"Mbak, sini!"
Ibuku tampak girang sekali sore ini. Entah ada angin apa tiba-tiba mengajakku duduk di depan Tv.Â
Dibukanya bufet di sebelah TV tabung kuno yang menemani ibuku sejak dahulu, sampai gambarnya tinggal di tengah juga tetap sayang untuk diganti.Â
Dala bufet itu banyak terdapat album-album foto keluarga kami. Ibu mengambil salah satu dan kembali duduk di sampingku.
"Mbak, tadi ibu ketemu sama budemu. Bude yang di seberang sana. Jadi inget ketika kamu kecil, serring ibuk titipin di sana. Jadi kangen sama kamu pas kecil. Ceriwissssnya itu lho seperti radio rusak."
"Kok radio rusak, Bu?"
"Lha iya, wong ibuk gak ngerti kamu ngomong apa. Hahahaa"
Ibu membuka album foto lama itu yang ternyata itu adalah kumpulan foto masa kecilku.Â
Bayi kecil lucu yang gemuk. Ternyata aku pernah selucu itu.Â
"Mbak, dulu kamu itu gualakk pol. Judes, tukang nyokoti. Ning nggemeske. Semua temen ibuk nek liat kamu Ki pengen mbawa pulang, dibungkus. Sek, sek, mana Yo fotomu yang nggemeske itu?" (Album itu dibolak-balik oleh ibuku, sampai berbunyi kriet-kriet karena sudah saling menempel satu sama lain. Saking lamanya tidak dibuka.)
"Nah, ini!"