PFA akan membuat orang-orang menjadi lebih tangguh atau resilien dalam menghadapi bencana/krisisnya. PFA dapat digunakan setelah peristiwa krisis atau traumatis, seperti: bencana alam/akibat manusia, situasi kedaruratan, atau krisis hidup pribadi.
PFA bertujuan membantu pemenuhan kebutuhan dasar dan mengurangi stress serta tekanan psikologis yang dialami manusia dalam situasi bencana dengan cara melayani secara penuh kepedulian dan tulus.
PFA juga memberikan psikoedukasi tentang bagaimana mengelola reaksi stress dalam situasi bencana. Hal-hal ini akan mengembangkan perasaan berdaya pada pengungsi, dan pada kelanjutannya dapat mendukung berkembangnya kemampuan pengelolaan krisis pada orang terdampak bencana.
PFA versi WHO adalah serangkaian respon manusiawi dan supportif pada manusia yang sedang menderita atau memerlukan bantuan dan pertolongan. Beberapa diantaranya adalah:
- Memberikan perawatan dan dukungan yang praktis, namun tidak menginterupsi
- Mencanangkan kebutuhan dan hal-hal yang harus diperhatikanÂ
- Membantu orang-orang untuk mendapatkan akses terhadap kebutuhan-kebutuhan dasar (contohnya, makanan dan minuman, informasi)
- Menjadi pendengar, namun tidak memaksa mereka untuk berbicaraÂ
- Menghibur orang-orang dan membantu mereka merasa tenang
- Membantu orang-orang untuk terhubung pada penyedia informasi, layanan-layanan lain, dan sosial
- Melindungi orang-orang dari bahaya yang lebih lanjut
Berdasarkan berbagai penelitian, PFA terbukti membantu pemulihan manusia pasca bencana/krisis/trauma dan efeknya bisa dirasakan hingga jangka panjang. Hal ini dapat terjadi karena, manusia terdampak bencana akan dibantu untuk mencapai:
- Perasaan aman, terhubung dengan yang lainnya, tenang, dan penuh harapan.
- Memiliki akses untuk bantuan sosial, fisik, dan emosional.
- Perasaan mampu untuk membantu dirinya sendiri, sebagai individu maupun sebagai komunitas.
Dengan tercapainya ketiga hal tersebut, diharapkan agar manusia dapat membangun diri dan hidupnya kembali pasca bencana/krisis/trauma yang dialaminya secara alamiah.
Penting juga dipahami bahwa PFA bukanlah usaha untuk pemulihan gangguan psikologis/mental, oleh karena itu PFA tidak menanyakan kepada orang terdampak bencana/krisis tentang penyebab luka psikologisnya. PFA tidak menganalisa apa masalah yang telah terjadi atau meminta detail kejadian yang menyebabkan kondisi yang tidak mengenakkan (PFA is not psychological debriefing).Â
Relawan PFA akan menjadi pendengar untuk orang-orang, dan tidak akan melakukan pemaksaan agar orang-orang mau menceritakan perasaan dan reaksi mereka terhadap suatu kejadian.
Siapa yang melakukan PFA?Â
PFA perlu diberikan oleh relawan yang telah terlatih untuk memberikan bantuan psikososial secara tepat. Relawan perlu dibekali keterampilan PFA melalui pelatihan dan pengembangan keterampilan memberikan bantuan psikososial.Â