"Ampun tuan Putri," ujar Panglima Ambara sambil berdiri.
"Katakan Ambara! Siapa yang melakukan ini?" ujarnya penuh amarah. "Aku akan balas dendam," tambahnya dengan nada keras.
"Dila. Tahan amarahmu!" pinta Ambarwati, permaisuri raja. "Sekarang kita sedang berduka. Lupakan dulu balas dendammu," tambahnya.
"Tidak Bunda. Hamba tidak bisa terima ayahanda prabu dibunuh seperti ini," ujarnya  sambil memegang gagang pedangnya.
"Bunda mengerti perasaan kamu," kata Ambarwati sambil mendekati anaknya yang sedang emosi. "Bunda tidak mau kehilangan semua orang-orang yang Bunda sayang," tambahnya sambil memeluk anaknya dan menangis.
"Panglima. Katakan, siapa yang membunuh ayahanda?" tanya Putri Faradila dengan suara serak sambil melepas pelukan ibunya.
"Ampun, tuan Putri. Sebenarnya, baginda terbunuh karena termakan karmanya sendiri," jawabnya pelan.
"Termakan karma sendiri bagaimana?" tanyanya heran.
"Sekali lagi ampun, tuan putri. Sebenarnya, dulu baginda prabu telah membunuh Resi Rimbawan dengan cara tidak ksatria. Sekarang beliau terbunuh dengan cara tidak ksatria pula," terang Ambara.
"Lalu siapa yang membunuh ayahanda?" tanya penasaran.
"Pangeran Kumara," jawabnya pendek.