Mohon tunggu...
Lyfe

Bisakah Orang Normal Berlari Marathon?

25 Oktober 2017   20:08 Diperbarui: 25 Oktober 2017   20:15 585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat berlari, muncul pergerakan dari persendian di bagian pinggul dengan rentang yang lebih besar pada saat kita berjalan. Saat heel strike, tekanan yang bekerja pada persendian di pinggul kita sekitar 4x berat tubuh kita hal tersebut dikarenakan absorbsi tekanan tersebut berasal dari tanah, support berat tubuh, dan kontraksi otot abductor. Tekanan tadi akan meningkat kira-kira 7 kali berat tubuh tepat sebelum toe-off, hal itu juga dikarenakan adanya peningkatan aktivitas abductor. 

Saat sedang fase swingatau fase non kontak, ketika tidak ada daya dari luar yang mempengaruhi anggota gerak kita, beban yang ada pada persendian pinggul pun berkurang sampai kira-kira setara dengan berat tubuh. Beban ini dibangkitkan oleh kontraksi ekstensor. Semua tekanan tersebut lebih sedikit pada wanita karena mereka mempunyai pelvis yang lebih besar, membuat abductor bekerja lebih efektif, sehingga tidak perlu menghasilkan output tekanan yang terlalu tinggi.

Pada fase support saat kita berlari, gluteus medius dan tensor fascia latae aktif tepat sebelum adanya kontak dan pada saat permulaan bagian braking. Otot-otot tersebutlah yang mengontrol pelvis untuk mencegahnya tetap miring ke sisi sebaliknya. Seiring dengan meningkatnya kecepatan berlari, aktivitas gluteus medius dan gluteus minimus akan menurun. 

Selain itu, otot - otot yang juga aktif pada saat permulaan fase support adalah gluteus maximus dan hamstring, yang fungsinya adalah mengontrol fleksi alat gerak. Hamstring menjadi lebih aktif pada saat fase support seiring dengan meningkatnya kecepatan dalam berlari, sedangkan gluteus maximus menjadi kurang aktif pada saat itu. Selama bagian propelling saat fase support dalam berlari, hamstring menjadi sangat aktif karena pada saat itu paha memanjang. Gluteus maximus juga berkontribusi pada ekstensi selama stance akhir selama juga menghasilkan eksternal rotasi sampai toe-off.

Saat kaki meninggalkan tanah untuk memulai fase swing, alat gerak dibawa maju oleh iliopsoas dan rectus femoris, memperlambat paha dalam hiperekstensi dan menggerakkan paha ke depan menuju fleksi. Rectus femoris adalah otot yang paling penting sebagai pendorong tubuh ke depan, karena otot ini mempunyai rentang gerak yang besar di ekstremitas bawah. 

Otot ini menginisiasi gerak fleksi dengan hebat dimana aktivitas iliopsoas juga berkontribusi pada ekstensi lutut. Iliopsoas aktif lebih dari 50% fase swing saat berlari. Pada bagian awal fase swing, terdapat aktivitas adductor yang bekerja dengan abductor untuk mengontrol pelvis.

Di akhir fase swing, terdapat aktivitas otot yang sangat besar di gluteus maximus dan hamstring karena mereka mulai mengurangi fleksi paha. Aktivitas pelvis pada berlari maupun berjalan dikontrol oleh lengan, posisi tubuh dan otot abductor. Posisi tubuh dapat sangat mempengaruhi kemiringan anterior dan posterios pelvis saat berlari atau berjalan. Saat berlari/berjalan menanjak, tubuh fleksi, menciptakan kemiringan anterior di pelvis. Dan sebaliknya, saat berlari/berjalan menurun, tubuh hiperektensi dan menciptakan kemiringan posterior dari pelvis.

  • Lutut

Saat kita berlari, kita menggunakan aktivitas otot yang lebih besar yang ada di sendi lutut sebagai pengontrol aksi yang hebat yang dibutuhkan dalam berlari. Saat heel strike dalam berlari, kontraksi konsentris singkat dari hamstring akan membuat lutut fleksi untuk mengurangi tekanan horizontal atau menyerap tekanan pada saat braking. Hal ini diikuti oleh aktivasi femores quadriceps. Selama bagian awal melakukan fase swing, quadriceps femoris aktif untuk memperlambat fleksi di bagian lutut. Pada bagian akhir fase swing, hamstring menjadi aktif untuk ekstensi lutut dan fleksi pinggul.

Untuk aktivitas berlari dan berjalan, aktivitas fleksi lutut konsentris meningkat seiring dengan peningkatan kecepatan untuk mengurangi tekanan vertikal tanah. Aktivitas pada quadriceps femoris juga meningkat seiring meningkatnya kecepatan untuk memperlambat fleksi lutut dan menghentikan kecepatan negatif vertikal tubuh. Dan akhirnya, quadriceps femoris meningkatkan aktivitasnya dengan kecepatan untuk berkontribusi pada tekanan propelling dengan meningkatnya aktivitas ekstensi lutut.

Dilihat secara fisik, manusia atau orang normal ( mempunyai kaki dan tangan ) bisa dikatakan mampu melakukan segala aktivitas seperti berlari, melompat, berjalan, dll. Namun, setelah dilihat dari segi kesehatan, tidak semua orang itu bisa melakukan seperti yang kita harapkan. Misalnya orang yang :

  1. Lemah Jantung                                                                                                                                                                                                                Aktivitas fisik seperti berlari memang bermanfaat untuk jantung. Tetapi, kegiatan berlari tersebut tidak bisa dilakukan secara berlebihan. Hal itu dikarenakan akan membuat jantung bekerja terlalu keras sehingga akan menyebabkan lonjakan drastis pada jantung, yang bisa menyebabkan terkena serangan jantung mendadak yang tentu berbahaya bagi kesehatan orang yang memiliki lemah jantung.
  2. Gangguan Paru - Paru                                                                                                                                                                                                        Sama halnya dengan jantung, aktivitas fisik seperti berlari ini bisa bermanfaat untuk kesehatan paru-paru. Namun, kita tidak bisa melakukan aktivitas tersebut secara berlebihan. Itu karena pada saat berlari hidung kita melindungi paru-paru dengan menghangatkan udara dan dapat berperan sebagai penyaring. Saat berlari, tubuh kita membutuhkan lebih banyak oksigen dan karena kita membutuhkan oksigen lebih, kita mulai bernapas melalui mulut agar oksigen yang masuk bisa banyak. Sehingga hidung kita tidak memanaskan, melembapkan, atau menyaring udara. Akibatnya, berlari dapat meningkatkan risiko paparan pemicu asma yang merupakan salah satu penyakit gangguan paru - paru.

 Dari penjelasan saya di atas, saya berpendapat bahwa saya setuju apabila orang normal memiliki kemampuan berlari dengan baik sama seperti pelari marathon pada umumnya. Hal itu dikarenakan orang-orang normal telah dikaruniai oleh Tuhan sistem anggota gerak yang lengkap seperti kaki dan tangan, sehingga orang-orang yang memiliki tubuh normal memiliki kemampuan untuk berlari. Bagi orang normal ( memiliki tangan dan kaki ) yang memiliki halangan di segi kesehatan, menurut saya mereka tetap memiliki kemampuan berlari namun tidak bisa melakukan aktivitas berlari tersebut dengan berlebihan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun