Mohon tunggu...
Margaretha
Margaretha Mohon Tunggu... Dosen - A passionate learner - Ad Astra Abyssoque.

Margaretha. Pengajar, Peneliti, serta Konselor Anak dan Remaja di Fakultas Psikologi Universitas Airlangga. Saat ini tengah menempuh studi lanjut di Departemen Pediatri, the University of Melbourne dan terlibat dalam the Centre of Research Excellence in Global Adolecent Health.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tao Te Ching (Bab 21-37)

20 Maret 2022   20:29 Diperbarui: 11 April 2022   19:28 1930
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Musik dan makanan hanya dapat menyenangkan orang untuk sementara.
Kata-kata (kebijaksanaan) Tao hambar dan tawar.
Kata-kata (kebijaksanaan Tao) seperti,
tampak kabur ketika dibaca,
tak jelas ketika didengar
tetapi faedahnya tidak habis-habis mesti kita gunakan terus-menerus.

Bab 36. Prinsip tak kentara dalam Tao

Bila akan membuat susut, terlebih dahulu membuatnya memuai.
Bila akan membuat lemah, terlebih dahulu membuatnya kuat.
Bila akan membuat hancur, terlebih dahulu membuatnya megah.
Bila akan mengambil, terlebih dahulu memberi.
Inilah yang disebut prinisip tak kentara (samar), sifat lentur dan lembut untuk menguasai sifat keras dan kokoh.

(Untuk mengamankan negaramu)
Sama seperti ikan tak bisa hidup jika dipisahkan dari air;
kekuatan negara yang penting jangan diperlihatkan pada semua orang.
(jangan tunjukkan kartumu).

Bab 37. Melakukan tanpa berbuat dalam Tao

Tao selalu melakukan kebajikan tanpa berbuat (Wu-Wei),
tetapi tak ada semua yang tidak diselesaikannya.
Jika pemimpin menerapkan Tao,
segala sesuatu berjalan secara sewajarnya.
Apabila segala sesuatu berjalan secara sewajarnya, maka dapat muncul keinginan.
Aku akan menaklukkannya dengan kesederhanaan tanpa nama dari kayu yang belum diukir (Pu).
Kesederhanaan tanpa nama dari kayu yang belum diukir dapat membebaskan dari keinginan.
Dengan membebaskan dari keinginan maka akan hadir ketenteraman.
Sehingga dunia menjadi stabil (tenang) dengan sendirinya.

*Diterjemahkan oleh Margaretha

Terjemahan Bahasa Indonesia dari hasil karya terjemahan oleh Jason Peng dan Amon Greene dalam program Tao Te Ching yang diselenggarakan oleh 52 Living Ideas. Dibaca dan dipahami untuk penerjemahan Bahasa Indonesia dengan juga menggunakan referensi terjemahan Tao Te Ching oleh Ursula Le Guin dan Stefan Stenudd.

Bahasa Indonesia translation from the courtesy work of Jason Peng and Amon Greene in a Tao Te Ching program facilitated by 52 Living Ideas. This translation work also refer to works from Ursula Le Guin and Stefan Stenudd.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun