Mohon tunggu...
Margaretha
Margaretha Mohon Tunggu... Dosen - A passionate learner - Ad Astra Abyssoque.

Margaretha. Pengajar, Peneliti, serta Konselor Anak dan Remaja di Fakultas Psikologi Universitas Airlangga. Saat ini tengah menempuh studi lanjut di Departemen Pediatri, the University of Melbourne dan terlibat dalam the Centre of Research Excellence in Global Adolecent Health.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tao Te Ching (Bab 38 - 60)

9 April 2022   16:03 Diperbarui: 11 April 2022   19:30 1124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bab 46. Cukup

Kala dunia dipimpin dengan Tao,
kuda terbaik diperlukan untuk membajak sawah.
Kala dunia dipimpin bukan dengan Tao,
kuda terbaik disiapkan untuk di medan perang.
Bencana terbesar adalah sifat tidak pernah puas.
Bahaya terburuk adalah sfat keserakahan.
Maka, orang yang memahami batas dan tahu kapan berhenti sebelum terlalu jauh,
inilah yang dikatakan cukup (kepuasan) dalam arti kekal.

Bab 47. Tao Langit

Tidak perlu keluar dari pintu, tapi dapat mengetahui dunia.
Tidak perlu mengintip dari jendela, tapi dapat melihat Tao Langit.
Semakin jauh keluar, semakin sedikit yang diketahui.

Maka seorang Bijak,
walau tidak pergi kemana-mana tapi mengetahui,
walau tidak mempertunjukkan diri tapi dikenal semuanya,
walau tidak berbuat apa tapi semuanya selesai.

Bab 48. Berkurang dalam Tao

Yang belajar ilmu pengetahuan, tambah hari tambah maju.
Yang meyakini Tao, tambah hari tambah mundur.
Tambah hari semakin berkurang dan terus mengecil,
hingga kebajikan tanpa berbuat (Wu-Wei) tercapai.

Melakukan kebajikan tanpa berbuat (Wu-Wei), tapi tidak ada yang tidak selesai.
Menguasai dunia dengan senantiasa tidak sibuk turut campur.
Siapa yang senantiasa sibuk turut campur, tidak mampu menguasai dunia.

Bab 49. Kebajikan kebaikan

Seorang Bijak tidak berhati keras,
tapi pikirannya sesuai dengan pikiran rakyat.

Pada orang baik, aku berbuat baik.
Pada orang tidak baik, aku juga berbuat baik.
Kebaikan adalah kebajikan yang luhur.
Pada orang jujur, aku berbuat jujur.
Pada orang tak jujur, aku juga berbuat jujur.
Kejujuran adalah kebajikan yang luhur.

Ketika orang Bijak memimpin dunia,
Ia senantiasa membuat dirinya tidak berhati keras agar tidak menggangu rakyatnya.
Rakyat menaruh perhatian dan mendengarkan penuh rasa hormat terhadapnya.
Orang bijak memperlakukan rakyatnya seperti anak-anaknya.

Bab 50. Hidup dan mati

Sejak keluar dari jalan hidup hingga memasuki jalan kematian,
Dari sepuluh, ada tiga bagian yang mengikuti jalan kehidupan (hidup panjang).
Dari sepuluh, ada tiga bagian yang mengikuti jalan kematian (mati muda).
Dari sepuluh, ada tiga bagian yang mengikuti jalan kehidupan tapi tak terhindar dari jalan kematian (mati tiba-tiba).

Mengapa demikian?
Karena hidup manusia terlalu mementingkan kesenangan hidupnya sendiri
(sehingga tidak menghindari tempat kematian).

Aku mengetahui bahwa ada satu bagian yang tahu merawat kehidupan.
Ia bisa berkelana di bumi, tanpa diserang Badak atau Harimau.
Ia bisa melewati medan peperangan, tanpa terkena serangan senjata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun