Mohon tunggu...
Margaretha
Margaretha Mohon Tunggu... Dosen - A passionate learner - Ad Astra Abyssoque.

Margaretha. Pengajar, Peneliti, serta Konselor Anak dan Remaja di Fakultas Psikologi Universitas Airlangga. Saat ini tengah menempuh studi lanjut di Departemen Pediatri, the University of Melbourne dan terlibat dalam the Centre of Research Excellence in Global Adolecent Health.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mendampingi ABK Autisme Transisi ke SMU

6 Juni 2020   22:00 Diperbarui: 6 Juni 2020   22:23 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

III.Memahami tantangan dan hambatan yang dapat dialami anak
Kemampuan kendali diri
Dalam lingkungan baru siswa dengan autisme dapat mengalami kesulitan mengelola diri:
-Sulit mengelola emosi.
-Mengalami sulit memahami dan terlibat atau fokus pada tugas baru.
-Sulit mengendalikan repetitive behavior maka mereka banyak meminta bantuan dari guru, dan juga sering bertanya.
-Meningkatnya repetitive behavior karena anak cemas/emosional/kelelahan/kewalahan.
Perlu dipahami kemampuan kendali diri ini akan membutuhkan waktu untuk berkembang dan bisa dimiliki anak. Kita tidak bisa menuntut anak langsung bisa, atau bisa seperti anak lain. Pahami dimana kemampuan anak dalam mengelola dirinya, berikan kesempatan berlatih untuk memperkuat keahlian ini. Berikan alat bantu juga jika dibutuhkan.

Komunikasi
Dalam lingkungan baru siswa dengan autisme dapat mengalami kesulitan komunikasi:
-Hambatan untuk berkomunikasi dengan orang lain
-Kesulitan untuk meminta bantuan
-Tidak yakin/paham informasi dalam komunikasi non-verbal, misalkan: slang, istilah, umpatan yang dipakai dalam komunikasi sosial, perumpamaan, simbol, dan lainnya.
Kecemasan yang biasanya lebih tinggi di masa awal transisi, bisa mempengaruhi kemampuan komunikasi anak, sehingga ia jadi tambah sulit berkomunikasi. Terlebih, anak akan lebih sulit memahami komunikasi non-verbal.
Maka, anak perlu kita ajari cara memahami komunikasi non-verbal, misalkan cara melihat gesture, mimik guru, jika guru melakukan hal ini artinya apa, lalu ajari apa yang anak harus lakukan jika melihat gurunya berperilaku demikian. Agar anak bisa mengidentidikasi dan memahami body language.

Kemampuan sosial
Dalam lingkungan baru siswa ASD dapat mengalami kesulitan bersosialisasi:

-Kesulitan memahami tanda-tanda sosial (social cues)
-Hambatan berteman atau tetap berteman
-Butuh waktu untuk menghadapi perubahan dan selalu menyesuaikan diri
-Bingung/tidak paham atas aturan sosial implisit

Sebelum sekolah, bantu anak untuk belajar cara-cara menyelesaikan tantangan  sosial ini. Namun perlu dipahami, berinteraksi sosial adalah gejala klinis atau kesulitan anak yang utama. Kita perlu mendampingi sejauh kemampuan anak, jangan terlalu dipaksakan.

Aturan sosial implisit
Dalam interaksi sosial, ada banyak aturan sosial yang tidak tertulis. Hal ini menjadi tantangan besar buat anak dengan ASD, yang memiliki kelemahan dalam kapasitas theory of mind, sehingga sulit memahami pikiran orang lain dan aturan sosial implisit. Oleh karena itu,anak dengan ASD dapat kesulitan dalam aktivitas sosial, misalkan:

-Bingung menentukan, kapan menyesuaikan diri, dan kapan harus menjadi pribadi sendiri.
-Memahami dan mengikuti aturan tempat duduk
-Apa yang harus dilakukannya atau perilaku yang diharapkan ketika reses/waktu istirahat
-Apa dan bagaimana merespon ajakan untuk terlibat dalam kelompk
-Bagaimana menghargai area pribadi (personal space) seseorang
-Perubahan dinamika sosial (social dynamic) pertemanan masa remaja
-Menggunakan kata slang dan menyumpah, yang sering dilakukan remaja dengan temannya
-Fleksibilitas dengan aturan (misalkan: kapan menggunakan kalkulator di pelajaran matematika)

Cerita dari Temple Grandin tentang aturan sosial
Temple Grandin, adalah seorang ilmuwan dalam bidang kedokteran hewan di dunia, juga seorang dengan ASD. 

Dia bercerita, bahwa dalam masa kecil dan remajanya ia mengalami kesulitan memahami aturan sosial implisit, "Orang lain sepertinya sudah tahu dan mudah paham, tapi saya sulit melihat dan memahaminya. Saya juga heran mengapa anak lain bisa melanggar aturan, padahal aturan seharusnya dipatuhi."

Apa tantangan transisi ke SMU bagi anak dengan ASD?
-Mengerjakan tugas dan megumpulkan tugas
-Berteman dengan orang baru
-Pindah kelas dari satu mata pelajaran ke matpel lain
-Ada hirarki di sekolah yang baru dan harus dipahami bagaimana bersosialisasi dengan orang dari level yang berbeda, misalkan: hormat pada guru

Orang tua perlu bekerjasama dengan guru, terapis anak untuk mengembangkan strategi-strategi yang mempersiapkan anak untuk menghadapi tantangan transisi tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun