Mohon tunggu...
Margaretha
Margaretha Mohon Tunggu... Dosen - A passionate learner - Ad Astra Abyssoque.

Margaretha. Pengajar, Peneliti, serta Konselor Anak dan Remaja di Fakultas Psikologi Universitas Airlangga. Saat ini tengah menempuh studi lanjut di Departemen Pediatri, the University of Melbourne dan terlibat dalam the Centre of Research Excellence in Global Adolecent Health.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Kecanduan dan Relasi Sosial

2 Mei 2020   14:16 Diperbarui: 4 Mei 2020   21:52 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, penekanan intervensi psikis berikutnya atas persoalan kecanduan perlu dititikberatkan pada pengembangan relasi sosial pecandu di lingkungannya. 

Penanganan kecanduan bukan hanya dengan penolakan, namun kita perlu membantu pecandu untuk memulihkan relasi sosialnya dalam lingkungan hidupnya sehari-hari.

Sekitar 15 tahun yang lalu, negara Portugis menyadari 1% penduduknya mengalami kecanduan. Mereka menyadari bahwa kriminalisasi dan pemenjaraan kecanduan tidak menyelesaikan masalah sama sekali. Lalu mereka memutuskan untuk melakukan perubahan dalam penanganan persoalan narkoba.

Dana besar yang biasanya digunakan untuk menangkap dan memenjarakan pecandu, akhirnya digunakan untuk membangun berbagai program rehabilitasi yang meningkatkan koneksi pecandu dengan lingkungan sosialnya.

Pecandu diberikan kesempatan untuk mendapatkan rumah, pekerjaan, serta dibimbing untuk mencapai makna dan tujuan dalam hidup.

Klinik rehabilitasi kecanduan dibuat menjadi tempat yang hangat dan penuh penerimaan untuk menjalin relasi sosial yang sehat, dimana pecandu diberikan kesempatan untuk mengenali dan akrab dengan dirinya sendiri.

Lalu, pecandu dapat mengganti kekosongan yang selama ini dipenuhi dengan kecanduan zat/non-zat dengan koneksi nyata, relasi sosial dengan orang-orang lain di sekitarnya. 

Mengapa menerima dan berelasi dengan pecandu? 

Dalam masa modern ini, manusia hidup dengan mudah terasing dari satu dengan yang lain. Hal ini membuat manusia modern menjadi lebih rentan membentuk keterikatan dengan benda (zat) atau aktivitas. Mungkin inilah yang menyebabkan peningkatan statistik perilaku kecanduan, baik zat dan non-zat, sebagai bentuk keterikatan.

Sepertinya, kita akan lebih sering menghadapi fenomena "kecanduan" dalam hidup bermasyarakat. Memahami dan menerima apalagi menyayangi pecandu memang tidak mudah. Kebohongan dan masalah biasanya akan menyertai hubungan kita dengan pecandu. Namun, perlu dipahami, jika kita terus mengungkapkan perang terhadap pecandu, mungkin akhirnya kita tidak akan pernah menyelamatkan mereka.

Sebaliknya, jika kita mulai melakukan pendekatan berbeda, yaitu: menerima dan menyayangi mereka, lalu memberikan mereka kesempatan untuk membangun relasi sosial; mungkin akan ada harapan bagi mereka untuk pulih, mungkin masih ada harapan bagi kita untuk mendapatkan mereka kembali dalam masyarakat. Karena lawan dari kecanduan adalah relasi sosial (Johann Hari, 2015). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun