Mohon tunggu...
Marhento Wintolo
Marhento Wintolo Mohon Tunggu... Arsitek - Pensiunan Dosen

Ayurveda Hypnotherapist

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Matilah Semasa Masih Hidup

21 April 2024   06:30 Diperbarui: 21 April 2024   06:40 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : https://www.youtube.com/

Dari pikiran dan perasaan; inilah yang sebutkan sebagaimana MIND, pikiran dan perasaan. Bagaimana keterkaitanna dengan 'Matilah Semasa Masih Hidup?'

Sangat mudah, matikan keinginan. Dengan kata lain, kita harus melampaui MIND. Mungkin kah?

Sesering mungkin kita hidup dengan cara tidak terikat pada materi. Dengan kata lain, kita berupaya mengurangi pergaulan dengan mereka yang hanya memikirkan materi. Ternyata pergaulan ini sangatlah penting. Karena adanya pergaulanlah, kita terhubung. Dengan kata lain, kita dalam frekuensi yang sama.

Bergaul lah dengan mereka yang memahami tentang kesejatian diri. Saya tahu, memang sulit bila belum memahami tujuan kehidup an atau kelahiran. Namun demikian, bila tidak mau hidup dalam pederitaan, ya hanya dengan cara 'Matikan keinginan semasa masih hidup.'

Ini yang akan membuat kita terbebaskan dari keterikatan. Ketika sang dewa kematian tiba, kita masih banyak obsesi atau keinginan ataupun kepemilikan terhadap dunia, wah membuat kita menderita sekali. Mungkin sekali, perasaan sakit saat akan meninggal disebabkan perasaan keterikatan ini.   

https://www.youtube.com/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun