Mohon tunggu...
Marhento Wintolo
Marhento Wintolo Mohon Tunggu... Arsitek - Pensiunan Dosen

Ayurveda Hypnotherapist

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Dengan Pikiran Tidak Bisa Bertemu Tuhan

22 Februari 2024   06:30 Diperbarui: 22 Februari 2024   06:31 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: https://www.ufoelektronika.com/

Kita sebagi pembuat kipas angin adalah jiwa. Sang jiwa ini yang bisa memahami peran tubuh/otak dan listrik. Ia tahu bila skipas angin rusak, tetapi pikiran tidak tahu. Pikiran hanya berfungsi sebagai energi untuk menggerakkan kipas.

Jadi ketika si kipas ini rusak, si listrik tetap bekerja mengaliri. 

Sumber gambar: https://www.ufoelektronika.com/
Sumber gambar: https://www.ufoelektronika.com/

Kita sebagai pembuat mengetahui penyebab kipas tidak berfungsi atau berputar. Tubuh kita bisa rusak, tetapi pikiran tidak peduli. Pikiran hanya berurusan dengan kenyamanan indrawi. Si pikiran tidak peduli bahwa makanan yang diasup bisa merusak tubuh kita. Bukan kah hewan pun sama? Yang penting makan dan enak di lidah, tidak peduli bahwa makanan enak belum tentu bisa membuat tubuh kita sehat. 

Ketika sakit, Sang Jiwa mengerti bahwa makanan jenis tertentu terbukti merusak Salah Satu bagian organ dalam tubuh kita. Sang Jiwa tahu kegunaan tubuh kita sebagai kereta untuk membawa Sang Jiwa menuju Keilahian. Pikiran tidak berurusan dengan Tuhan; Sang Jiwa Agung. Buat konsep atau deskripsi tentan Tuhan tahu (filsafat).

Inilah sebabnya pikiran tidak bisa bertemu Tuhan, beda lembaga. Pikiran lembaga kebendaan/duniawi otak mamalia dan reptil. Intelejensia menggunakan neocortex untuk berekspresi.

https://www.ufoelektronika.com/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun