Mohon tunggu...
Margaretha
Margaretha Mohon Tunggu... Dosen - A passionate learner - Ad Astra Abyssoque.

Margaretha. Pengajar, Peneliti, serta Konselor Anak dan Remaja di Fakultas Psikologi Universitas Airlangga. Saat ini tengah menempuh studi lanjut di Departemen Pediatri, the University of Melbourne dan terlibat dalam the Centre of Research Excellence in Global Adolecent Health.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Ketika Berhadapan dengan Keterpurukan Mental (Bagian I)

2 Januari 2021   22:53 Diperbarui: 4 Januari 2021   10:39 1086
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Old man in sorrow oleh Vincent van Gogh

Belajar dari pengalaman akan memperluas wawasan manusia dalam menghadapi ancaman, serta hal-hal yang dapat dilakukan dalam menghentikan ancaman dan membuat diri aman.

Perasaan takut-cemas juga bisa menunjukkan secara jujur tentang kebutuhan diri yang mungkin selama ini diabaikan atau tidak diakui. Misalkan, perasaan cemas dapat muncul untuk mencegah kita terjebak dalam hubungan yang tidak memberikan kebahagiaan, atau mengingatkan jika kita telah terhalang untuk melakukan hal-hal yang sebenarnya kita sungguh ingin lakukan.

Dengan memahami rasa takut yang kita alami, maka kita dapat memahami bagaimana merespon rasa takut yang dialami orang lain. Memahami dan mengelola takut adalah tidak mudah, maka diperlukan kemampuan empati dan welas kasih untuk mampu merespon perasaan takut orang lain di hadapan kita. Kita dapat berusaha menunjukkan sikap menghargai perasaan yang dialami seseorang, disertai sikap sabar dalam meyakinkan bahwa ada cara lain untuk mensikapi perasaan takut yang tengah dihadapinya.

Bersambung ke Bagian II.

Referensi
Andrew Solomon TedTalks dari Youtube
Paul Ekman dari Paul Eekman

Penulis: Margaretha
Pengajar di Fakultas Psikologi Universitas Airlangga
Sedang menempuh studi di the University of Melbourne

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun