Halo para pembaca Kompasiana! Kali ini saya akan membahas mengenai sebenarnya orang normal itu memiliki kemampuan berlari marathon dengan baik seperti pelari marathon pada umumnya atau tidak. Tetapi, sebelum kita membahas lebih dalam, saya akan menjelaskan tentang otot dan sistem gerak yang terdapat pada manusia.
Jaringan Otot
Jaringan otot adalah jaringan berupa alat gerak aktif yang dapat menggerakkan tulang, yang menyebabkan individu itu dapat bergerak. Jaringan otot memiliki kemampuan berkontraksi untuk melakukan gerakan. Jaringan otot harus melakukan gerakan mekanis, maka diperlukan banyak pembuluh kapiler darah yang berperan dalam memberikan nutrisi dan oksigen, serta berfungsi untuk mengangkut zat sisa.
Di dalam tubuh terdapat tiga macam jaringan otot, yaitu :
- Otot Polos
Otot polos berbentuk gelondong, inti selnya berada di tengah sel dan hanya memiliki 1 inti sel. Otot polos bekerja secara tidak sadar sehingga reaksi terhadap rangsangannya menjadi lambat. Otot polos terletak pada saluran pencernaan, saluran darah, limfe, dan saluran pernapasan.
- Otot Lurik
Otot lurik berbentuk silindris panjang, memiliki banyak inti sel, dan inti sel - inti sel tersebut terletak di pinggir sel. Otot lurik bekerja secara sadar sehingga reaksi terhadap rangsangannya cepat dan membuat menjadi cepat lelah. Otot lurik ini menempel pada tulang apendikuler ( tulang untuk bergerak ).
- Otot Jantung
Otot jantung berbentuk silindris dengan ujung yang bercabang dua/lebih. Inti sel pada otot jantung berjumlah 1/2 inti dan terletak di tengah. Otot jantung bekerja secara tidak sadar sehingga reaksi terhadap rangsangannya menjadi lambat. Otot jantung terletak pada jantung.
Sistem Gerak
Sistem gerak pada manusia berfungsi untuk memberikan bentuk tubuh, menyokong tubuh, memudahkan manusia untuk melakukan aktivitas seperti berlari, berjalan, dll. Contoh dari sistem gerak manusia adalah alat gerak pasif ( Tulang ) dan alat gerak aktif ( otot ).
Sekarang kita akan masuk ke topik, yaitu bisakah orang normal berlari seperti pelari marathon. Orang normal yang dimaksud pada artikel ini adalah orang yang tidak memiliki cacat secara fisik ( tidak memiliki kaki atau tangan ). Pada dasarnya, orang-orang normal tersebut memiliki kemampuan berlari marathon dengan baik sama seperti orang-orang kebanyakan yang memiliki kemampuan berlari marathon seperti pelari marathon. Mengapa bisa terjadi hal seperti itu? Hal itu disebabkan karena orang-orang normal telah dikaruniai oleh Tuhan sistem anggota gerak yang lengkap seperti kaki dan tangan, sehingga orang-orang yang memiliki tubuh normal memiliki kemampuan untuk berlari.
Pada saat kita berlari, kita menggunakan otot-otot di bagian paha ( quadriceps), tungkai belakang ( hamstring), punggung bawah, betis, pantat, dan pinggul. Mungkin pembaca kebingungan mengenai istilah quadriceps dan hamstring. Lalu sebenarnya apakah hamstringdan quadricepsitu? Hamstringadalah tiga kelompok otot yang ada di bagian paha bagian belakang.Â
Otot ini jarang digunakan saat seseorang hanya beraktivitas berdiri atau berjalan. Otot-otot hamstringterdiri atas otot semitendinosus, otot semimembranosus, otot biceps femoris. Otot hamstringini akan sangat aktif ketika digunakan untuk melakukan aktivitas yang menuntut seseorang untuk membengkokkan tungkai kakinya. Contoh aktivitas yang sering dilakukan manusia yang membuat otot hamstringaktif adalah melompat, berlari, memanjat, dll.Â
Sedangkan quadricepsmerupakan gabungan dari beberapa otot-otot yang berada di bagian depan paha. Otot-otot tersebut ada empat, yaitu otot rectus femoris, otot vastus medialis,otot vastus lateralis, dan otot vastus intermedius. Kelompok otot - otot tersebut berguna untuk mengaktifkan 2 sendi-sendi pada pinggul dan sendi yang terletak pada lutut terutama berguna untuk menekuk bagian pinggul ( membungkuk ) dan meluruskan bagian lutut.Â
Selain membutuhkan peran tubuh bagian bawah, kita juga tidak dapat melupakan peran tubuh bagian atas milik kita dalam berlari. Peran tubuh bagian atas itu adalah bagian batang tubuh ( otot punggung dan perut ), selain itu diperlukan bahu dan juga lengan. Tubuh bagian atas tersebut berperan untuk menjaga keseimbangan, menjaga kestabilan, dan kemampuan untuk bergerak ke arah depan.
Sebenarnya apakah itu berlari? Berlari didefinisikan sebagai periode kontak dari satu kaki ke tanah sampai ke kontak berikutnya dari kaki yang sama. Ada dua fase dalam siklus gaya berlari, yaitu :
- Fase support / stance( berdiri )
Fase supportadalah keadaan di mana saat kaki berkontak dengan tanah atau pada saat kaki menapak pada tanah.
- Fase swing( mengayun )
Fase swingdisebut juga fase non kontak. Fase swingadalah keadaan di mana saat kaki tidak berkontak dengan tanah ( melayang di udara ).
Fase swingseperti fase pemulihan kembali anggota gerak ( kaki ) dalam persiapan untuk melakukan kontak selanjutnya dengan tanah
(Fase support). Fase swingini berakhir ketika kaki mulai berkontak dengan tanah ( menyentuh tanah ).
Ada tiga kelompok ekstremitas yang berpengaruh pada saat kita berlari, yaitu pergelangan kaki ( ankle ), kaki ( foot), pinggul, dan lutut. Sebelumnya saya akan menjelaskan mengenai ekstremitas. Ekstremitas merupakan anggota badan contohnya adalah lengan dan tungkai. Ekstremitas sendiri terdiri atas tulang dan otot. Tiga kelompok ekstremitas tersebut adalah :
- Pergelangan kaki ( ankle ) dan kaki ( foot)
Saat kita berlari, otot yang digunakan pada pergelangan kaki dan kaki merupakan otot plantar flexor. Dalam berjalan, kita pun juga menggunakan otot tersebut. Namun pada saat kita berlari, otot plantar flexoritu menjadi lebih aktif daripada saat kita berjalan meskipun rentang jaraknya berkurang. Aktivitas otot plantar fleksortersebut meningkat tajam setelah melakukan heel strikedan mendominasi sepanjang periode stance.
Pada fase braking portion( pengereman ),otot plantar flexortidak bekerja pada pergelangan kaki ( ankle). Namun otot tersebut mampu menghentikan penurunan vertikal tubuh di atas kaki ( foot). Hal tersebut berlanjut sampai ke propelling portion( mendorong ), otot plantar flexoritu berubah menjadi kontraksi konsentris yang nantinya akan ditambahkan pada saat kita berlari.
- Pinggul
Saat berlari, muncul pergerakan dari persendian di bagian pinggul dengan rentang yang lebih besar pada saat kita berjalan. Saat heel strike, tekanan yang bekerja pada persendian di pinggul kita sekitar 4x berat tubuh kita hal tersebut dikarenakan absorbsi tekanan tersebut berasal dari tanah, support berat tubuh, dan kontraksi otot abductor. Tekanan tadi akan meningkat kira-kira 7 kali berat tubuh tepat sebelum toe-off, hal itu juga dikarenakan adanya peningkatan aktivitas abductor.Â
Saat sedang fase swingatau fase non kontak, ketika tidak ada daya dari luar yang mempengaruhi anggota gerak kita, beban yang ada pada persendian pinggul pun berkurang sampai kira-kira setara dengan berat tubuh. Beban ini dibangkitkan oleh kontraksi ekstensor. Semua tekanan tersebut lebih sedikit pada wanita karena mereka mempunyai pelvis yang lebih besar, membuat abductor bekerja lebih efektif, sehingga tidak perlu menghasilkan output tekanan yang terlalu tinggi.
Pada fase support saat kita berlari, gluteus medius dan tensor fascia latae aktif tepat sebelum adanya kontak dan pada saat permulaan bagian braking. Otot-otot tersebutlah yang mengontrol pelvis untuk mencegahnya tetap miring ke sisi sebaliknya. Seiring dengan meningkatnya kecepatan berlari, aktivitas gluteus medius dan gluteus minimus akan menurun.Â
Selain itu, otot - otot yang juga aktif pada saat permulaan fase support adalah gluteus maximus dan hamstring, yang fungsinya adalah mengontrol fleksi alat gerak. Hamstring menjadi lebih aktif pada saat fase support seiring dengan meningkatnya kecepatan dalam berlari, sedangkan gluteus maximus menjadi kurang aktif pada saat itu. Selama bagian propelling saat fase support dalam berlari, hamstring menjadi sangat aktif karena pada saat itu paha memanjang. Gluteus maximus juga berkontribusi pada ekstensi selama stance akhir selama juga menghasilkan eksternal rotasi sampai toe-off.
Saat kaki meninggalkan tanah untuk memulai fase swing, alat gerak dibawa maju oleh iliopsoas dan rectus femoris, memperlambat paha dalam hiperekstensi dan menggerakkan paha ke depan menuju fleksi. Rectus femoris adalah otot yang paling penting sebagai pendorong tubuh ke depan, karena otot ini mempunyai rentang gerak yang besar di ekstremitas bawah.Â
Otot ini menginisiasi gerak fleksi dengan hebat dimana aktivitas iliopsoas juga berkontribusi pada ekstensi lutut. Iliopsoas aktif lebih dari 50% fase swing saat berlari. Pada bagian awal fase swing, terdapat aktivitas adductor yang bekerja dengan abductor untuk mengontrol pelvis.
Di akhir fase swing, terdapat aktivitas otot yang sangat besar di gluteus maximus dan hamstring karena mereka mulai mengurangi fleksi paha. Aktivitas pelvis pada berlari maupun berjalan dikontrol oleh lengan, posisi tubuh dan otot abductor. Posisi tubuh dapat sangat mempengaruhi kemiringan anterior dan posterios pelvis saat berlari atau berjalan. Saat berlari/berjalan menanjak, tubuh fleksi, menciptakan kemiringan anterior di pelvis. Dan sebaliknya, saat berlari/berjalan menurun, tubuh hiperektensi dan menciptakan kemiringan posterior dari pelvis.
- Lutut
Saat kita berlari, kita menggunakan aktivitas otot yang lebih besar yang ada di sendi lutut sebagai pengontrol aksi yang hebat yang dibutuhkan dalam berlari. Saat heel strike dalam berlari, kontraksi konsentris singkat dari hamstring akan membuat lutut fleksi untuk mengurangi tekanan horizontal atau menyerap tekanan pada saat braking. Hal ini diikuti oleh aktivasi femores quadriceps. Selama bagian awal melakukan fase swing, quadriceps femoris aktif untuk memperlambat fleksi di bagian lutut. Pada bagian akhir fase swing, hamstring menjadi aktif untuk ekstensi lutut dan fleksi pinggul.
Untuk aktivitas berlari dan berjalan, aktivitas fleksi lutut konsentris meningkat seiring dengan peningkatan kecepatan untuk mengurangi tekanan vertikal tanah. Aktivitas pada quadriceps femoris juga meningkat seiring meningkatnya kecepatan untuk memperlambat fleksi lutut dan menghentikan kecepatan negatif vertikal tubuh. Dan akhirnya, quadriceps femoris meningkatkan aktivitasnya dengan kecepatan untuk berkontribusi pada tekanan propelling dengan meningkatnya aktivitas ekstensi lutut.
Dilihat secara fisik, manusia atau orang normal ( mempunyai kaki dan tangan ) bisa dikatakan mampu melakukan segala aktivitas seperti berlari, melompat, berjalan, dll. Namun, setelah dilihat dari segi kesehatan, tidak semua orang itu bisa melakukan seperti yang kita harapkan. Misalnya orang yang :
- Lemah Jantung                                                                                                         Aktivitas fisik seperti berlari memang bermanfaat untuk jantung. Tetapi, kegiatan berlari tersebut tidak bisa dilakukan secara berlebihan. Hal itu dikarenakan akan membuat jantung bekerja terlalu keras sehingga akan menyebabkan lonjakan drastis pada jantung, yang bisa menyebabkan terkena serangan jantung mendadak yang tentu berbahaya bagi kesehatan orang yang memiliki lemah jantung.
- Gangguan Paru - Paru                                                                                                     Sama halnya dengan jantung, aktivitas fisik seperti berlari ini bisa bermanfaat untuk kesehatan paru-paru. Namun, kita tidak bisa melakukan aktivitas tersebut secara berlebihan. Itu karena pada saat berlari hidung kita melindungi paru-paru dengan menghangatkan udara dan dapat berperan sebagai penyaring. Saat berlari, tubuh kita membutuhkan lebih banyak oksigen dan karena kita membutuhkan oksigen lebih, kita mulai bernapas melalui mulut agar oksigen yang masuk bisa banyak. Sehingga hidung kita tidak memanaskan, melembapkan, atau menyaring udara. Akibatnya, berlari dapat meningkatkan risiko paparan pemicu asma yang merupakan salah satu penyakit gangguan paru - paru.
 Dari penjelasan saya di atas, saya berpendapat bahwa saya setuju apabila orang normal memiliki kemampuan berlari dengan baik sama seperti pelari marathon pada umumnya. Hal itu dikarenakan orang-orang normal telah dikaruniai oleh Tuhan sistem anggota gerak yang lengkap seperti kaki dan tangan, sehingga orang-orang yang memiliki tubuh normal memiliki kemampuan untuk berlari. Bagi orang normal ( memiliki tangan dan kaki ) yang memiliki halangan di segi kesehatan, menurut saya mereka tetap memiliki kemampuan berlari namun tidak bisa melakukan aktivitas berlari tersebut dengan berlebihan.
Demikian essai ini saya sajikan, semoga essai ini dapat bermanfaat untuk pembaca dan dapat dipakai sebagai acuan untuk lebih memahami permasalahan sel. Silahkan berikan kritik dan saran teman-teman pembaca di kolom komentar.
Terima kasih.
Sumber :
Irnaningtyas. 2013. Biologi untuk SMA/MA Kelas XI. PT. Gelora Aksara Pratama. Jakarta.
http://dewisitoresmi.blogspot.co.id/2012/07/mekanisme-kerja-muskuloskeletal-dalam.html
http://cepipradana.blogspot.co.id/2013/05/ekstremitas-manusia.html
http://dunialari.com/otot-apa-yang-bekerja-ketika-kita-berlari/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H