dari sebuah proses penulisan, tidak hanya membaca atau mendengarkan saja.
Showing, not telling.
Dalam menyajikan informasi, pilih kata-kata yang dapat menunjukkan sebuah aksi daripada sesimpel memberitahu pembaca secara gamblang.
Structure.
Pahami bagaimana cara menyusun struktur dalam menulis untuk video.
Interactivity and chunking.
Video adalah bagian dari program yang interaktif. Pecah video menjadi unit-unit yang lebih kecil sehingga pengguna dapat mengakses hanya sebagian dari video yang dia butuhkan, saat dia membutuhkannya.
Setup.
Berbeda dengan teks cetak yang mudah untuk memberitahu pembaca mengenai sesuatu, dalam video informasi-informasi seperti latar belakang harus ditunjukkan.
Characterization.
Cerita yang asli jumlahnya terbatas, tapi karakter yang unik tidak. Menemukan dan mengembangkan karakter yang unik sangat penting dalam film fiksi dan banyak dokumenter. Penting juga untuk memilih karakter yang tepat bagi audiens.
Conflict.
Konflik harus didefinisikan dengan jelas. Sebagian besar video berfokus pada konflik, entah itu pertarungan fiksi antara manusia dan alien atau film dokumenter tentang warga India versus industri tenaga nuklir mereka.
Cost.
Tidak seperti penulisan radio dan cetak, produksi video membutuhkan biaya yang lebih mahal, dan penulis naskah harus menyadari hal ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H