Mohon tunggu...
Margaretha
Margaretha Mohon Tunggu... Dosen - A passionate learner - Ad Astra Abyssoque.

Margaretha. Pengajar, Peneliti, serta Konselor Anak dan Remaja di Fakultas Psikologi Universitas Airlangga. Saat ini tengah menempuh studi lanjut di Departemen Pediatri, the University of Melbourne dan terlibat dalam the Centre of Research Excellence in Global Adolecent Health.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Rumah Sakit Ramah Autisme

20 Oktober 2020   13:43 Diperbarui: 17 Januari 2024   11:30 537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang perawatan bagi anak yang ramah stimulus inderawi bagi anak ASD | source: www.wuot.org

Membantu anak bisa menyesuaikan diri di Rumah Sakit

Berada di RS bisa menjadi pengalaman yang sulit bagi anak. Tempat baru dan tidak dikenalinya, membuatnya sulit melakukan navigasi dan mencari lokasi; sehingga anak merasa kehilangan kendali. Bau RS, cahaya yang terang, waktu menunggu yang lama, bising dan keramaian adalah stimulus yang bisa membuat anak kewalahan. Maka, anak perlu dipersiapkan jika akan pergi ke RS.

Orang tua bisa menggunakan cerita sosial dengan gambar (social story) untuk menjelaskan apa yang akan terjadi di RS.

Misalkan: "Kita akan datang ke RS untuk mendapatkan obat supaya kamu sembuh. Begitu sampai di RS, kita akan mengantri untuk mendapatkan kesempatan bertemu dengan Dokter. Ketika menunggu, Mama akan memberikan kamu snack kesukaanmu dan kamu akan memakannya.

Lalu jika sudah selesai makan dan kita masih harus menunggu, kamu akan bermain dengan puzzle bersama Mama." Cerita sosial ini disampaikan ke anak dengan gambar, jika diperlukan berulang-ulang, hingga anak paham.

Lebih baik lagi, jika bisa dilakukan semacam role-play sebelum ke RS, atau sebelum anak mendapatkan tindakan medis. Ketika berada di RS, cerita sosial dibawa, untuk menjadi pengingat anak, tentang apa yang telah dilakukan dan akan dialaminya selama di RS.

Akan baik juga, jika petugas kesehatan memahami cerita sosial ini, dan turut membantu agar anak bisa menyesuaikan diri selama di RS atau selama mendapatkan perawatan kesehatan.

Jika anak mengalami kecemasan, ada beberapa strategi relaksasi yang bisa dilakukan:

1.Latihan pernapasan: ajak anak mengatur napas dan membuatnya menjadi lebih rileks. Hal ini bisa dilakukan dengan bantuan menghitung gelembung (bubble), atau berhitung perlahan-lahan.

2.Aktivitas sensori: ajak anak menggunakan stimulus sensoris yang diminatinya untuk menjadi lebih rileks. Misalkan: ada anak yang bisa menggunakan mendengarkan musik lewat headphones untuk tenang, atau melihat gerak dan cahaya dari mainan untuk tenang.

3.Visualisasi tempat nyaman: orang tua bisa mengarahkan fokus anak pada gambar mengenai tempat yang disukainya; lalu mengajak anak berpikir tentang bagaimana rasanya berada dalam tempat itu. Contohnya: orang tua membawa foto tempat berlibur yang disukai anak, lalu mengajak anak berbicara dan mengingat tentang tempat tersebut, bagaimana bentuknya, cahayanya, mainan di sana dan lain sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun