So, yang dimaksudkan dengan 'yang berkuasa' adalah kuasa dalam mengendalikan nafsu angkara murka demi kenyamanan indrawi. Seseorang yang demikianlah yang disebut penguasa yang sesungguhnya, bukan karena memiliki harta berlimpah dan power atau kekuatan yang dianggap luar biasa.Â
Keberlimpahan harta dan kekuatan untuk 'menguasai' orang hanya membuktikan bahwa mereka sesungguhnya masih miskin dan ingin pengakuan. Singkat kata, mereka masih lapar pujian dan sanjungan.
Sungguh warisan budaya luhur dari leluhur Nusantara, buku sejenis inilah yang mestinya diulas dan digunakan sebagai dasar pendidikan di sekolah-sekolah negeri ini. Buku yang mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan sehingga bisa membentuk manusia yang berkarakter dan unggul di masa depan.
Bumi ini bisa tetap dilestarikan oleh mereka yang memiliki nilai-nilai kemanusiaan dalam segala perbuatannya.Â
 Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H