Mohon tunggu...
Marhento Wintolo
Marhento Wintolo Mohon Tunggu... Arsitek - Pensiunan Dosen

Ayurveda Hypnotherapist

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Si Pengamat Pikiran

2 Juli 2024   06:30 Diperbarui: 2 Juli 2024   11:57 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lihatlah semesta raya. Berapa milyar planet di jagat raya. Satu galaksi saja diperkirakan kurang lebih 100-150 milyar planet. Galaksi yang ada masih ada sekian milyar. Dan terus lahir planet-planet baru. Tak terbayangkan luasnya semesta ini. Dimana Tuhan? Tiada seorangpun tahu. 

Segala sesuatu yang terjangkau oleh pikiran akan musnah. Jika Dia abadi berarti tak terbayangkan oleh otak manusia. Lantas mengapa manusia selalu meributklan tentang Tuhan yang sama sekali tidak dikenal. Betapa tololnya manusia. Meributkan sesuatu yang tidak bakalan bisa dijangkau oleh pikirannya.

Bukankah lebih berupaya menguraikan kemelekatan pikiran terhadap keduniawian? Inilah tujuan utama kelahiran. Saat kematian tiba ada flashback tentang semua kejadian kehidupan. Dan tampak dengan jelas tujuan kelahiran. Melepaskan kemelekatan. Sayangnya banyak yang tidak mau tahu tujuan ini. 

Dan ini juga terjadi karena sistem yang diciptakan. Betapa usilnya Tuhan yang anda ciptakan. Betapa tololnya selama ini kita dibodoh-bodohin oleh Tuhan. 

Dengan sengaja menciptakan makhluk yang bernama setan. Maaf, saya juga ga tahu apakah setan itu ada atau tidak. Sama dengan pertanyaan tentang Tuhan. Ada atau tidak. Selama ini kita hanya berasumsi bahwa Tuhan ada kemudian berdebat tentang Tuhan. Namun bila Tuhan tidak ada, dari manakah kita berasal?

Ibarat sinar matahari ada, tidak mungkin sumber cahaya matahari tidak ada............

Ahhhh....... Betapa membingungkan kehidupan. Yang jelas,Tuhan hanya bisa dijumpai semasa masih hidup. Jika saat berbadan ini tidak mampu menemukan Tuhan jangan harap saat kematian bisa melihat Tuhan. Hanya maut yang ditemui. Sesuai dengan ayat: "Jika matamu buta di saat kehidupan, kelak di akherat akan lebih dibutakan lagi" Akhir kata, gunakan kehidupan ini untuk melihat Tuhan dan tiada lagi kelahiran.........

https://www.youtube.com/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun