Ketika kemudian ia terduduk di kursinya, Baroto mendengar sebuah bisikan. "Jangan selesaikan sketsaku, Mas. Seperti cinta kita yang belum benar-benar rampung."
Bisikan itu terasa begitu jelas. Membuat Baroto celingukan mencari sumber suara. Namun ia tak menemukan siapa-siapa. Ia tak mendapatkan apa-apa, kecuali jajaran lukisan-lukisan yang sudah diselesaikannya dan menunggu pameran berikutnya. Juga sketsa-sketsa lain yang juga belum dirampungkannya.
 "Aku akan membiarkan sketsamu apa adanya," suara Baroto lirih.*
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!