Mohon tunggu...
Margaretha
Margaretha Mohon Tunggu... Dosen - A passionate learner - Ad Astra Abyssoque.

Margaretha. Pengajar, Peneliti, serta Konselor Anak dan Remaja di Fakultas Psikologi Universitas Airlangga. Saat ini tengah menempuh studi lanjut di Departemen Pediatri, the University of Melbourne dan terlibat dalam the Centre of Research Excellence in Global Adolecent Health.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Karakter Gelap Manusia

11 Juli 2020   19:14 Diperbarui: 13 Juli 2020   18:22 1079
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Rene Böhmer on Unsplash (unsplash.com/@qrenep)

Narsis juga akan menampilkan sikap arogan, kasar, dan secara umum kurang menyenangkan. Narsisisme, dalam beberapa kasus, terkait dengan agresi, hal ini terjadi biasanya karena narsis mengalami tantangan berupa kritik atau feedback negatif. Narsis akan menjadi kasar ketika egonya merasa terancam, misalkan: dikecam secara publik atau dikritik, maka narsis akan cenderung untuk merespon secara agresif.

Psikopati (Psychopathy)
Psikopati, ditandai dengan: ketidakpedulian pada orang lain serta norma sosial untuk, impulsif, dan kurangnya/tidak adanya rasa bersalah atau penyesalan ketika melakukan perilaku yang merugikan orang lain. 

Secara sosial, mereka sering tampil sebagai orang yang terkesan profesional, meyakinkan dan karismatik. Namun, secara emosional dangkal, terfokus melulu pada pikiran dan tujuan pribadi sehingga mereka sulit menempatkan diri serta memahami pikiran dan perasaan orang lain.

Psikopat juga sering menerapkan gaya hidup parasit (menggunakan pasangan atau orang lain untuk menyediakan kebutuhan hidupnya), dan terlibat dalam berbagai kejahatan untuk mencapai tujuan mereka.

Penelitian psikologi juga menemukan bahwa karakter psikopati bisa muncul pada orang yang memiliki keyakinan bahwa ia cakap secara sosial (misalnya, merasa memiliki keterampilan sosial dalam menggunakan pesona untuk menghindari kemarahan yang lain). 

Impulsif non-konformis (misalnya, terkesan berani karena selalu mempertanyakan figur otoritas walau tidak memiliki alasan yang jelas) , merasa kebal dari stres (misalnya, merasa memiliki kemampuan untuk tetap tenang ketika orang lain tidak bisa), dan kurang berperasaan, dingin secara emosional, dan tidak empatik (misalnya, ketidakmampuan atau keengganan untuk mengalami hasrat/minat pada orang lain).

Seperti narsisme, psikopati awalnya dianggap hanya sebagai gangguan klinis (gangguan kepribadian antisosial), tapi dari penelitian psikologi yang lebih baru diketahui bahwa psikopati dapat ditemukan pada populasi pada umumnya/non-klinis. 

Psikopati juga sering ditemukan terkait dengan perilaku permusuhan seperti kecurangan akademik atau plagiarisme; menggunakan orang lain secara eksploitatif, strategi kawin atau relasi intim jangka pendek; dan suka mengakses media yang menyajikan informasi kekerasan eksplisit, atau isu-isu antisosial.

Sadisme sehari-hari (everyday sadism)
Kebanyakan orang akan merasakan susah atau emosi negatif (sedih, takut, bersalah) setelah menyakiti orang yang tidak bersalah. Namun bagi individu dengan karakter sadisme, melakukan kekejaman justru memberi kenikmatan dan perasaan bersemangat. Menyakiti orang lain adalah pengalaman menyenangkan, menarik, bahkan mungkin bisa meningkatkan hasrat seksualnya. 

Oleh karena itu, alih-alih ingin meringankan penderitaan orang, seorang sadis malah mencari peluang untuk meneruskan kekejaman, kebrutalan dan memperpanjang penderitaan orang lain.

Penelitian psikologi menemukan bahwa sadisme muncul sebagai kontinuum, dimana di kutub adaptif muncul karakter kepribadian sadis sebagai individu yang berkemauan keras dan tegas, sedangkan di kutub maladaptif ekstrim adalah individu yang mendominasi, sangat agresif, dan bersikap menyerang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun