Mohon tunggu...
Margaretha
Margaretha Mohon Tunggu... Dosen - A passionate learner - Ad Astra Abyssoque.

Margaretha. Pengajar, Peneliti, serta Konselor Anak dan Remaja di Fakultas Psikologi Universitas Airlangga. Saat ini tengah menempuh studi lanjut di Departemen Pediatri, the University of Melbourne dan terlibat dalam the Centre of Research Excellence in Global Adolecent Health.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Psikologi Kepahlawanan

10 November 2020   17:29 Diperbarui: 11 November 2020   02:34 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

12. Kepahlawanan pelapor pelanggaran (whistleblowers). Individu yang mengetahui pelanggaran hukum atau tindakan tidak etis dalam suatu organisasi, dan melaporkannya secara publik agar terjadi perubahan, tanpa mengharapkan imbalan.

Dengan berbagai jenis kepahlawanan ini, kita dapat melihat siapa pahlawan yang kita pikirkan. Serta memahami apa saja pengorbanan yang dilakukannya sebagai keutamaannya sebagai pahlawan di konteksnya.

Ketika masyarakat membentuk figur Pahlawan

Masyarakat dapat membentuk pahlawannya. Cara pandang masyarakat pada sosok pahlawan, dilakukan dengan membangun skema kepahlawanan, dimana isi skema adalah berbagai kualitas keutamaan yang diharapkan pada tokoh pahlawan (ideal). 

Skema kepahlawanan dibentuk oleh konstruksi sosial, nilaidan pengalaman hidup seseorang serta masyarakatnya. 

Jika seseorang dilihat menunjukkan satu kualitas sifat pahlawan, maka orang lain akan mulai mencari-cari kualitas-kualitas kepahlawanan lain dalam diri orang tersebut. Jika makin banyak kualitas pahlawan yang ditampilkan oleh seseorang, maka ia akan tampak lebih meyakinkan dilihat sebagai pahlawan. Sebaliknya, jika hanya beberapa saja kualitas pahlawan yang muncul, maka orang akan mencari-cari kualitas lain; dan jika kualitas kepahlawanannya dianggap sedikit, maka persepsi atas kepahlawanannya menjadi tidak kuat. 

Dalam Psikologi, hal ini sejalan dengan teori Psikologi Gestalt, yaitu upaya manusia memahami dunianya adalah dengan mencari dan menggabungkan bagian-bagian informasi untuk membentuk suatu pemahaman utuh.

Inilah sebabnya, ketika muncul tokoh yang dianggap pahlawan, kita akan menganalisa apakah dia cocok sebagai figur pahlawan dengan menggunakan skema yang kita miliki.

Jadi siapakah yang kita anggap pahlawan? Apakah yang membuat kita sadar bahwa mereka layak disebut Pahlawan?

Oleh:

Margaretha

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun