Mohon tunggu...
Margaretha
Margaretha Mohon Tunggu... Dosen - A passionate learner - Ad Astra Abyssoque.

Margaretha. Pengajar, Peneliti, serta Konselor Anak dan Remaja di Fakultas Psikologi Universitas Airlangga. Saat ini tengah menempuh studi lanjut di Departemen Pediatri, the University of Melbourne dan terlibat dalam the Centre of Research Excellence in Global Adolecent Health.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tao Te Ching (Bab 21-37)

20 Maret 2022   20:29 Diperbarui: 11 April 2022   19:28 1930
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://theculturetrip.com/asia/china/articles/action-in-inaction-the-taoist-philosophy-of-wu-wei/

Bab 21. Berada dalam Tao

Perwujudan De (karakter kebajikan) sesuai dengan Jalan Tao.
Inti sari Tao bersifat samar.
Di dalam kesamaran itu dengan sepintas lalu dapat dilihat adanya semua sifat.
Di dalam kesamaran itu dengan sepintas lalu dapat dilihat adanya sesuatu wujud.
Di dalam kesamaran tersembunyi dan di antara kegelapan terdapat inti sari pokok kebenaran;
karena berisi intisari dan kenyataan yang dapat dipercaya keasliannya.
Sejak dulu hingga kini dan masa yang akan datang
perwujudannya tidak bisa hilang.
Melalui itu, aku bisa memahami asal mula dari segala sesuatu di alam semesta ini,
Bagaimana aku bisa memahami asal mula dari segala sesuatu di alam semesta ini?
Ialah melalui ini (perwujudan, De, Jalan Tao).

Bab 22. Berpegang pada Satu (Tao)

Yang lentur akan menjadi utuh
Yang bengkok akan menjadi lurus;
Tanah rendah akan menerima air;
Daun gugur akan memunculkan tunas baru;
Memiliki sedikit akan membuka kesempatan bertambah;
Memiliki terlalu banyak akan menyebabkan manusia kalut.

Maka, orang Bijak memegang teguh Satu (Tao) dan menjadi contoh bagi dunia.
Tidak mengungkapkan diri, maka ia akan dikenal;
Tidak menonjolkan diri, maka ia akan dihargai:
Tidak memegahkan diri, maka ia akan dipuji;
Tidak membenarkan diri, maka ia akan bertahan.

Dalam pepatah kuno dikatakan bahwa "siapa yang lentur akan menjadi utuh",
ternyata bukan omong kosong.
Sungguh, alam semesta akan membuatnya utuh.

Bab 23. Sejalan dengan Tao

Sedikit berbicara itu sesuai dengan sifat alam.
Maka angin taufan yang bertiup keras tak bertahan lebih lama dari satu pagi,
Hujan lebat tak turun terus-menerus sepanjang hari.
Darimana ini bisa terjadi? Alam semesta.
Jika alam semesta tidak bisa mempertahankannya, bagaimana mungkin manusia bisa?
 
Maka,
mereka yang memerintah dengan Tao, akan bersama orang-orang dengan Tao;
mereka yang memerintah dengan De, akan bersama orang-orang dengan De;
mereka yang memerintah tanpa Tao atau De, akan bersama orang-orang tanpa Tao atau De.

Orang dengan Tao akan senang dengan Tao.
Orang dengan De akan senang dengan De.
Orang tanpa Tao atau De akan bahagia tanpa keduanya.

Jika pemimpin tidak memiliki kepercayaan atas dirinya, rakyat tidak akan memberikan kepercayaan padanya.

Bab 24. Menghindari agar tetap berada dalam Jalan Tao

Barangsiapa yang berjingkat, ia tidak dapat berdiri (kokoh) lama.
Barangsiapa yang membentang kaki melangkah terlalu lebar, ia tidak dapat berjalan (baik).
Barangsiapa yang menonjolkan dirinya ke muka, ia tidak menjadi gemilang.
Barangsiapa yang membenarkan perbuatannya sendiri, ia tidak menjadi hebat.
Barangsiapa yang memuji-muji diri sendiri, ia tidak memiliki jasa.
Barangsiapa yang menyombongkan diri sendiri, ia tidak luhur.

Perbuatan-perbuatan itu rendah bagi Tao,
bagaikan sisa atau sampah,
bagian yang terburuk.
Maka, orang yang mengutamakan Tao akan menghindarinya.

Chapter 25. Tao bersifat samar

Ada sesuatu yang sifatnya samar,
ia telah ada sebelum Langit dan Bumi.
Sifatnya sunyi dan tak berbentuk,
Bebas dan kekal,
Meliputi semua dan bergerak tak henti,
Sehingga disebut sebagai Ibu (asal) alam semesta.

Aku tak mengetahui namanya, aku menyebutnya Tao,
Dari sifatnya itu, aku menamakannya maha besar.
Maha besar dapat mencapai dimana-mana,
dapat mencapai dimana-mana, maka berpetualang jauh,
berpetualang jauh, maka dapat kembali pula.

Maka,
Di alam semesta ini ada empat besar,
Manusia adalah salah satunya.

Manusia turut aturan Bumi,
Bumi turut aturan Langit,
Langit turut aturan Jalan Tao,
Tao turut aturannya sendiri.

Bab 26. Orang Bijak memanggul perbekalan berat tak terpisahkan dari Tao

Berat menjadi akar dari ringan.
Diam adalah tuan dari gerak.

Itu sebabnya,
bagaikan tentara yang berjalan tak terpisahkan dari perbekalannya yang berat.
Hanya ketika aman di dalam rumah besarnya (benteng), ia bisa tenang dan beristirahat.

Tapi mengapa pemimpin dengan sepuluh ribu kereta perang
memandang ringan dirinya atau wilayahnya?
Karena, yang memandang ringan segera kehilangan pokok,
yang terburu-buru segera kehilangan kendali.

Bab 27. Pemahaman tersembunyi dalam Tao

Yang mahir berjalan tidak meninggalkan bekas.
Yang mahir bicara tidak dapat dicari kesalahannya.
Yang mahir berhitung tidak perlu memakai mesin hitung.
Yang mahir menutup tidak perlu memakai kunci/palang pintu tetap tak dapat dibuka.
Yang mahir mengikat tanpa tali tetap tak dapat terlepas.

Maka,
seorang Bijak mahir menjaga orang,
karena tidak ada siapapun yang diabaikan sia-sia.
Orang Bijak selalu mahir menjaga segala hal,
karena tidak ada hal yang diabaikan sia-sia.
Inilah pemahaman yang tersembunyi.

Karena,
orang mahir adalah guru bagi orang yang tidak mahir,
Yang tidak mahir adalah cermin bagi yang mahir.
Mereka yang tidak menghargai guru, atau tidak bercermin,
walaupun pandai tapi akan tersesat.
Inilah kunci dari misteri.

Bab 28. Tahu diri sesuai Kebijakan Utama abadi Tao

Mereka yang mengetahui sifat laki-laki, tapi menghidupi sifat perempuan,
akan berada di lembah dunia.
Berada di lembah dunia maka tidak akan terpisah dari Kebajikan yang kekal,
Maka dapat kembali pada sifat anak-anak (sifat sewajarnya).

Mereka yang mengetahui warna yang putih, tapi menghidupi warna yang hitam,
akan menjadi contoh dunia.
Menjadi contoh bagi manusia di dunia, maka tidak akan menyimpang dari Kebajikan utama (De) abadi,
Maka dapat kembali ke kekosongan yang sempurna.
 
Mereka yang mengetahui kemegahan, tapi tetap sederhana, akan menjadi lembah dunia.
Menjadi lembah dunia, Kebajikan utama (De) abadi akan memenuhi dirinya.
Maka dapat kembali dalam kesederhanaan yang sewajarnya (kayu dalam bentuk asal - Pu).

Pecahan kayu dari Kayu dalam bentuk murni bermanfaat sebagai alat,
seorang Bijak akan menggunakannya untuk menjadi pemimpin.
Maka, (tukang kayu yang mahir memahat hanya dengan sedikit potongan saja)
Kayu dalam bentuk asal adalah yang paling bermanfaat.

Bab 29. Apa adanya dalam Tao

Menguasai dan mengendalikan dunia,
aku pikir tak akan ada yang berhasil.
Dunia adalah wadah spiritual,
Tak ada yang bisa menguasainya.
Mereka yang berusaha menguasainya akan gagal.
Mereka yang berusaha merebutnya akan kehilangan.

Maka,
Orang Bijak tidak pernah berusaha mengendalikannya, sehingga tidak pernah gagal,
Ia tidak pernah berusaha merebutnya, sehingga tidak pernah kehilangan.

(mustahil untuk memahami dan mengendalikan orang dan dunia)
Kita tidak akan tahu,
Apakah orang akan bergerak memimpin atau turut mengikut,
Apakah mereka bernapas dari hidung atau mulut,
Apakah tubuhnya sungguh kuat atau lemah,
Apakah sebuah bangunan roboh dari dalam atau dirusak dari luar.

Untuk itulah, orang Bijak menghindari melewati batas, bermewah-mewahan dan berlebih-lebihan.

Bab 30. Tidak memaksakan diri sesuai dengan Tao

Mereka yang menasehati pemimpin dengan Tao,
tak akan menggunakan kekuatan tentara untuk menaklukan dunia,
karena kelak akan memperoleh pembalasan juga.

Di tanah tantara berkemah, akan dipenuhi alang-alang dan duri.
Di masa setelah perang, akan diikuti masa paceklik.
Cukup untuk berusaha mencapai hasil baik,
tidak serakah menguasai dengan menggunakan kekerasan.

Maka seharusnya,
Mencapai hasil tanpa kesombongan.
Mencapai hasil tanpa pongah
Mencapai hasil tanpa kebanggaan
Berusaha mencapai hasil hanya ketika tidak ada pilihan lain lagi.
Berusaha mencapai hasil tanpa menggunakan kekerasan.

Barangsiapa yang memaksakan diri akan cepat menua,
Karena tak sesuai dengan Tao,
Tanpa Tao akan cepat berakhir riwayatnya.

Bab 31. Tao tak menghendaki pertumpahan darah (Di Kiri)

Betapapun indahnya senjata perang, namun tidak membawa kebahagiaan.
Benda yang tidak disukai orang,
maka siapa yang mengutamakan Tao tak akan suka memakainya.
 
Pejabat yang bijak bertugas, duduk di sebelah kiri.
Panglima perang yang dimuliakan, duduk di sebelah kanan.

Karena senjata perang tidak membawa kebahagiaan,
maka tidak dipakai oleh Pejabat yang bijak,
hanya dipakai ketika tidak ada pilihan lain,
pun harus dipakai, digunakan dalam kondisi tanpa emosi dan tenang.

Kemenangan perang tidak perlu dimuliakan.
Memuliakan kemenangan perang seperti gemar membunuh sesamanya .
Mereka yang gemar membunuh sesamanya tidak akan pernah puas di dunia.

Upacara kebahagiaan ada di kiri,
Upacara kesedihan ada di kanan.

Letnan Jenderal (Pejabat) diposisikan di kiri (untuk tugas sipil)
Mayor jenderal (Panglima) diposisikan di kanan (untuk tugas militer).
(Urusan militer) harus dijalankan seperti pemakaman.

Membunuh banyak orang harus ditangisi dengan air mata.
Kemenangan perang (militer) harus diupacarakan seperti pemakaman.

Bab 32. Dalam Tao paham bagaimana harus berperilaku

Jalan Tao yang abadi,
tak mempunyai nama.
Walau sifatnya samar,
namun tak ada yang dapat menaklukkannya.

Jika pemimpin berada dalam Jalan Tao.
1. Alam (Langit dan Bumi) akan selaras hingga menurunkan embun yang manis rasanya,
2. Rakyat tentram walau tanpa diperintah dengan sendirinya akan teratur dengan tenteram,
3. Nama-nama (aturan sosial) berganti-ganti seiring pergantian dinasti,
4. Setelah nama-nama (aturan sosial) ada, maka orang paham bagaimana harus berperilaku,
5. Setelah orang paham bagaimana harus berperilaku, maka aturan sosial akan dipertahankan.

Tao yang berada di dunia ini, sama seperti
aliran anak sungai menuju lembah, dan  aliran sungai menuju laut.

Bab 33. Memahami diri sendiri

Barangsiapa mengenal orang lain adalah yang pandai.
Barangsiapa memahami dirinya sendiri adalah yang bijaksana.
Barangsiapa dapat menaklukkan orang lain adalah yang dikatakan kuat.
Barangsiapa dapat menaklukan diri sendiri adalah yang dikatakan berkuasa.
Barangsiapa merasa cukup, merekalah yang kaya.
Barangsiapa teguh, merekalah yang bertekad.
Barangsiapa konsisten, merekalah yang akan bertahan.
Barangsiapa telah mati namun tak dilupakan, merekalah yang memiliki hidup abadi.

Bab 34. Mencapai hal besar dengan mengalir bagai air

Jalan Tao bagai air mengalir dan menggenangi di segala tempat (di sebelah kiri dan kanan).
Segala mahluk mengandalkannya, dan tidak ada yang pernah diabaikan.
Mencapai hasil tetapi tanpa bermaksud mendapatkan nama,
Memelihara segala mahluk tetapi tidak bermaksud menguasainya;
walaupun tampaknya kecil.
Segala mahluk tunduk padanya, tetapi ia tidak pernah mendominasi;
walaupun tampaknya besar.
Karena orang Bijak (dalam jalan) Tao tidak pernah membesar-besarkan diri sendiri,
maka ia mampu mencapai hal-hal besar.

Bab 35. Gambaran Tao

Siapa yang memahami kebesaran gambaran (Tao),
akan menarik banyak orang dari seluruh dunia.
Orang berkumpul tanpa saling menyakiti
dan membawa keamanan, kedamaian dan kemakmuran.

Musik dan makanan hanya dapat menyenangkan orang untuk sementara.
Kata-kata (kebijaksanaan) Tao hambar dan tawar.
Kata-kata (kebijaksanaan Tao) seperti,
tampak kabur ketika dibaca,
tak jelas ketika didengar
tetapi faedahnya tidak habis-habis mesti kita gunakan terus-menerus.

Bab 36. Prinsip tak kentara dalam Tao

Bila akan membuat susut, terlebih dahulu membuatnya memuai.
Bila akan membuat lemah, terlebih dahulu membuatnya kuat.
Bila akan membuat hancur, terlebih dahulu membuatnya megah.
Bila akan mengambil, terlebih dahulu memberi.
Inilah yang disebut prinisip tak kentara (samar), sifat lentur dan lembut untuk menguasai sifat keras dan kokoh.

(Untuk mengamankan negaramu)
Sama seperti ikan tak bisa hidup jika dipisahkan dari air;
kekuatan negara yang penting jangan diperlihatkan pada semua orang.
(jangan tunjukkan kartumu).

Bab 37. Melakukan tanpa berbuat dalam Tao

Tao selalu melakukan kebajikan tanpa berbuat (Wu-Wei),
tetapi tak ada semua yang tidak diselesaikannya.
Jika pemimpin menerapkan Tao,
segala sesuatu berjalan secara sewajarnya.
Apabila segala sesuatu berjalan secara sewajarnya, maka dapat muncul keinginan.
Aku akan menaklukkannya dengan kesederhanaan tanpa nama dari kayu yang belum diukir (Pu).
Kesederhanaan tanpa nama dari kayu yang belum diukir dapat membebaskan dari keinginan.
Dengan membebaskan dari keinginan maka akan hadir ketenteraman.
Sehingga dunia menjadi stabil (tenang) dengan sendirinya.

*Diterjemahkan oleh Margaretha

Terjemahan Bahasa Indonesia dari hasil karya terjemahan oleh Jason Peng dan Amon Greene dalam program Tao Te Ching yang diselenggarakan oleh 52 Living Ideas. Dibaca dan dipahami untuk penerjemahan Bahasa Indonesia dengan juga menggunakan referensi terjemahan Tao Te Ching oleh Ursula Le Guin dan Stefan Stenudd.

Bahasa Indonesia translation from the courtesy work of Jason Peng and Amon Greene in a Tao Te Ching program facilitated by 52 Living Ideas. This translation work also refer to works from Ursula Le Guin and Stefan Stenudd.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun