Benarkah kecerdasan musical itu ada? Bagaimana stimulusnya pada anak usia dini
Nah bagaimana kabar kalian nih teman-teman? Semoga di cuaca yang seperti ini kalian tetap sehat ya selalu menjaga kesehatan dan selalu makan yang teratur, dan jangan lupa minum vitamin.
Kali ini kita akan membahas tentang kecerdasan musikal. Sebelumnya kalian ada yang tahu nggak apa itu kecerdasan musikal? Jadi kecerdasan musikal itu merupakan gabungan dari kemampuan dalam hal mengenai pola nada, tinggi rendahnya nada, irama, dan melodi yang di mana seseorang dapat merasakan kepekaan dalam menangkap aspek-aspek bumi dan musik secara mendalam dan penuh perasaan.
Namun selain kecerdasan musikal, setiap orang juga memiliki 8 kecerdasan dengan kecerdasan yang berbeda ya teman-teman. Â Nah jadi setiap orang itu bisa mempunyai kecerdasan seperti verbal linguistik, logistik/ matematika, kecerdasan visual, kecerdasan naturalistik, kecerdasan kinestetik, kecerdasan interpersonal dan kecerdasan intrapersonal. Jadi, masing-masing kecerdasan tersebut memiliki fungsi yang berbeda namun ia bersama-sama dengan penjelasan yang lain, dan peran dari kecerdasan ini untuk orang dewasa yaitu dapat merangsang berkembangnya kecerdasan-kecerdasan tersebut. Namun demikian, suatu kecerdasan dapat kita sadari secara mandiri seperti kita menekuni suatu bidang yang kita benar-benar mampu dalam hal minat dan bakat. (Gardner, 2003)
Kembali kepada pembahasan kecerdasan musikal, kecerdasan musikal ini bisa terjadi pada anak usia dini dengan berbagai perbedaan atau perkembangan yang berbeda dalam anak tersebut. Seperti pada contohnya anak tersebut suka bersenandung. Tentunya udah nggak asing lagi dong sama anak-anak yang biasanya suka hampir senandung, suka membuat nada yang mungkin kita belum tau. Namun, tanpa kita sadari kecerdasan musikal ini telah mengalir dalam diri anak tersebut.
Selain bersenandung anak biasanya juga suka bernyanyi. Status asing lagi jika kita melihat anak-anak yang suka bernyanyi seperti anak tersebut bernyanyi karena orang tuanya telah mengajarkan ia lagu ini. namun ternyata anak itu bisa menangkap lagu yang telah diajarkan oleh orang tuanya dan bisa menyanyikannya kembali dengan mungkin yang lebih bagus suaranya ataupun ia menyanyikan secara baik dan jelas.
Pada usia dini sekitar 0-5 tahun ini, anak juga seringkali membuat nada yang abstrak yang pada akhirnya anak tersebut tanpa disadari telah menciptakan sebuah lagu sendiri. Dengan dia mengetahui nada ataupun mengetahui lagu-lagu yang sudah dipelajari sebelumnya, anak-anak juga pasti berpikir dong teman-teman, bagaimana kalau menciptakan lagu sendiri? Karena pada usia tersebut anak kecil lebih mudah menciptakan kreativitas atau hal-hal baru yang ia pelajari namun ia lakukan kembali dengan versi yang berbeda dari dirinya.
Tanda-tanda selanjutnya yang dirasakan adalah anak tersebut bisa peka terhadap musik seperti ia mengetuk-ngetukkan jari tangan atau membuat bayi yang berirama, menikmati musik dengan gerakan-gerakan kaki atau dapat mengganggukan kepala atau tangannya. Mungkin pada bagian ini semua orang mengalami terhadap kepekaan musik, namun pada anak juga mengalami hal yang sama. Misalnya kita menyalakan lagu anak-anak dengan yang sudah dipelajarinya kemarin, anak tersebut juga bisa mengingat lagu itu kembali seperti anak tersebut mengetuk-ngetukkan jari tangan yang bertanda bahwa dirinya mengerti bahwa ini lagu yang sudah pernah diputar olehnya. Jadi, memori musik atau memori lagu yang sudah diciptakan di anak tersebut akan mudah diingat jika pada anak usia dini tersebut yang notabenya suka mengingat hal-hal yang telah dilakukannya.
Berlanjut pada pembahasan stimulus yang dilakukan pada anak usia dini, kecerdasan musikal ini juga dapat dimanfaatkan dalam hal pembelajaran atau dapat disampaikan melalui cara belajar yang telah dilakukan oleh anak-anak pada masanya.
Pertama, menikmati musik dan menggerakkan kepala. Maka stimulasi yang diberikan oleh anak tersebut adalah bisa dengan cara mempelajari musik atau lagu-lagu yang sekiranya dapat mereka hafal atau mungkin lagu-lagu yang ringan-ringan saja nah juga bisa kita sertai dengan menyanyi jika anak tersebut juga ingin menyanyi. Jadi anak tersebut akan dengan mudahnya mengingat lagu dan menyanyikan kembali lagu yang telah diputar sebelumnya.
Kedua, pada indikator kompetensi dari bertepuk tangan, bergerak bebas sesuai irama musik, bernyanyi dengan bimbingan ortu atau pengasuh bisa dapat dilakukan dengan stimulasi bernyanyi sambil bertepuk tangan, memukul-mukul benda, dibimbing menyanyi atau dapat kita ajari bagaimana bermain alat musik dan bagaimana musik tersebut bisa kita ubah dengan nada yang kita mau atau melakukan aransemen lagu.
Ketiga, anak dengan kepekaan terhadap musik seperti jika ia mendengarkan musik maka ia akan melakukan kepala atau bergerak bebas sesuai irama dengan musik. Nah jadi anak tersebut dapat kita berikan stimulasi yang berupa bernyanyi bersama, bermain alat musik yang sederhana yang sekiranya ada di lingkungan anak tersebut seperti menggunakan botol ataupun menggunakan, juga dilakukan dengan mengajak anak tersebut karaoke lagu anak sederhana supaya anak bisa memastikan ia tepat dalam penaruhan nada, dan dapat juga untuk memanjangkan konsep notasi musik secara informal baik itu bergelombang naik, turun, atau rata langsung.
Nah jadi begini ya teman-teman bagaimana kecerdasan musik ini mempengaruhi kecerdasan anak dini yang muncul sejak ia lahir. Kecerdasan ini sudah muncul ketika anak-anak masih kecil bahkan sejak dalam kandungan, manusia hidup dengan irama dan detak jantung, dan aktivitas-aktivitas lainnya yang menyebabkan gelombang otak pada manusia lebih peka.
Jika kita melihat anak-anak yang memiliki potensi pada kecerdasan musik lebih besar, maka anak tersebut juga memiliki bakat yang sesuai dengan kecerdasan ini. Hal yang dilakukan sebagai orang tua dari anak tersebut adalah dengan cara mengasah skill bernyanyi anak tersebut secara baik agar anak tersebut bisa lebih mengetahui secara luas bahwa musik tersebut sangat berarti untuk hidupnya.
Namun, di setiap orang juga memiliki kecerdasan musik yang berbeda-beda. Jika kita sudah membahas tentang anak tersebut berpotensi unggul dalam kecerdasan musik, maka ada juga anak bahkan semua orang yang bisa musik namun bidang lainnya lebih menonjol dan ada juga yang dia hanya bisa musik sedikit dan tidak memiliki bakat yang lainnya.
Referensi :
Tadkirotun, Musfiroh. "Kecerdasan Musikal dan Stimulasinya pada Anak Usia 0-5 Tahun". UNY : Yogyakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H