Mohon tunggu...
Marhento Wintolo
Marhento Wintolo Mohon Tunggu... Arsitek - Pensiunan Dosen

Ayurveda Hypnotherapist

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Mengubah Cara Pandang Memberikan Keuntungan

4 Januari 2024   10:34 Diperbarui: 4 Januari 2024   10:50 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : https://davidadinugroho.wordpress.com/2015/

Masalah yang kita hadapi saat ini adalah cara pandang. Bila cara pandang kita seperti pengemis, maka yang datang juga kemiskinan. Inilah hukum The Law of Attraction (LoA) yang sesungguhnya. Ada suatu kisah yang sangat menarik sehingga bisa menjadi inspirasi bagi kita. Memang kisah ini sudah beberapa kali dituliskan orang, tetapi tidak ada salahnya saya menulis ulang sebagai alat untuk diri sendiri.

Di suatu kota di negara barat, ada seorang pengemis yang buta sejak lahir. Ia mencari nafkah dengan mengemis di suatu taman yang ramai orang berlalu lalang. Profesi mengemis sudah dilakukan selama beberapa tahun dengan pola umum. Minta dikasihani karena matanya buta sejak lahir. Dengan suara yang dibuat terdengar dengan segala keluh kesah agar orang mengasihani dirinya sehingga memberikan uang di nampan yang disediakan olehnya. Tidak lupa, ia membuat tulisan agar diberikan uang untuk menyambung hidupnya.

Orang berlalu lalang tanpa memberikan perhatian, mereka sudah menganggap profesi dia biasa saja. Tanpa ada rasa belas kasihan. Mungkin ada satu atau dua orang memberikan ala kadarnya di nampan yang diletakkan di depannya.

Dikisahkan, ada seorang bijak atau cerdas melintas di depan pengemis. Ia menoleh ke arah tulisan, dan berhenti sesaat untuk menuliskan sesuatu.

Setelah tulisan diubah, ia pun pergi meninggalkan si pengemis. Sesuatu yang istimewa terjadi setelah beberapa saat...

Banyak orang membaca tulisan tersebut, dan kemudian banyak orang memberikan uang pada nampan di depan si pengemis. Hari itu banyak uang yang dihasilkan. Kemudian timbul perasaan penasaran si pengemis, mengapa begitu banyak orang bersedia memberikan uang kepada dia?

Sakiung penasarannya, ia mengundang seseorang yang lewat agar membaca tulisan yang dibuatnya. 

Ketika orang yang dimintai tolong membaca tulisan pada papan yang dia buat, ternyata sangat berbeda dengan tulisan awal yang dibuat oleh salah satu kerabatnya..

Pada papaya dituliskan sebagai berikut:

ALANGKAH INDAHNYA SINAR MATAHARI DI PAGI INI, 

NAMUN SAYANG, SAYA TIDAK BISA MENIKMATI KEINDAHAN ANUGERAH TUHAN SANG MAHA PEMURAH...

Ternyata tulisan yang dibuat oleh sang bijak bisa menyentuh bergitu banyak orang yang lewat, dan mereka dengan suka relay berbagi uang untuk si pengemis.....

Yang bisa ditarik dari pelajaran tersebut adalah bahwa perasaan minta dikasihani tidak dapat menarik simpati orang banyak. Tetapi begitu kita uabah cara pandang kita, dengan cara mensyukuri berkah tentang keindahan, banyak orang yang dengan senang hati membagikan uang yang dimilikya.

Demikian juga dengan yang semestinya kita perbuat daam keseharian. Begitu bangun pagi, uangkapkan rasa syukur terlebih dahulu karena kita bisa bangun daam keadaan sehat dan bahagia. Ungkapan rasa syukur ini memberikan dampak berpikir baik sepanjang hari yang kita lalui. Pengalaman saya, perasaan yang melegakan ini membuat perasaan kita lebih nyaman. Da rasa syukur ini membawa energi yang begitu positif bagi kita.

Namun bila kita serak bangun sudah mengeluh, maka  tanpa sadar kita mengundang hawa kemiskinan yang berakibat pada perasaan yang kita rasakan sepanjang hari, rasa keluh kesah....

Rasa merasa tidak diperhatikan, inilah hukum kemiskinan yang kita tarik juga.....

Begitu kita bersyukur atas segala anugerah yang kita terima, maka alam pun berpihak pada kita. Tidak sulit, mulai dari senyum yang kita bagikan pada setiap orang, akan memberikan daya tarik sehingga membuat kesin baik. Mungkin saja kita bisa menarik orang lain untuk memberikan bantuan saat kita daam kesulitan, tetapi bila kita pasang wajah yang sedih dan minta dikasihani, maka energi baik pun lari...

Kita lupa segala hal kenikmatan yang sudah kita terima sehingga kita merasa kurant terus menerus. Dan tidak ada sesuatu yang baik akan datang.....

Kita lupa ada ayat yang tertuliskan :

NIKMAT APALAGI YANG KAU DUSTAKAN WAHAI MANUSIA....          

https://davidadinugroho.wordpress.com/2015/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun