Seketika, benak melesap menghilang.
Kelana, berkelana
Tak terarah, pergi mengelana.
Shakuntala terus mencoba untuk menjejal jejak asa,
menunggu sesuatu yang naif.
Tetap saja baik cepat atau lambat, nihil yang didapat.
Seperti burung yang terkungkung dalam sangkar,
tidak mampu berkutik apalagi keluar.
Seperti Sembilu menancap tajam lubuk hati.Â
Retih, meretih, menyayat, tersayat.
Perih.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!