Belajar dari pengalaman akan memperluas wawasan manusia dalam menghadapi ancaman, serta hal-hal yang dapat dilakukan dalam menghentikan ancaman dan membuat diri aman.
Perasaan takut-cemas juga bisa menunjukkan secara jujur tentang kebutuhan diri yang mungkin selama ini diabaikan atau tidak diakui. Misalkan, perasaan cemas dapat muncul untuk mencegah kita terjebak dalam hubungan yang tidak memberikan kebahagiaan, atau mengingatkan jika kita telah terhalang untuk melakukan hal-hal yang sebenarnya kita sungguh ingin lakukan.
Dengan memahami rasa takut yang kita alami, maka kita dapat memahami bagaimana merespon rasa takut yang dialami orang lain. Memahami dan mengelola takut adalah tidak mudah, maka diperlukan kemampuan empati dan welas kasih untuk mampu merespon perasaan takut orang lain di hadapan kita. Kita dapat berusaha menunjukkan sikap menghargai perasaan yang dialami seseorang, disertai sikap sabar dalam meyakinkan bahwa ada cara lain untuk mensikapi perasaan takut yang tengah dihadapinya.
Bersambung ke Bagian II.
Referensi
Andrew Solomon TedTalks dari Youtube
Paul Ekman dari Paul Eekman
Penulis: Margaretha
Pengajar di Fakultas Psikologi Universitas Airlangga
Sedang menempuh studi di the University of Melbourne
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H