Mohon tunggu...
Marhento Wintolo
Marhento Wintolo Mohon Tunggu... Arsitek - Pensiunan Dosen

Ayurveda Hypnotherapist

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Matilah Semasa Hidup

8 Januari 2024   09:59 Diperbarui: 8 Januari 2024   10:28 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: booksindonesia.com

Dengan kita menurutkan nafsu kita, kita berprinsip "HIDUP UNTUK MAKAN" Ya tidak ada beda dengan hewan berkaki empat. Kita belum memanfaatkan pemberian Ilahi yang disebut NEOCORTEX Hewan hidup hanya untuk makan, tidur (kenyamanan), dan sex. Akankah kita hidup seperti mereka? Tidak bd dengan hewan berbadan manusia. Dengan kata lain, kita belum menjadi manusia.

Setiap manusia yang lahir di bumi bisa menjadi suci atau insan Ilahi, lepaskan perbudakan diri dari keinginan duniawi. Segala sesuatu keinginan tidak membuat kita bahagia, tetapi malahan menjadikan kita budak dunia. Kita bagaikan putra raja yang merampok kerajaannya sendiri. Kisah berikut :

Ada suatu masa, seorang perampok merampas dan membunuh raja, sedangkan si putra mahkota dibawa ke sarangnya.

Si putra makhkota hidup sebagai perampok. Suatu ketika, kepala perampok meninggal, maka si putera mahkota menggantikan sebagai kepala perampok.

Mereka terus berpetualang, sampai suatu ketika menjarah kerajaan. Ternyata kerajaan tersebut adalah kerajaan kelahiran si putera mahkota. Namun karena ketidaktahuannya, ia merampok dan menguasai serta menjajah kerajaannya sendiri.

Bukankah kita pun demikian?

Lupa bahwa kita lah pemilik alam ini. Kita merampas dan merusak milik kita sendiri. Karena kita belum menyadari bahwa kebahagiaan bukanlah di luar diri. Kita belum menyingkap hijab kita......

Kebahagiaan tidak perlu dicari, tetapi ubahlah cara pandang tidak mencari kebahagiaan, tetapi JADILAH BAHAGIA............   

https://www.booksindonesia.com/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun