Mohon tunggu...
marhani marhani
marhani marhani Mohon Tunggu... Dosen - mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang

Marhani, pemerhati pestisida

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Artikel Utama

Dampak Residu Pestisida Sintetis

14 Januari 2023   20:56 Diperbarui: 16 Januari 2023   11:09 835
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penggunaan pestisida masih menjadi masalah bagi kesehatan masyarakat, oleh karena itu perlu adanya regulasi dari pihak yang berwenang, yang dapat mengarah pada perilaku penggunaan pestisida secara benar.

Ini adalah bagian dari bidang hukum dan kebijakan kesehatan. Keracunan pestisida dapat menyebabkan kesulitan bernapas, sakit kepala, efek neurologis atau psikologis dan iritasi kulit dan selaput lender.

Peraturan Mentri Pertanian no.39/permentan/SR.330/7/2015 tentang pendaftaran pestisida sebagaimana telah diubah dengan peraturan mentri no.06/Permentan/SR.330/2018

Petani di negara berkembang menggunakan bahan berbahaya pestisida saat mengambil sedikit atau tidak ada tindakan perlindungan. Di sana bukti terbatas pada faktor-faktor yang mempengaruhi langkah-langkah keamanan mereka dan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)

Keracunan pestisida akut (APP) diketahui menjadi masalah kesehatan utama di kalangan petani di negara berkembang, pengetahuan tentang prevalensi dan faktor risikonya terbatas(Afshari et al. 2018). Residu pestisida terakumulasi dan berkorelasi tinggi dengan dampak kesehatan yang merugikan (Liao et al. 2020).

Penggunaan pestisida kimia di bidang pertanian telah merusak lahan pertanian, perikanan, fauna, dan flora. Selain itu, peningkatan mortalitas dan morbiditas manusia akibat penggunaan pestisida kimia yang tidak aman adalah bahaya pekerjaan yang paling umum dan serius yang dihadapi oleh petani.

Petani memiliki persepsi juga bahwa penggunaan pestisida kimia dapat mengurangi penurunan produksi padi sawah dan resiko gagal panen (96,67% atau 29 orang petani responden).

Hal ini sesuai hasil penelitian Puspitasari, (2017), bahwa petani meminimalisir resiko kegagalan panen, bahkan sebelum diserang hama, petani sudah menggunakan pestisida kimia.

Sikap petani dalam menggunakan pestisida kimia adalah petani bersedia membayar harga mahal untuk pestisida kimia yang ampuh mengendalikan hama padi sawah, sehingga sesama petani akan bertukar informasi tentang pengalaman keefektifan penggunaan pestisida kimia supaya tidak terjadi gagal panen.

Karena itu, petani menyatakan bahwa petani tidak memiliki pilihan jika tidak menggunakan pestisida kimia untuk mengantisipasi kegagalan panen.

Motif petani menggunakan pestisida kimia yang sudah terkenal, terbukti ampuh dan mudah ditemukan di pasar/kios, tetapi tidak berdasarkan pemahaman atas zat aktif yang terkandung dalam pestisida tersebut; dan sikap petani bersedia membayar mahal pestisida yang terbukti ampuh mengendalikan hama padi sawah. Petani lebih mempertimbangkan resiko kegagalan panen dibandingkan dampak buruk pestisida kimia terhadap lingkungan.

MENGATASI PERMASALAHAN PENGGUNAAN PESTISIDA SINTETIS

Pestisida terbatas adalah pestisida yang karena sifatnya (fisik dan kimia) dan atau karena daya racunnya, dinilai sangat berbahaya bagi kehidupan manusia dan lingkungan.

Oleh karenanya hanya diizinkan untuk diedarkan, disimpan dan digunakan secara terbatas, untuk itu disarankan menggunakan pestisida Nabati.

Di bawah ini ada beberapa contoh pestisida nabati dan Proses pembuatannya:

1. Pestisida Nabati "Daun Pepaya"

Cara Pembuatannya:

  • 1 kg daun pepaya segar di Rajang atau dihaluskan
  • Hasil rajangan di rendam dalam 10 liter air, 2 sendok makan minyak      tanah,  30 gr detergen, diamkan semalam
  • Saring larutan hasil perendaman dengan kain halus
  • Semprotkan larutan hasil saringan ke tanaman.

2. Pestisida Nabati "Biji Jarak"

Cara Pembuatannya:

  • Tumbuk 1 biji jarak dan panaskan selama 10 menit dalam air 2 liter, tambahkan 2 sendok makan minyak tanah dan 50 gr deterjen lalu diaduk
  • Saring larutan hasil perendaman, tambahkan air kembali 10 liter
  • Siap dipergunakan dengan cara di semprot kan ke tanaman.

3. Pestisida Nabati "Daun Sirsak"

Cara Pembuatan:

  • Tumbuk halus 50 -- 100 lembar daun sirsak
  • Rendam dalam 5 liter air, + 15 gr detergen, aduk rata dan diamkan semalam
  • Saring dengan kain halus
  • Dicairkan kembali 1 liter larutan pestisida dengan 10 -- 15 liter air
  • Siap disemprotkan ke tanaman.

4. Pestisida Nabati "Daun Sirsak dan Jeringau"

Cara Pembuatan:

  • Tumbuk halus segenggam daun sirsak, segenggam rimpang jeringau, 20 siung bawang putih.
  • Rendam dalam air sebanyak 20 liter, di + 20 gr sabun colek, aduk rata dan di biarkan semalam
  • Saring dengan kain halus
  • Encer kan 1liter pestisida dengan 50 - 60 liter air
  • Siap di semprotkan ke tanaman.

5. Pestisida Nabati "Rendaman Daun Tembakau"

Cara Pembuatan:

  • Rajang 250 gr (sekitar 4 daun) tembakau dan direndam dalam 8 liter air selama semalam
  • Tambahkan 2 sendok detergen, aduk merata kemudian disaring
  • Siap disemprotkan ke tanaman

6. Pestisida Nabati "Daun Sirih Hutan"

Cara Pembuatan:

  • Tumbuk halus 1 kg daun sirih hutan segar, 3 siung bawang merah, 5 batang serai
  • Tambahkan air 8 -- 10 liter air, 50 gr deterjen dan diaduk rata
  • Saring dengan kain halus
  • Siap disemprotkan ke tanaman

7. Pestisida Nabati "Srikaya dan Nona Seberang"

Cara Pembuatan:

  • Tumbuk hingga halus 15 -- 25 gr biji srikaya/nona seberang
  • Rendam dalam 1 liter air, 1 gr deterjen, aduk rata dan biarkan 1 malam, kemudian saring dan siap disemprotkan ketanaman.

8. Pestisida Nabati "Daun Gamal"

Cara Pembuatan:

  • Daun gamal bila ditambah dengan minyak tanah dan detergen akan dapat dipakai sebagai insektisida.
  • Penggunaannya harus hati-hati karena dengan adanya minyak tanah mengakibatkan tanaman terbakar dan bau bila mendekati panen.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun