Mohon tunggu...
Marhento Wintolo
Marhento Wintolo Mohon Tunggu... Arsitek - Pensiunan Dosen

Ayurveda Hypnotherapist

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Mengapa Para Pelaku Kejahatan Sering Diberikan Panjang Umur?

6 September 2024   06:37 Diperbarui: 6 September 2024   06:37 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam suatu kisah di dalam kitab Injil, Jesus bercerita akan seorang pemilik kebun anggur.

Seorang pemiliki kebun anggur memperkerjakan parah pekerjanya. Ketika seorang pekerja mulai pagi diberikan upah sama dengan pekerja 1/2 hari. Nah pekerja yang 'merasa' kerja dari pagi melakukannya protes. Mengapa yang baru datang pada siang hari diberikan upah sama. 

Inilah pikiran picik kita. Irihati karena merasa paling baik sehingga kita abai terhadap kebijakanNya. Yang sangat penting kita lakukan adalah fokus untuk perbakian diri sendiri. Dengan laku ini akan membuat kita bahagia dan sehat serta puas terhadap yang kita lakukan.

Setiap orang diberikan peran masing-masing. Satu hal lagi, bukan kah Dia juga yang bersemayam dalam diri kita? Sungguh menggelikan permainan Gusti, Dia yang menciptakan; Dia juga yang sedang bermain di panggung sandiwara. 

Penyakit irihati atau kepicikan pikiran hanyalah membuktikan ketidakmampuan kita untuk melakukan tranformasi intelektual. Sangat sederhana, kepicikan muncul dari intelektual, bukan intelegensi atau buddhi. 

Mohon maaf bila membingungkan pembaca atas artikel ini.........

Sumber gambar : sumateraekspres.bacakoran.co
Sumber gambar : sumateraekspres.bacakoran.co

Karena yang saya tuangkan juga merupakan kebingungan saya sendiri............. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun