Mohon tunggu...
Mareta Aisyah
Mareta Aisyah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa S1 Farmasi Universitas Airlangga.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Krisis Moral Seks Bebas di Kalangan Remaja

30 Mei 2022   18:40 Diperbarui: 22 Juni 2022   19:06 908
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi setiap remaja akan merasakan munculnya rasa seksualitas akan bingung dan membuat resah. Dorongan seks tumbuh dengan sendirinya, seiring dengan perkembangan fisik dan psikologis. Perkembangan organ seksual pada masa remaja dipengaruhi hormon seks pada tubuh. 

Meningkatnya gejolak seksual yang dialami remaja biasanya mereka salurkan atau penuhi dengan melakukan masturbasi. Walaupun begitu, aktivitas tersebut tidak menghentikan pergaulan seks bebas. 

Faktor penyebab seks bebas muncul tidak hanya muncul dari diri sendiri melainkan juga dari cara/pola asuh orang tua. Dalam penelitian (Suparni, 2015) menyebutkan pola asuh orang tua juga berdampak pada perilaku seks bebas. Semakin tinggi pola asuh primisif maka semakin tinggi perilaku seks bebas di kalngan remaja yang dilakukan. 

Hal ini dikarenakan orang tua yang primisif tidak terlalu memperhatikan anaknya sehingga anak pun merasa bebas dalam bergaul dan mudah terjerumus pergaulan seks bebas.

Faktor pendorong lainnya sehingga menyebabkan seorang remaja melakukan seks bebas adalah pemaparan internet yang bebas. Menurut (Damanik, 2012), peran internet dijadikan kebutuhan informasi utama apabila tidak memperoleh informasi pada zaman sekarang. Mudahnya salah satu fasilitas internet terakses adalah pornografi. Kehadiran situs tersebut mendorong nafsu remaja untuk melakukan hal yang tidak senonoh. 

Satu lagi yang tidak terlepas dari penyebab terjadinya seks bebas yaitu yaitu teman dan lingkungan tempat tinggal. Pertemanan pasti berdampak juga pada seseorang di dalamnya. Pergaulan tergantung dari siapa teman kita tersebut, bagaimana sifatnya, dan bagaimana perilakunya.

Berdasarkan hasil penelitian (Damanik, 2012) yang dilakukan menunjukkan bahwa sebagian besar tekanan teman sebaya dalam kategori kuat (59,5%), selebihnya kategori lemah (40,5%). 

Responden yang menyatakan konformitas dalam teman sebaya lemah sebagian besar perilaku seks bebas dalam kategori ringan yaitu 13 orang (86,7%), sedangkan responden yang menyatakan konformitas dalam teman sebaya kuat sebagian besar perilaku seks dalam kategori berat yaitu 19 orang (86,4%).

Selain itu, faktor yang juga berpotensi menyebabkan tindakan seks bebas adalah fenomena pacaran yang marak di kalangan remaja. Fenomena pacaran di kalangan remaja kini sudah sangat mengakar. Fenomena ini dipengaruhi oleh faktor ikut-ikutan dan kematangan usia yang tidak dibarengi oleh kematangan psikologisnya. 

Remaja sering mengukur cinta seseorang jika ia mau memberikan jiwa dan raganya untuk pasangan yang belum sah. Hasil penelitian (Setiawan et al., n.d.) menunjukan adanya hubungan positif antara pacaran dengan perilaku seksual pranikah (Cc = 0,433). Menyatakan bahwa pacaran yang dilakukan remaja akan semakin mengarah hubungan seks bebas. Remaja yang berpacaran mempunyai peluang yang cukup tinggi terhadap aktivitas seks bebas.

Dampak seks bebas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun