Mohon tunggu...
Margaretha
Margaretha Mohon Tunggu... Dosen - A passionate learner - Ad Astra Abyssoque.

Margaretha. Pengajar, Peneliti, serta Konselor Anak dan Remaja di Fakultas Psikologi Universitas Airlangga. Saat ini tengah menempuh studi lanjut di Departemen Pediatri, the University of Melbourne dan terlibat dalam the Centre of Research Excellence in Global Adolecent Health.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Karakter Gelap Manusia

11 Juli 2020   19:14 Diperbarui: 13 Juli 2020   18:22 1079
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam interaksi sosial, tidak jarang kita bertemu dengan orang-orang yang dapat melakukan perilaku jahat sehingga merusak relasi sosial dan menyakiti orang lain. Ada orang yang tampak biasa, namun ternyata bisa melakukan perilaku melanggar aturan, merugikan, bahkan sampai membahayakan hidup orang lain.

Ada yang jelas-jelas menampilkan perilaku jahatnya, adapula yang di awal tampil meyakinkan namun kemudian menjadi orang yang "beracun" (toxic person), dimana kehadirannya membuat orang-orang di sekitarnya merasa tidak nyaman dan tidak aman.

Perilaku jahat ini bisa dilakukan oleh orang-orang yang tampak normal, bukan hanya pasien gangguan mental atau penjahat saja. Perilaku jahatnya pun dapat dilakukan di berbagai konteks interaksi sosial, seperti: dalam relasi intim, keluarga, lingkup kerja, komunitas dan lingkup sosial lainnya. Secara khas, akan ada orang-orang yang dirugikan atau menjadi korban baik dalam relasi intim maupun dalam interaksi sosial-komunitas.

Riset Psikologi Forensik di Fakultas Psikologi Universitas Airlangga, dalam Payung penelitian Kekerasan dan pengembangan alat ukur karakter gelap pada tahun 2017-2018 menemukan bahwa karakter gelap ini bukan hanya dimiliki oleh kriminal di lembaga pemasyarakatan di Jawa Timur, namun juga populasi umum, seperti mahasiswa dan orang awam pada umumnya. Namun, tiap individu memiliki karakter dengan tingkat (kuat-lemah) yang berbeda-beda.

Pada beberapa bidang pekerjaan, orang-orang seperti ini dapat berbahaya. Perilaku jahat yang dapat dilakukannya dapat menimbulkan kerugian baik materil maupun psikis yang cukup besar, bahkan bisa mengarah pada tindak kriminalitas. 

Namun, di sisi lain, orang-orang dengan karakter gelap justru 'tampak' menjadi orang-orang sukses di bidang-bidang tertentu, misalkan di politik dan bisnis. Tampaknya, justru karakter gelap membuat mereka lebih mampu mencapai apa tujuan mereka, walau dengan menggunakan cara-cara yang bisa berdampak merugikan pada orang lain atau sering disebut sebagai perilaku jahat.

Oleh karena itu, penting untuk memahami siapa orang yang "beracun" secara sosial ini dan bagaimana mengidentifikasinya. Tulisan ini akan menguraikan tentang pendekatan karakter gelap (dark traits) untuk menjelaskan perilaku jahat manusia.

Empat Karakter Gelap (Tetrad Dark Traits)
Salah satu faktor yang dapat menjelaskan perilaku jahat manusia adalah karakter gelap manusia (dark traits). Secara khusus, tulisan ini akan mengulas Empat karakter gelap atau Tetrad Dark Traits (Buckels, Jones, & Paulhus, 2013; Chabrol, Leeuwen, Rodgers, & Sjourn, 2009).

Empat karakter gelap ini dikembangkan dari Tiga karakter gelap atau Dark Traits Triad yang terdiri dari 3 karakter gelap Machiavellian, Narsisisme dan Psikopati, ditambah lagi Sadisme sehari-hari (everyday sadism).

Keempat karakter ini akan memiliki kemampuan empati yang rendah, cenderung ekstravert dan cukup mampu bersosialisasi. Pada kesempatan pertama, mereka bisa tampil meyakinkan dan simpatik, namun selanjutnya, mereka akan melakukan manipulasi, eksploitasi orang lain, bahkan menyakiti orang-orang yang berelasi dengan mereka.

Machiavellian
Individu dengan karakter Machiavellian menunjukkan dingin, sinis, corak pikir pragmatis dan cenderung amoral; perilaku didasarkan atas strategi perencanaan jangka panjang; motivasi agentik atau orientasi kepentingan pribadi, misalnya: untuk mendapatkan kekuasaan atau uang; dan dapat terlibat dalam penipuan dan eksploitasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun