Dan bila kita meyakini dan mempercayai kebenaran kitab suci tersebut, semestinya kita melakoni da menjalani yang tertulis atau tertera di dalam nya. Suatu kitab akan menjadi SUCI bila citera-kan dalam kehidupan sehari-hari dan membuat orang tersebut menjadi suci atau baik terhadap sesamanya. Inilah yang menjadi VISI bahwa kehadiran manusia merupakan berkah atau rahmat bagi lingkungan/alam.
Suatu cara pandang yang merendahkan Tuhan sebagai sang Sumber Hidup. Bila kita betul-betul menyembah Tuhan sebagai Hang Maha Kasih, maka kita juga melakoni kasih dalam kehidupan sehari-hari sehingga membuktikan bahwa Dia adalat sesembahan atau yang kita yakini kesucian-Nya.
Ini cara pandang saya, bukan kah setiap orang mempunyai cara pandang yang beda, selama tidak merugikan atau memaksakan kehendaknya.Â
Selama hidup di dunia, kita butuh 3 'TA', tetapi tidak menjadi budak duniawi. Kadang kita merasa kuasa, kemudian demi memuaskan kemarahan atau nafsu syaitoni, kita menindas sesama makhluk hidup yang bila kita yakin bahwa Tuhan ada dalam diri saya, tentu juga berada dalam diri sesama manusia.
Saya sangat mempercayai dan meyakini hukum alam : 'SEBAB -AKIBAT' Bila kita menanam kebajikan akan menuai atau memanen kebaikan. Tulisan ini semata untuk mengingatkan diri sendiri agar bisa menerapkan pesan seorang utusan yang menyebutkan dalam kitab suci yang ditinggalkan : "PERLAKUKAN SESAMAMU SEBAGAIMANA DIRIMU INGIN DIPERLAKUKAN"
Demikian juga bahwa upaya keras akan menghasilkan yang setimpal. Kita bekerja dengan baik, maka kantor juga memberikan imbalan yang bisa memenuhi kebutuhan kita. Apa yang kita tanam, itu yang kita tuai/panen. Mungkin sekali, kita butuh Tuhan agar bisa berpikir jernih sehingga bisa mewujudkan atau sifat Kasihnya. Inilah sifat utama Tuhan Hyang Maha Kasih.Â
Dalam hidup di dunia ini kita senantiasa:Â
- Berpikir baik sehingga bisa:
- Berucap baik maka kita bisa:
- Berbuat baik.......
Untuk melakukannya ketiganya, manusia membutuhkan NEOCORTEX, namun bila masih saja mengedepankan emosi, kita masih belum beranjak atau berpindah dari cara pikira hewan yang hanya menggunakan otak mamalia, atau bahkan otak yang lebih kuno lagi; otak reptil yang hanya berpikir : FIGHT or FLIGHT.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H