Mohon tunggu...
Marhento Wintolo
Marhento Wintolo Mohon Tunggu... Arsitek - Pensiunan Dosen

Ayurveda Hypnotherapist

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Bisakah Seseorang Minta Kepada Tuhan?

15 Februari 2024   06:30 Diperbarui: 15 Februari 2024   06:44 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dulu saya juga minta kepada Tuhan untuk ini dan itu, tetapi semakin saya renungkan ternyata tidak satu pun dari kita bisa minta kepada Dia.

Bila kita bisa monta ini dan itu kepada Dia, akan dipastikan membingungkan-Nya.

Mari kita renungkan bersama......

Pertanyaan pertama saya adalah: 'Bisakah kita terpisah dengan Dia?'

Adanya keterpisahan berarti membuat kita berada di luar Dia? Mungkinkah?

Jelas tidak mungkin, karena bila di luar Dia berarti Tuhan dan kita sejajar alias sama kedudukannya...

Semua ciptaan Tuhan berada dalam Dia sehingga tidak satu pun dari kita bisa melihat Nya. 

Ibarat alam semesta berada dalam perut atau pikiran Nya.

Pertanyaan ke dua saya : 'Bisa kah kita hidup di luar Tuhan?'

Sangat terkait dengan pertanyaan pertama. Jelas tidak bisa, karena segala kehidupan ada dalam Tuhan....

Ya, kita semua hanyalah pikiran Tuhan. Sesaat ada sesaat kemudian tiada. Tiada yang abadi bagi Dia. Hanyalah Tuhan yang selalu ada. Dia tidak pernah lahir juga berakhir.......

Lantas bagaimana mungkin ada yang bisa meminta kepada Tuhan?

Dengan landasan pikiran ini, saya kemudian bisa memahami konsep dewa dalam tradisi lawa alias kuno...

Para leluhur kita menyadari dan sangat memahami bahwa karena kita hanyalah konsep pikiran Tuhan, maka kemudian sadar bahwa yang bisa memberikan kekuatan atau pengetahuan ini dan itu hanyalah sesama makhluk hidup. Yang dianggap dewa/dewi adalah sosok makhluk hidup, mungkin juga manusia yang memiliki kekuatan atau kemampuan lebih. Inipun karena kekuatan pikirannya sendiri.

Ya ibarat kemampuan manusia jaman sekarang yang bisa menciptakan senjata atau bom atom untuk menghancurkan..

Jaman dulu mereka bertapa sehingga kekuatan pikiran mereka bisa memunculkan kekuatan berkah yang bisa membantu orang lain..

Dengan kekuatan pikiran para ahli kungfu membuat dirinya bisa mengeluarkan kekuatan yang luar biasa. Ada juga sebagian orang mampu membuat miracle atau keajaiban. Jadi hanya manusia juga yang bisa mengutuk atau memberikan berkah untuk kebaikan atau keburukan sesamanya.

Dalam diri manusia, sebagaimana penelitian para saintis memiliki daya listrik sangat besar. Silakan baca beberapa artikel yang berkaitan dengan daya listrik dalam tubuh manusia. Salah satunya ini. Untuk besarnya dalam JOULE bisa dili hat di sini, 86, 6 Mega Joule, sumber https://www-quora-com.translate.goog/How-many-joules-of-energy-is-stored-in-an-average-human-being. Sangat luar biasa besarnya, jadi tidak mengherankan bahwa ada kemampuan luar biasa bila kita bisa mengolahnya...

Kita semuanya adalah diciptakan dari Dia, percikan Ilahi sehingga secara alami mempunyai kemampuan luar biasa. Banyak cerita dari tradisi kuno yang dianggap dongeng, tetapi sekarang saya bisa memahami bahwa hal tersebut sangat mungkin bila bisa mengolahnya. Tetapi saat sekarang sangat rugi bila bertapa untuk membangkitkan kekuatan untuk berjalan di atas air. Bukan kah kita bisa beli tiket kapal untuk menyeberangi sungai atau bepergian ke pulau lain?

Atau mengasah/bertapa agar bisa terbang. Kita tinggal beli tiket pesawat untuk tiba ke tujuan yang kita inginkan.

Tampaknya, kemampuan yang dulunla hanya dimiliki oleh segelintir orang karena bertapa, sekarang diolah oleh para sarjana teknis untuk menciptakan teknologi pesawat terbang atau kapal yang bisa digunakan lebih banyak orang.

Dengan kata lain bahwa kemampuan otak manusia berkembang untuk sesuatu yang bermanfaat bagi orang banyak..

Bukan-nah ini juga kehendak Dia?

Tiada sesuatu pun bisa bergerak di luar Dia...

Demikian juga perkembangan Artificial Intelegence (AI), walaupun sesungguhnya hanyalah pengembangan dari otak manusia, bukan kecerdasan atau intelegence.

Ya, karena tidak ada seorang pun di luar Tuhan, maka tidak ada seorang pun bisa melihat sesugguhnya seperti apa Tuhan itu......

https://www.djkn.kemenkeu.go.id/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun