Melanjutkan dari riset Tinbegern ini, peneliti Deirdre Barrett menyimpulkan stimulus supernormal adalah versi stimulus yang dilebih-lebihkan sehingga memiliki kemampuan yang lebih kuat untuk memunculkan respon/perilaku instingtual jika dibandingkan dengan kemampuan stimulus alami/normal. Dampak penggunaan stimulus supernormal adalah stimulus normal menjadi kurang/tidak diminati.
Inilah yang terjadi dengan pornografi, dimana seks digambarkan secara berlebih-lebih sehingga menarik minat manusia yang menontonnya. Stimulus seks supernormal akan lebih kuat pengaruhnya untuk memunculkan respon seksual bagi yang menontonnya.Â
Jika konsumsi pornografi dilakukan secara rutin, akhirnya seks alamiah tidak lagi menjadi menarik dan orang akan lebih memilih mengkonsumsi stimulus super pornografi.
Pornografi telah menciptakan porno-industri. Porno tidak lagi hanya dinikmati dalam bentuk cerita, media dan gambar, namun juga diciptakan berbagai peralatan seks (sex tools/toys) dan boneka seks (sex dolls). Semuanya menawarkan stimulus supernormal dalam memancing respon seksual manusia.
Pada masa kini, stimulus supernormal telah digunakan dalam merubah perilaku makan (junk food adalah stimulus super karena dibuat lebih kuat rasa asin/manis/gurih untuk memunculkan ketagihan pada rasa kuat seperti itu).
Kecantikan (operasi plastik adalah cara manusia membuat bagian tertentu tubuhnya seperti hidung atau payudara menjadi stimulus supernormal agar menarik minat orang lain melihatnya).
Industri hiburan (gambaran drama kehidupan yang dibuat-buat/berlebih-lebih menjadi digemari untuk ditonton), video games (games yang menampilkan kekerasan yang dilebih-lebihkan agar menarik dan meningkatkan adrenalin), dan masih banyak lagi.
Apakah kita sadar telah menjadi konsumen stimulus supernormal? Bagaimanakah dampaknya pada diri anda?
Pornografi masa pandemi
Dalam masa pandemi global ini, tingkat karantina dan pembatasan interaksi sosial menciptakan perasaan kesepian, isolasi dan stress; sebagai akibatnya konsumsi pornografi meningkat tajam.Â
Pornhub sebagai salah satu situs pornografi terbesar melaporkan mengalami peningkatan penggunaan secara global sekitar 11% dari Februari ke Maret 2020 (Mestre-Bach dkk., 2020).Â