Abdoel Moesis merupakan seorang sastrawan, wartawan, salah satu pengurus besar Sarekat Islam, dan anggota dari Volksraad di Indonesia.
Dia lahir pada tanggal 3 Juli 1986 di Sungai Diar, Agam, Sumatera Barat dan meninggal pada tanggal 17 Juni 1859 di TMP Cikutra, Bandung.Â
Pendidikan terahkir berada di sekolah dokter, Universitas Indonesia selama beberapa semester dikarenakan dia sakit sehingga tidak bisa melanjutkan pendidikan.
Abodel Moesis dikenal memiliki kemampuan berbahasa belanda yang rata-ratanya melebihi orang Belanda.
Pada tahun 1903-1905, dia diangkat sebagai directeur onderwijs [1] di Departement Van Onderwijs en Eredienst yang membawahi Stovia dan secara tidak langsung menjadi klerk [2]. Â
Pada tahun 1913, dia mulai bergabung dengan Sarekat Islam dan menjadi Pemimpin Redaksi Harian Kaoem Moeda.
Pada tahun 1905, dia diterima sebagai salah satu anggota dewan redaksi di majalah Bintang Hindia.
Pada tahun 1907-1912, dia pindah kerja ke Bandungsche Afdeelingsbank sebagai mantri lumbung.
Kemudian dia juga berkerja sebagai kolektor dan hoofcorrector [3] (3 bulan) dikarenakan memiliki kemampuan dalam berbahasa belanda di De Prianger Bode [4].
Pada tahun 1917, dia dipercaya sebagai utusan dari Sarekat Islam menuju ke Belanda untuk memprogandakan Comite Indie Weerbaar dan membicarakan perihal masalah pertahanan bagi Indonesia yang berkaitan dengan PDI.
Pada 1918, dia pindah berkerja di harian Neraca dan menjadi dewan Volksraad [5].Â
Pada tahun 1922, dia telah memimpin anak buah yang telah tergabung ke dalam PPPB [6] yang telah mengadakan gerakan mogok di Yogyakarta. Selain itu juga dia telah mempimpin adanya gerakan yang tujuannya untuk memprotes terhadap aturan landrenteselsel [7].
Selain itu dia telah mendirikan harian Kaum Kita di Bandung dan Mimbar Rakyat, namun kedua organisasi tersebut tidak bertahan lama.
Bersama dengan Ki Hajar Dewantara membangun Komite Bumiputera, Abodel Moesis telah menentang adanya rencana yang diterapkan dan dikeluarkan oleh pemerintah Belanda yang mengadakan perayaan kemerdekaan Belanda oleh pihak Perancis.
Setelah kemerdekaan Indonesia berlangsung, dia mendirikan Persatuan Perjuangan Priangan di Jawa Barat.
Pada tanggal 30 Agustus 1959, Presiden Soekarno telah mengkukuhkan Abdoel Moesis sebagai pahlawan nasional.
Karya-karya terbesar selama hidupnya adalah Dari Hal Oebi Kajoe (1917), Menanam Serai dan Memperbuat Minjak (1920, Salah Asuhan (1928), Pertemuan Jodoh (1932), Robert Anak Surapati (1953), Surapati (1952).Â
[1] Â Â directeur onderwijs adalah direktur pendidikan.
[2] Â Â klerk adalah perkerja kantoran.
[3] Â Â Hoofcorrector adalah kepala korektor.
[4]   De  Prianger Bode adalah surat kabar harian Belanda di Bandung).Â
[5] Â Â Volksraad adalah dewan rakyat jajahan.
[6] Â Â PPPB adalah Perkumpulan Pegawai Pegadaian Bumiputera.
[7] Â Â landrenteselsel adalah undang-undang pengawasan yang dikeluarkan oleh Belanda di Sumatera Barat dan undang-undang tersebut telah berhasil dilaksanakan.
Sumber:
national.tempo.co/mengenal-sosok-pahlawan-abdoel-moesis
m.liputan6.com/news/read/abdul-muis-sastrawan-yang-jadi-pahlawan
google.com
Foto:Â
Abdoel Moesis -https://historia.id/amp/politik/articles/abdoel-moeis-pembakar-semangat-rakyat-minang-P7eBQh
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H