Mohon tunggu...
Maria Ulfah Sopany
Maria Ulfah Sopany Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

[KKN Tematik 2021] Menghadapi Situasi Covid-19 dengan Menjadi "Teman" bagi Anak di Era Pandemi Ini

17 Juli 2021   20:56 Diperbarui: 18 Juli 2021   00:12 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial, terlebih pada anak-anak. Teman bagi anak-anak memiliki peran yang penting untuk perkembangan mereka, apalagi sekarang sedang dalam masa pandemi, semua kegitan serba dibatasi dan semuanya melakukan Work From Home (bekerja dari rumah). Mau itu belajar/ bekerja semua harus dilakukan di rumah, oleh karena itu orangtua harus mengambil peran "Teman" untuk anak.

Apa yang bisa dilakukan oleh orangtua?

Menurut Dr. Primatia Yogi Wulandari,M.Si.,Psikolog Departemen Psikologi Pendidikan dan perkembangan Fakultas Psikologi Universitas Airlangga, yang dapat dilakukan oleh orangtua adalah:

1. Buat aktivitas bersama

Berbagai aktivitas dapat diciptakan untuk mengisi kegitan di rumah bersama anak. Dari aktivitas fisik seperti olahraga, bermain di dalam-luar rumah, hingga aktivitas non fisik seperti seperti membaca bersama, melakukan kegiatan memasak bersama, membersihkan rumah bersama, dan sampai menonton televisi bersama. Di samping itu, momen makan bersama yang mungkin selama ini sudah jarang dilakukan masing-masing dapat dijadikan rutinitas di dalam keluarga di masa pandemi ini.

2. Kurangi Penggunaan Gawai (gadget)

Tidak di pungkiri bahwa gawai sudah menjdi kebutuhan bagi tiap individu, baik orangtua maupun anak. Pada masa pandemi ini, sebaiknya dilakukan kontrol terhadap penggunaan gawai. Jangan sampai orangtua dan anak sama-sama berada di rumah, namun semua larut dengan gawainya. Buat aturan yang di sepakati dengan anak terkait waktu-waktu penggunaan gawai. Misalnya ketika harus mengerjakan tugas-tugas daring dari sekolah atau waktu santai di pagi/siang hari ketika mereka ingin berinteraksi dengan teman-temannya atau bermain games tapi sesuai waktu yang ditentukan, jangan terlalu lama.

Begitupun orangtua, sebaliknya orangtua juga harus melibatkan diri di dalam keluarga dan mampu melakukan manajemen yang baik antara tugas=tugas dari kantor atau semacamnya yang harus dilakukan dirumah dan keterlibatan dengan orangtua.

3. Jalin komunikasi

Masa pandemi dapat menjadi kesempatan bagi orangtua untuk meningkatkan kualitas relasi dengan anak. Bila sebelumnya anggota keluarga jarang bertemu dikarenakan banyaknya aktivitas di luar rumah, maka  inilah saat yang tepat untuk dapat merekatkan ikatan emosional dengan anak.

Cari atau ciptakan momen yang pas ketika bersama anak. Tanyakan tentang teman-temannya di sekolah aaktivitasnya selama ini ataupun tentang hal yang lainnya. memang agak susah jika awalnya hubungan orangtua dan anak itu jauh. Pada situasi ini, proses komunikasi dapat di awali dengan cerita orangtua tentang pengalaman pribadinya,  begitu pula sebaliknya.

Peran orangtua berdasarkan 3 fase perkembangan anak, yaitu:

1. Usia 0-6 tahun, orangtua berperan sebagai teladan

2. Usia 6-12 tahun, orangtua berperan sebagai sahabat

3. Usia 12 tahun ke atas, orangtua berperan sebagai konsultan

igat! tidak ada yang lebih abadi daripada ikatan anak dan orangtua

Penulis: Maria Ulfah Sopany

Prodi: Pendidikan Guru Pendidikan Anak usia Dini (PGPAUD)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun