KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.2 PEMIMPIN DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA
Sintesis Berbagai Materi
Peran Pendidik Sebagai Pemimpin Pembelajaran Â
Peran pendidik sebagai pemimpin pembelajaran. Pemimpin yang tidak hanya mencakup di lingkungan lokal akan tetapi pendidik yang mampu juga memimpin secara global, yang tidak hanya mengelola dan memanage kelas akan tetapi memberikan kontribusi positif terhadap perubahan positif di lingkungan sekolah.Â
Pemimpin yang tidak hanya aktif akan tetapi proaktif untuk menggerakkan guru lain untuk bergerak bersinergis menciptakan pembelajaran yang berpusat dan berpihak pada peserta didik dengan memberikan teladan, motivasi dan pendorong kepada peserta didik untuk memiliki ruh Profil pelajar Pancasila.Â
Guru Penggerak Mewujudkan Visi dan Misi  Pendidikan
Tujuan Program Guru Penggerak ini yaitu sebagai upaya mempersiapakan pemimpin-pemimpin ekosistem pendidikan Indonesia masa depan, mengarahkan dan menuntun peserta didik untuk tumbuh dan berkembang secara holistic.
Sebagai Guru Penggerak terdapat amanah besar untuk mewujudkan Visi dan misi pendidikan yang berpihak pada peserta didik yang memiliki karakter Pelajar Pancasila. Visi dan misi pendidikan dapat tercapai jika pendidik mampu memaksimalkan segala kekuatan, asset dan potensi yang ada pada anak didik dan sekolah.
Perubahan Paradigma Dalam Pengembangan Komunitas
Sekolah dapat dikatakan sebagai suatu ekosistem karena di sanalah terjadi suatu interaksi dan timbal balik positif antara unsur hidup atau factor biotik dengan unsur tak hidup atau abiotic. Interaksi yang menciptakan keselarasan seluruh elemen yang terdapat di lingkungan ekosistem atau sekolah. Interaksi yang saling membutuhkan dan keterikatan satu sama lainnya, serta saling mempengaruhi.
Seorang Pemimpin yang hebat mampu mengidentifikasi, mengelola, dan memanfaatkan asset/ptensi/kekuatan yang ada di sekolah untuk mendorong tercapainya visi dan misi sekolah untuk menciptakan iklim belajar dan ekosistem pendidikan yang berpusat serta berpihak pada peserta didik merubah cara pandang yaitu menilik dari sisi kekuatan/asset/potensi sebagai sumber daya yang terdapat di lingkungan sekitar akan menciptakan pembelajaran berpihak pada peserta didik.Â
Asset yang ada dijadikan sebagai kekuatan bagaimana asset tersebut dimanfaatkan dan dikelola secara maksimal tidak dijadikan sebagai kekurangan dan kelemahanÂ
PERBEDAAN KONSEP BERFIKIR
Deficit Based Thinking VS Asset Based ThinkingÂ
DEFICID BASED THINKING ; Gangguan, kekurangan dan yang tidak berfungsi menjadi perhatian dalam pendekatan ini. Segala seuatu dilihat sisi negative. Usaha yang kita lakukan hanya untuk mengatasi Gangguan, kekurangan dan hal-hal yang tidak berfungsi. Ketika kita selalu melihat dari sisi gangguan dan kekurangan maka akan terbentuk pemikiran yang menjadikan kita tak dapat melihat potensi yang miliki selalu melihat dari sisi negatifnya saja.
ASSET BASED THINKING; Berbeda dengan Deficit-Based Thinking, Asset-Based Thinking merupakan pendekatan yang mengedepankan kekuatan positif thinking dalam mengembangkan diri. Pendekatkan ini dikemukakan oleh psikolog Dr. Kathryn Cramer. Pendekatan untuk menemukenali hal positif dalam hidup, kekuatan dijadikan pijakan dalam pemikiran, dan meninjau hal-hal yang sudah berfungsiÂ
Pemimpin Dalam Pengelolaan Sumber Daya
 Pemimpin dalam pengelolaan sumber daya adalah kompetensi yang dimiliki individu dalam mengidentifikasi, mengelola, dan memanfaatkan asset/p0tensi/kekuatan yang ada di sekolah untuk mendorong tercapainya visi dan misi sekolah untuk menciptakan iklim belajar dan ekosistem pendidikan yang berpusat serta berpihak pada peserta didik.
                                         Â
Contoh Pengimplementasian Pengelolaan Sumber Daya di Komunitas
Mengolah dan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki. Pemimpin harus mampu bergerak bersinergis dengan factor ekosistem yang ada di sekolah seperti pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Semua unsur bahu membahu menginvetarisir dan memetakan sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan kualitas pendidikan di sekolah.Â
Pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar menjadi modal manusia yang jika mampu dimaksimalkan akan mendorong percepatan kualitas pendidikan.Â
Dari modal manusia muncul kreatifitas, pembelajaran yang menyenangkan, kondisi yang nyaman dan terciptanya pembelajaran yang menyelaraskan dengan kebutuhan peserta didik. Sehingga sekolah mampu mewujudkan pembelajaran yang mengembangkan karakter, potensi, kekuatan dan perbedaan peserta didik.
                                         Â
Hubungan Antara Sebelum dan Sesudah Mengikuti Pelatihan Terkait Modul 3.2
Sebelum mempelajari modul ini saya cenderung berfikir kearah decifit based thinking, yang membuat saya seringkali takut dan pesimis dalam melakukan perubahan dalam komunitas saya.Â
Setelah mempelajari modul ini, cara berfikir sayapun berubah, setiap kali merencanakan sebuah program saya mulai terbiasa untuk memetakan aset dan kekuatan yang mungkin bisa saya gunakan untuk mengembangan program. Saya lebih berfikiran positif dan optimis dalam melihat sebuah situasi.Â
Demikian Koneksi antar materi modul 3.2
Semoga bermanfaat bagi rekan dan Calon Guru Penggerak
Salam dari CGP angkatan 2 - Kota Balikpapan
Margaretha harimurti hagni Lohening, S.Pd.Gr
Calon Guru Penggerak Angkatan 2
Kota Balikpapan
SD Negeri 003 Balikpapan Tengah
TERGERAK, BERGERAK, MENGGERAKKAN
SALAM DAN BAHAGIA
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H