Bila pikiran bisa terkendali, maka ucapan kita juga tidak reaktif. Pikiran kita memiliki kemampuan untuk responsif. Ucapan reaktif kita karena banyaknya sampah emosi. Dengan latihan pengaturan daya hidup atau prana (life force) dengan sendirinya sampah-sampah emosi terbersihkan, sehingga kita mengamati pakah ucapan atau perbuatan kita bisa menyulut masalah lebih parah atau tidak. Inilah sikap responsif.
Proses antara input dan output mesti dilakukan terus menerus agar hasil akhir hidup atau pengalaman plus pengalaman baik, rasa damai dan tenang dalam hidup kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2HBeri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!