Mohon tunggu...
Margaretha
Margaretha Mohon Tunggu... Dosen - A passionate learner - Ad Astra Abyssoque.

Margaretha. Pengajar, Peneliti, serta Konselor Anak dan Remaja di Fakultas Psikologi Universitas Airlangga. Saat ini tengah menempuh studi lanjut di Departemen Pediatri, the University of Melbourne dan terlibat dalam the Centre of Research Excellence in Global Adolecent Health.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mendampingi ABK Autisme Transisi ke SMU

6 Juni 2020   22:00 Diperbarui: 6 Juni 2020   22:23 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

III.Tips sukses transisi
10 tips transisi sukses ke SMU

1.Pertanyaan yang perlu digali orang tua dari sekolah baru
Pertanyaan ini, bisa ditanyakan ke kepala sekolah atau koordinator guru. Mintalah sekolah untuk mengadakan pertemuan dan bertanya tentang apakah sekolahnya tepat dan terbaik buat anak kita.
-Tanyakan apakah ada dukungan buat anak berkebutuhan khusus (ABK)?
-Bertanya apakah ada kordinator dan guru pendamping ABK?
-Sampaikan tentang kebutuhan anak kita, dan apakah sekolah bisa menerima kondisi dan lebih fleksibel dengan keadaan anak.
-Tanyakan alamat dan bagaimana cara ke sekolah (misalkan bagaimana ke sekolah naik kendaraan umum atau jalan apa)
-Apakah ada psikolog sekolah? Apakah anak kita bisa mengakses layanan ini?
-Apakah anak bisa mendapatkan dukungan belajar yang dibutuhkannya? Misalkan AI- artificial intelligence, belajar yang didukung teknologi krn dibutuhkan anak.
-Apakah terapis anak (selama ini) bisa datang dan bekerja dengan anak di sekolah?
-Apakah ada kesempatan inklusi -- baik dalam belajar di kelas, aktivitas ekstra kurikuler atau aktivitas sosial?
-Apakah minat-bakat anak kita bisa berkembang di sekolah ini?
-Apakah ada IEP - individualized education plan untuk ABK?
Bertanya dengan sekolah akan membantu kita untuk mengetahui apakah sekolah ini tepat buat anak. Dan hal ini bisa menurunkan kecemasan orang tua juga.

2. Menyelesaikan planning matrix (pelajari materi Planning matrix dari Forum Peduli Autisme Jawa Timur)
Orang tua yang berdaya akan menjadi bantuan besar bagi anaknya. Untuk memahami anaknya, maka orang tua bisa menyelesaikan planning matrix anaknya. Planning matrix adalah dokumen yang memotret kemampuan anak dalam bidang: komunikasi, interaksi sosial, perilaku minat terbatas dan berulang, pemrosesan informasi dan gaya belajar, serta kemampuan motorik. Orang tua bisa minta bantuan terapis untuk menyelesaikan planning matrix.

Orang tua perlu melakukan ini untuk mendapatkan profil anak, dan agar orang tua paham kondisi anak, bagaimana dampak gejala ASD pada kemampuan belajar anak, dan bagaimana cara mendampingi anak untuk bisa belajar. Dengan demikian, rencana tujuan belajar anak bisa dikembangkan, sesuai dengan kemampuan anak. Bukan hanya berdasarkan keinginan orang tua, yang bisa saja berbeda dengan kemampuan anak sebenarnya. Dokumen ini akan disampaikan ke sekolah. Jelaskan pada guru dan sekolah agar mereka paham strategi yang bisa digunakan untuk mendampingi anak kita.

3.Membuat pertemuan dengan sekolah baru
Pertemuan dengan guru dan sekolah harus dilakukan sebelum sekolah mulai, misalkan 1 term/semester/caturwulan sebelum anak masuk sekolah. Agar cukup waktu untuk guru, anak dan orang tua mempersiapkan transisi. Berikut hal yang dapat dilakukan  orang tua dalam pertemuan:
-Foto guru dan lingkungan sekolah
-Bangun kerjasama yang baik dengan guru dan sekolah
-Berbagi informasi planning matrix dengan sekolah dan guru.
-Bicara dengan koordinator guru atau siapapun yang akan membantu anak kelak.
-Setelah pertemuan awal ini, lakukan pertemuan follow up, sebelum masuk sekolah, dan juga setelah anak masuk sekolah.
-Dalam pertemuan follow up, sampaikan apakah telah terjadi perubahan pada anak.

4.Ciptakan tangga bertahap (step ladder)
Cara merumuskan strategi transisi adalah merumuskan tangga tahapan (step ladder). Orang tua bertemu dengan guru serta anak untuk menyusun 10 langkah yang harus dilakukan di hari-hari pertama di sekolah. Langkah-langkah disusun yang bisa dilakukan anak dan tidak sulit dilakukan, agar anak bisa berhasil. Pastikan, setelah berhasil melakukan satu langkah, segera berikan reward pada anak untuk memperkuat perilaku adaptifnya. Misalkan: langkah satu, anak jalan dengan orang tua hingga ke depan pintu sekolah  setelah berhasil diberikan 5 menit break (reward). Lalu lanjut ke langkah berikutnya.

5.Siapkan kunjungan ke sekolah
Salah satu persiapan, anak datang ke sekolah sebelum tahun ajaran dimulai. Hal ini sangat membantu anak memahami secara visual tentang sekolahnya. Untuk mempermudah, bisa menggunakan peta/denah sekolah. Hal-hal yang bisa dilakukan pada saat kunjungan:
-Mungkin juga bisa melakukan role play, agar anak paham apa yang harus dilakukan di tempat-tempa tertentu di sekolah.
-Foto kelas, dan bagian sekolah lainnya. Foto-foto ini bisa digunakan untuk menyusun jadwal visual. Orang tua akan menjelaskan masing-masing foto pada anak. Misalkan: ini kelas -- kamu tiap hari ke sini, dan belajar. Ini kantin, kamu akan ke sini untuk makan dan berteman dengan cara mengajak bicara teman.
-Bantu anak juga untuk berlatih kemampuan sosialnya.
-Jika bisa kunjungan dilakukan dengan melihat kondisi sekolah ketika kosong, dan juga ketika ramai. Supaya anak siap dengan kondisi nyata tapi juga bisa belajar.

6.Membangun sistem komunikasi
Orang tua adalah partner kerja guru dalam mendampingi anak. Maka orang tua dan guru perlu bersepakat tentang cara berkomunikasi yang efektif, agar orang tua bisa menyampaikan informasi ke guru/sekolah, dan guru/sekolah bisa berkomunikasi cepat dan efektif ke orang tua. Bisa disepakati apakah akan menggunakan media whatsapp, atau email, atau buku komunikasi harian, atau aplikasi, atau pertemuan berkala.

7.Menentukan "rencana keamanan" (safety plan)
Orang tua dan guru perlu menyusun rencana antisipasi jika anak mengalami kesulitan, atau emosi; ketika anak menghadapi hal tidak sesuai rencana. Jika anak dengan ASD kewalahan dengan stimulus, dan tidak bisa mengelola emosi, susun strategi apa yang bisa dilakukan guru. Misalkan: guru diajari bahwa anak akan butuh break, maka anak akan dipersilakan ke kantor guru, diberikan break time ke ruang sumber, atau diberikan waktu ke toilet. Bantu guru agar bisa membantu anak bisa mengelola emosinya.

Usahakan membuat beberapa rencana safety plan. Misalkan: jika kamu mengalami sesuatu yang tidak enak, kamu ke kantor di depan sekolah, jika tidak ada guru maka kamu ke kantor guru.

8.Buat rencana untuk minggu pertama
Orang tua dan guru bekerjasama untuk membuat rencana minggu pertama. Tujuannya harus realistis buat anak -- mampu dicapai anak, misalkan: anak paham lingkungan sekolah. Usahakan jangan membuat tuntutan akademik tinggi di minggu pertama
-Isi rencana perlu detail, siapa, dimana, kapan, apa yang dilakukan, dan mengapa dilakukan.
-safety plan diintegrasikan dalam rencana minggu pertama.
-usahakan datang lebih awal setiap hari, agar anak tidak cemas dan punya waktu cukup menyesuaikan diri.
-Bangun harapan dan batasan yang bisa diharapkan di minggu pertama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun