Mohon tunggu...
MARHAN ROBIYANNOR
MARHAN ROBIYANNOR Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasisiwa

hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pemanfaatan Penginderaan Jauh Untuk Pengembangan Wilayah Perdesaan

22 April 2024   12:53 Diperbarui: 22 April 2024   12:59 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Nama                         : Marhan Robiyannor

Mata Kuliah            : Pengindraan Jauh

Dosen Pengampu : Dr. Rosalina Kumalawati,.M.Si.

Program Studi       : Geografi FISIP Universitas Lambung Mangkurat 

Pengembangan wilayah pedesaan memiliki signifikansi yang besar karena desa memiliki dinamika yang berbeda dengan kota. Desa sering kali dihadapkan pada tantangan yang lebih kompleks, seperti tingkat kemiskinan yang tinggi, kesehatan masyarakat yang kurang optimal, tingkat konsumsi rendah, dan rendahnya Sumber Daya Manusia (SDM). Oleh karena itu, pembangunan pedesaan harus meliputi beragam aspek yang memengaruhi kehidupan masyarakat, mulai dari peningkatan pelayanan dasar, pembangunan infrastruktur dan lingkungan, hingga pengembangan ekonomi pertanian yang produktif. Upaya ini juga mencakup pemanfaatan teknologi tepat guna dan peningkatan kualitas keamanan serta ketertiban di desa.

Pembangunan pedesaan tidak hanya penting secara lokal, tetapi juga merupakan fondasi dari pembangunan nasional. Program-program pembangunan berkelanjutan, yang didasarkan pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), telah terbukti memberikan manfaat yang signifikan bagi desa. Desa bahkan berkontribusi sebesar 74% terhadap pencapaian SDGs secara nasional, menyoroti peran krusial mereka dalam mencapai tujuan-tujuan pembangunan yang lebih luas.

Salah satu alat yang penting dalam upaya memahami dan mengelola wilayah pedesaan adalah penginderaan jauh, atau inderaja. Penginderaan jauh memungkinkan untuk memperoleh informasi tentang obyek, area, atau fenomena tanpa harus melakukan kontak langsung dengan mereka. Dengan teknologi ini, kita dapat menggambarkan dengan jelas kondisi suatu wilayah, seperti keadaan geografis dan lingkungan, serta memahami pola-pola yang terjadi di dalamnya

Alat-alat penginderaan jauh umumnya dipasang pada wahana seperti pesawat udara, satelit, atau balon udara. Sumber tenaga yang digunakan dalam penginderaan jauh dapat bersifat alami atau buatan, tergantung pada kebutuhan dan tujuan analisis yang ingin dicapai. Selain itu, komponen-komponen penginderaan jauh meliputi alat pengolahan data serta alat-alat pendukung lainnya yang mendukung proses analisis dan interpretasi informasi yang diperoleh. Dengan demikian, penginderaan jauh menjadi salah satu instrumen penting dalam mendukung pembangunan wilayah pedesaan yang berkelanjutan dan efektif. Beberapa jenis teknologi penginderaan jauh antara lain:

  • Penginderaan Foto Udara: Ini adalah metode yang menggunakan kamera dan film sebagai detektor untuk mengambil gambar dari bumi dari ketinggian tinggi. Gambar ini dapat digunakan untuk mengetahui keadaan permukaan bumi, seperti kondisi tanah, hutan, air, dan bangunan
  • Penginderaan Citra Satelit: Satelit dengan sensor yang berbeda-beda digunakan untuk mengumpulkan data multispectral atau multiband. Data ini dapat digunakan untuk pemetaan, pengukuran, dan penganalisis kualitas tanah, vegetasi, air, dan lain-lain
  • Penginderaan Hiperspektral: Ini adalah metode yang mengukur spektrum elektromagnetik pada banyak saluran, seringkali dengan interval yang sangat sempit. Hal ini memungkinkan identifikasi spektral yang sangat rinci dari objek atau material di permukaan bumi.
  • Penginderaan Panorama (Panchromatic): Citra panorama hanya menggunakan saluran spektrum elektromagnetik yang luas atau panchromatic. Mereka sering memiliki resolusi tinggi. Citra panorama digunakan dalam pemetaan topografi tingkat tinggi, pemantauan perubahan permukaan tanah
  • Penginderaan Mikrogelombang: Ini adalah metode yang mengukur energi mikrogelombang yang dipantulkan dari permukaan bumi. Citra ini digunakan dalam aplikasi seperti pengukuran kualitas air, analisis kimia, dan aplikasi lain yang memerlukan deteksi gelombang mikro

Penginderaan jauh dalam konteks pengembangan wilayah pedesaan membawa sejumlah keuntungan yang signifikan. Salah satunya adalah kemampuannya untuk memantau dan mengidentifikasi perubahan fisik di wilayah pedesaan, termasuk perubahan lahan, penggunaan lahan, dan kondisi lingkungan. Dengan demikian, penginderaan jauh dapat menjadi alat penting dalam menentukan kawasan yang cocok untuk pengembangan serta area yang memerlukan perlindungan.

Selain itu, penginderaan jauh juga memiliki peran penting dalam pemetaan dan pengelolaan tata ruang kawasan pedesaan. Data yang dihasilkan dari penginderaan jauh dapat digunakan untuk membuat peta yang lebih akurat dan terstruktur, menjadi landasan penting dalam perencanaan pengembangan wilayah. Informasi yang diperoleh juga membantu dalam mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kesesuaian pengembangan wilayah, seperti kondisi hidrologi, tanah, dan ekologi.

Tidak hanya itu, penginderaan jauh juga bermanfaat dalam mengidentifikasi kawasan yang rentan terhadap banjir. Informasi ini dapat dimanfaatkan untuk mengurangi risiko banjir dan mengurangi dampak negatif yang ditimbulkannya. Lebih lanjut, data penginderaan jauh dapat menjadi panduan dalam menentukan kawasan yang tepat untuk pengembangan industri, seperti perkebunan, perikanan, dan perdagangan. Dengan demikian, penginderaan jauh menjadi instrumen yang sangat berharga dalam upaya pengembangan wilayah pedesaan yang berkelanjutan.

Lalu bagaimana cara pengaplikasian ilmu penginderaan jauh untuk pengembangan pedesaan? Langkah pertama yang bisa dilakukan adalah mengidentifikasi terlebih dahulu masalah utama dalam pengembangan wilayah di pedesaan tersebut. Misalnya saja di suatu desa terdapat masalah banjir. Banjir merupakan masalah bagi masyarakat karena menimbulkan kerugian jiwa dan harta benda, seperti kerusakan bangunan dan tempat tinggal, kerusakan sarana prasarana infrastruktur, dan lain-lain. Kejadian banjir masih sulit dideteksi kemunculannya dan sulit dihindari atau dicegah kejadiannya, sehingga dengan melihatnya hal tersebut perlu adanya sistem penanggulangan banjir yang lebih baik untuk mengurangi dampak banjir (Angriani & Kumalawati, 2016). Salah satunya adalah dengan melakukan pemetaan daerah rawan banjir menggunakan keilmuan penginderaan jauh. 

Penggunaan citra satelit dan data penginderaan jauh dalam pemetaan wilayah rawan banjir adalah sangat penting untuk mengetahui daerah yang rawan terjadi bencana banjir. Citra satelit dapat digunakan untuk pemetaan wilayah rawan banjir. Satelit Sentinel-1 SAR digunakan untuk identifikasi wilayah genangan banjir, sedangkan pemetaan kerawanan banjir menggunakan pendekatan dan data yang terkait. Citra Landsat memberikan informasi fisik sebuah wilayah, sehingga bisa dilakukan analisa dan ditetapkan untuk parameter banjir, serta untuk analisis fenomena alam. Pemetaan zonasi area rawan banjir dapat menggunakan metode pembobotan dan scoring pada semua parameter yang menyebabkan banjir, yaitu curah hujan, kemiringan lereng, infrastruktur, dan tuutpan lahan hasil pengolahan citra satelit.

Namun, di tingkat pedesaan, pelaksanaan pemetaan ini mungkin dihadapkan pada sejumlah kendala. Keterbatasan perangkat dan SDM seringkali menjadi hambatan dalam proses ini. Karena itu, kolaborasi antara instansi-instansi setempat yang terkait dengan mitigasi bencana sangatlah penting. Mereka dapat menyumbangkan sumber daya dan pengetahuan lokal mereka untuk mendukung proses pemetaan serta mengatasi kendala-kendala teknis yang mungkin muncul.

Penting untuk diingat bahwa pemanfaatan penginderaan jauh tidak hanya terkait dengan mitigasi bencana semata, tetapi juga sangat relevan dalam konteks pembangunan wilayah. Informasi yang diperoleh dari teknologi ini dapat menjadi landasan yang kuat untuk perencanaan pembangunan yang berkelanjutan dan adaptif, yang mempertimbangkan risiko banjir sebagai salah satu faktor utama. Dengan demikian, penggunaan citra satelit dan data penginderaan jauh bukan hanya tentang kewaspadaan terhadap bencana, tetapi juga tentang membangun masa depan yang lebih aman dan berkelanjutan bagi komunitas yang terkena dampaknya.

DAFTAR PUSTAKA

Angriani, F., & Kumalawati, R. (2016). Pemetaan bahaya banjir kabupaten hulu sungai tengah provinsi Kalimantan selatan. Jurnal SPATIAL Wahana Komunikasi Dan Informasi Geografi, 16(2), 21--26.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun