Sampai akhirnya, Sardan menyapu semua gelar. Benar-benar di luar dugaannya. Batu akik badar lumut milik Sardan dianggap paling istimewa karena di dalamnya nampak seperti sebuah gambar pintu istana antah berantah yang ditumbuhi lumut namun begitu terang.
Bacan doko dan palamea milik Sardan juga mengalahkan semua pesaingnya. Penonton dan pemburu batu akik terheran-heran dengan kehijauan doko milik Sardan. Warna hijaunya begitu bening namun begitu disorot dengan lampu senter, seperti ada warna putih yang melintas di dalamnya.
“Dari mana Pak Sardan dapet ni batu?” tanya Marsudi, ketua juri lomba yang seperti enggan melepaskan batu bacan doko di tangannya.
“Panjang ceritanya, Pak,” kata Sardan dengan wajah ceria.
“Mau dilepas berapa ini?” Marsudi kembali bertanya.
Sardan melirik istrinya.
“Tiga ratus bolehlah...”
“Tiga ratus ribu?”
“Juta...”
“Apa?”
Seiring dengan pertanyaan itu, sejumlah penonton mengacungkan tangan. “Saya ambil...saya ambil...saya ambil...” terdengar suara gaduh.